Putranya Menimba Ilmu di Pesantren Gontor, Tubuh Soimah Lunglai Dengar Ucapan Pria di Balik Telepon
Soimah pun curhat sambil menangis saat mengadu ke Hotman Paris Hutapea saat pengacara kondang tersebut datang ke Palembang.
Penulis: Damanhuri | Editor: Soewidia Henaldi
Penjelasan Polisi
Sementara itu, Kapolres Ponorogo AKBP Catur Wahyu Wibowo mengungkapkan, korban kasus penganiayaan santri di Ponpes Gontor berjumlah tiga orang.
Satu orang telah meninggal dan dua masih dirawat.
Polisi sudah mengantongi identitas terduga pelaku penganiayaan santri.
Namun identitasnya belum bisa disampaikan karena polisi masih memeriksa saksi-saksi.
“Terduga pelaku dari kalangan dari santri juga. Untuk terduga pelaku nanti kita sampaikan lagi karena ini masih dalam proses penyidikan,” tutur Catur, Senin (5/9/2022).
Baca juga: Kisah Sukses Alumni Pesantren dan Hafidz Quran Masuk IPDN, Bangun Pagi Tak Letih Mengejar Impian
Catur menambahkan, pemeriksaan saksi-saksi dilakukan setelah Pondok Gontor resmi melaporkan kasus itu ke Polres Ponorogo.
Sudah ada tujuh saksi yang diperiksa, yaitu santri berinisial RM dan N, serta lima saksi yang terdiri dua dokter dan tiga ustad.
Minta Maaf
Disisi lain, pihak Ponpes Gontor melalui Juru bicaranya Noor Syahid, menyampaikan permohonan maaf sekaligus menyatakan dukacita atas wafatnya AM.
“Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum. Dan sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari,” kata Noor Syahid, lewat keteranga tertulis.
Ponpes Gontor juga meminta maaf kepada orangtua dan keluarga korban bila dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan terbuka.
Noor menjelaskan, berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, pihaknya menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan AM meninggal.

Menyikapi hal itu, pihak ponpes langsung bertindak dengan menindak atau menghukum mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut.