Cerita Komar Sulap Sampah Plastik Jadi BBM, Andalkan Uang Saku Tak Membuatnya Putus Asa
Komar termotivasi dari kehidupan masa mudanya yang terbilang kelam, yang kerap kali membuang sampah plastik disekitaran lingkungannya.
Penulis: Reynaldi Andrian Pamungkas | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Reynaldi Andrian Pamungkas
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, TANAH SAREAL - Siapa sangka sampah plastik yang kerap kali dipandang sebelah mata oleh sejumlah masyarakat, ternyata dapat diolah menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat.
Bahkan, manfaatnya ini bila terus berkembang dan diperhatikan oleh pihak Pemerintah, dapat menjadi kebutuhan sehari-hari untuk semua masyarakat di Indonesia bahkan dunia.
Komar, yang merupakan pemilik dari Yayasan Rumah Literasi Hijau yang berada di Pulau Pramuka di kawasan Pulau Seribu, Jakarta, dapat mengolah sampah plastik menjadi BBM jenis Solar menggunakan mesin pirolisis dari Get Plastic Foundation.
Mulanya, Komar termotivasi dari kehidupan masa mudanya yang terbilang kelam, yang kerap kali membuang sampah plastik disekitaran lingkungannya.
Dari hal itu, Komar yang merupakan lulusan dari BSI dengan jurusan Manajemen ini, memutuskan untuk memperbaiki hidupnya, yang di mana ia mengabdikan dirinya untuk lingkungannya agar lebih baik dan bermanfaat.
Beberapa tahun lalu, iapun bertemu dengan beberapa temannya yang juga sebagai penggiat lingkungan, untuk belajar dalam pemanfaatan limbah plastik agar lebih berguna.
"Waktu itu saya belajar selama dua minggu untuk mengerti dalam pengolahan sampah plastik ini hingga dapat dimanfaatkan menjadi BBM Solar," ucapnya kepada TribunnewsBogor.com, di Kantor Tribun Bogor, Sabtu (1/10/2022).
Mengubah sampah plastik menjadi sebuah Solar ini sudah dilakukannya sejak tahun 2019 silam.
Dari sampah-sampah plastik yang dikumpulkannya ini, ternyata banyak didapat dari sampah yang terbawa hanyut di tengah lautan hingga ke Pulau Pramuka.
Bahkan, tidak banyak orang yang masih peduli dan menyumbangkan sampah plastik rumahnya untuk dikirimkan kepadanya di Pulau Pramuka.
Dari hasil olahannya menjadi Solar ini ternyata masih juga dipandang sebelah mata oleh sejumlah masyarakat sekitar.
Komar mengatakan bahwa terkadang Solar yang dibuatnya ini diberikan secara cuma-cuma kepada para nelayan yang berada di wilayahnya.
"Banyaknya mereka menolak, tapi ada yang udah uji coba juga di perahu nelayan itu, padahal udah dikasih gratis," ucapnya.
Menurutnya, untuk satu kilogram plastik jenis Pete itu mampu membuat Solar sebanyak satu liter.
