Polisi Tembak Polisi

Mengulik Dugaan Putri Candrawathi Tembak Brigadir J, Istri Sambo Sempat Bilang Ini Sebelum ke TKP

Terlepas dari dugaan peran Putri Candrawathi dalam kematian Brigadir J, tersangka lainnya yakni Bripka RR turut mengurai kesaksian mengejutkan.

Penulis: khairunnisa | Editor: Soewidia Henaldi
Kompas.com/Kristianto Purnomo
Komnas HAM mengurai kemungkinan Putri Candrawathi ikut menembak Brigadir J selain Bharada E dan Ferdy Sambo. Terkait hal tersebut, Bripka RR mengurai ucapan Putri Candrawathi sebelum Brigadir J dieksekusi di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik kembali mengurai dugaan mengejutkan terkait kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat ( Brigadir J).

Berdasarkan hasil analisa dan penyidikan tim Komnas HAM, diduga kuat bahwa jumlah penembak Brigadir J lebih dari dua orang.

Selain Bharada E dan Ferdy Sambo, ada satu lagi penembak Brigadir J yang hingga kini masih bungkam menurut Komnas HAM.

Analisa tak terduga itu disampaikan Ahmad Taufan Damanik saat diwawancarai Rosiana Silalahi dalam tayangan Kompas TV, Jumat (9/9/2022).

Baca juga: Diskakmat Rosi, Ketua Komnas HAM Jawab Tudingan Jadi Pembela Ferdy Sambo Gara-gara Bahas Pelecehan

"Kami menemukan bukti-bukti dari autopsi maupun autopsi ulang, maupun uji balistik, bahwa jenis pelurunya bukan satu. Karena itu tidak mungkin dari senjata yang satu, lebih dari satu senjata," ungkap Ahmad Taufan Damanik dikutip TribunnewsBogor.com.

"Lebih dari dua senjata ?" tanya Rosi.

"Bisa jadi. Makanya saya munculkan juga misalnya kemungkinan ada pihak ketiga. Saya ingin penyidik mendalami kemungkinan ada pihak ketiga yang melakukan itu," pungkas Ahmad Taufan Damanik.

Kendati belum bisa memastikan siapa penembak ketiga Brigadir J, Ahmad Taufan Damanik tak ragu mengurai dugaannya.

Diakui Ahmad Taufan Damanik, ada kemungkinan bahwa Putri Candrawathi ikut menembak Brigadir J di Duren Tiga pada 8 Juli 2022.

Tersangka Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022). Tim Khusus (Timsus) Polri menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Tersangka Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022). Tim Khusus (Timsus) Polri menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat. (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

"Kuat dugaan ada penembak ketiga ?" tanya Rosi.

"Iya. Dan saya belum bisa memastikan siapa ya. Tapi artinya, pasti salah satu dari yang ada di situ," imbuh Ahmad Taufan Damanik.

"Termasuk ibu Putri ?" tanya Rosi.

"Iya," ucap Ahmad Taufan Damanik.

Baca juga: Terkuak Aib Ferdy Sambo, Bharada E Kuliti Dosa Suami Putri Candrawathi Saat Bertemu Kapolri

Bukan hanya istri Ferdy Sambo, diduga Komnas HAM, ada satu sosok lagi yang memungkinkan ikut menembak Brigadir J.

Dia adalah Kuat Maruf.

"Jadi anda (mengatakan) bahwa terbuka peluang ibu Putri ikut nembak ?" tanya Rosi.

"Iya terbuka peluang, bisa juga Kuat, kan ada di situ. Alat bukti itu penting," kata Ahmad Taufan Damanik.

Lebih lanjut, Ahmad Taufan Damanik mengaku belum yakin terkait rekonstruksi peristiwa penembakan Brigadir J yang diurai Polri.

Sebab menurut Ahmad Taufan Damanik, perlu adanya barang bukti yang kuat guna menyelidiki kasus kematian perwira asal Jambi itu.

Komnas HAM mengurai kemungkinan Putri Candrawathi ikut menembak Brigadir J selain Bharada E dan Ferdy Sambo. Terkait hal tersebut, Bripka RR mengurai ucapan Putri Candrawathi sebelum Brigadir J dieksekusi di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022
Komnas HAM mengurai kemungkinan Putri Candrawathi ikut menembak Brigadir J selain Bharada E dan Ferdy Sambo. Terkait hal tersebut, Bripka RR mengurai ucapan Putri Candrawathi sebelum Brigadir J dieksekusi di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022 (Kompas.com/Kristianto Purnomo)

"Saya katakan berkali-kali, saya belum begitu meyakini konstruksi peristiwa yang dibuat oleh penyidik sekarang karena masih sangat bergantung pada keterangan demi keterangan. Mestinya didukung oleh alat bukti lain," ujar Ahmad Taufan Damanik.

"Pak Taufan mengatakan bahwa (Penembak Brigadir J) tidak mungkin cuma satu ?" tanya Rosi sekali lagi.

"Pasti tidak satu," tegas Ahmad Taufan Damanik.

"Richard juga mengatakan Sambo menembak. Anda mengatakan bisa lebih dari dua penembak. Dan dalam hal ini anda mengatakan bisa ibu Putri ?" tanya Rosi.

"Saya enggak mengatakan begitu, karena ada orang lain di situ. Kita dorong penyidik untuk mendalami, jangan terbatas keterangan semata-mata," ungkap Ahmad Taufan Damanik.

Baca juga: Analisa Mengejutkan Komnas HAM soal Dugaan Penembak Brigadir J 3 Orang, Sosok Ini Paling Dicurigai

Uraian yang disampaikan Ahmad Taufan Damanik itu nyatanya berbeda dari rekonstruksi yang dijalani penyidik Polri beberapa waktu lalu kepada lima tersangka.

Yakni Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada E, Bripka RR, dan Kuat Maruf.

Sebab dalam rekonstruksi yang dilakukan para tersangka, tidak diperlihatkan adegan Putri Candrawathi ada di ruang tamu tempat Brigadir J dihabisi nyawanya.

Berdasarkan video animasi yang dibuat Polri, Putri Candrawathi diduga ada di kamar lantai atas saat peristiwa penembakan Brigadir J berlangsung.

Putri Candrawathi pun kembali dijemput untuk kembali ke rumahnya di Jalan Saguling III oleh Ferdy Sambo usai Brigadir J tewas.

Ajakan Putri Candrawathi Sebelum Peristiwa

Terlepas dari dugaan peran Putri Candrawathi dalam kematian Brigadir J, tersangka lainnya turut mengurai kesaksian mengejutkan.

Salah satu tersangka kasus pembunuhan Brigadir J yakni Bripka RR mengungkap peristiwa sebelum Brigadir J dihabisi.

Sempat jadi sosok yang diminta Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J, Bripka RR kala itu langsung menolaknya.

Baca juga: 8 Jam Disidang Etik, Peran AKBP Pujiyarto di Kasus Brigadir J Terkuak, Ada Kaitan dengan Istri Sambo

"Waktu dipanggil oleh Pak Sambo di Saguling, (Bripka RR ditanya) 'kamu mengetahui enggak kejadian di Magelang ? Ibu dilecehkan Yosua'. Kondisi Sambo menurut RR itu menangis dan terguncang. Langsung diminta oleh FS 'kamu berani enggak nembak Yosua ?'. (kata Bripka RR) 'saya enggak berani, enggak kuat mental'. Kemudian dipanggil Richard ( Bharada E)," ungkap Erman Umar, pengacara Brigadir J dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan iNews, Sabtu (10/9/2022).

Usai disuruh Ferdy Sambo itu, hati dan pikiran Bripka RR bergejolak.

Ia masih bertanya-tanya apa penyebab Ferdy Sambo ingin membunuh Brigadir J.

"Kepikir sama RR, apa benar kejadian ini ? apakah benar-benar (Brigadir J) mau ditembak ? apakah tidak mau diklarifikasi dulu terhadap Yosua ?" kata Erman Umar.

Belum terjawab rasa penasaran Bripka RR, ia dikejutkan dengan kedatangan Putri Candrawathi ke halaman.

Di momen itu, Putri Candrawathi langsung mengajak Bripka RR, Kuat Maruf dan Brigadir J untuk pergi ke rumah dinas Duren Tiga.

Saat itu Putri Candrawathi mengajak semua ajudan suaminya itu untuk isolasi di rumah dinas usai pulang dari Magelang.

Baca juga: Kesaksian Bripka RR Belum Membuat Terang Kasus Brigadir J, Ketua IPW Curiga : Kuncinya di Ibu Putri

"Tidak berapa lama, muncul ibu (Putri Candrawathi) menyatakan 'ayo kita pergi ke rumah Duren Tiga untuk isolasi'," ujar Erman Umar seraya menirukan Putri Candrawathi.

"(Sebelumnya) Mereka di Saguling melakukan antigen. Walaupun sebenarnya RR dan Kuat Maruf dia tidak ikut melakukan PCR karena dia akan kembali ke Magelang. Karena tugas dia ditugaskan khusus untuk menjaga anak dari FS, dua orang di SMA Taruna, satu kelas satu, satu kelas tiga," sambungnya.

Pergi menggunakan satu mobil, Putri Candrawathi duduk di bagian tengah mobil, sementara Bripka RR yang jadi sopir dengan Brigadir J mendampingi di sampingnya.

Tiba di rumah dinas, Brigadir J pun digiring masuk lalu kemudian dieksekusi Bharada E atas perintah penuh Ferdy Sambo.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved