Insiden Arema vs Persebaya
Pilunya Bocah 11 Tahun Jadi Yatim Piatu Usai Tragedi Kanjuruhan, Korban Trauma Orangtuanya Terinjak
Peristiwa tragis yang menimpa keluarga kecil tersebut bermula saat M Yulianton dan Devi Ratna S berangkat ke Stadion Kanjuruhan Malang
Doni pun mengaku kaget mendengar MA mengatakan bahwa kakak dan iparnya masih berada di dalam stadion.
Ia mengaku berlari dan mencoba masuk ke stadion, tapi gagal.
Akhirnya, setelah beberapa saat ia melihat kakak iparnya digotong orang-orang melewati pintu keluar.
Baca juga: Timnas Indonesia U-17 Berjuang di Bogor, Bima Sakti Butuh Dukungan Suporter
"Setelah itu ada yang menggotong perempuan, saya lihat celananya seperti mbak ipar saya, ternyata benar," kata dia.
"Saya nggak bisa memastikan masih hidup atau tidak," imbuhnya.
Setelah menemukan kakak iparnya itu, Doni kembali berlari ke pintu stasion dan melihat kakak laki-lakinya digotong.
"Setelah mbak ketemu, saya lari ke pintu lagi. Saya lihat mas saya digotong, lalu diletakkan di samping pintu keluar," kata dia.
Kemudian, korban dipinggirkan keluar stadion dan dibawa ke RS Teja Husada, Kabupaten Malang.
"Jenazah sampai rumah sekitar subuh. Rencananya, dimakamkan di TPU Mergan (Kota Malang) satu liang lahat," kata Doni saat diwawancarai di rumah duka pada Minggu, dikutip Tribun Jatim dari Kompas.com. o
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Bocah 11 Tahun Kehilangan Ayah dan Ibu dalam Tragedi Kanjuruhan, Lihat Orangtua Terinjak-injak