Polisi Tembak Polisi

Datang ke Jambi Jelasin Kronologi, Brigjen Hendra Kurniawan Tak Sopan, Masuk Rumah Tak Lepas Sepatu

Ibu Brigadir J, Rosti Simanjuntak kembali menceritakan tentang tak hormatnya sejumlah polisi yang datang usai anaknya tewas di kediaman Ferdy Sambo.

Penulis: yudistirawanne | Editor: Damanhuri
Tangkapan layar Kompas TV
Ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak saat bercerita mengenai tak sopannya Brigjen Hendra Kurniawan saat bertamu ke Jambi. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Ibu Brigadir J, Rosti Simanjuntak kembali menceritakan tentang tak hormatnya sejumlah polisi yang datang usai anaknya tewas di kediaman Ferdy Sambo.

Diketahui, pada 11 Juli 2022, sejumlah aparat mendatangi rumah almarhum Brigadir J di Jambi.

Rosti Simanjuntak mengatakan, sejumlah aparat itu datang ke rumah untuk memberitahu terkait kronologi yang terjadi.

Pada saat itu, kata Rosti Simanjuntak, Brigjen Hendra Kurniawan yang menyampaikan terkait kronologi kejadian.

Saat datang ke rumah, Rosti Simanjuntak menjelaskan bahwa Brigjen Hendra dan rombongan datang dengan cara tak sopan.

Mereka datang dan masuk ke dalam rumah tanpa melepas alas kaki.

"Walaupun mereka datang dengan tidak sopan, tapi suami saya masih menerima dengan sopan dengan memberikan kursi karena mereka tak mau membuka sepatu dan mereka masuk ke rumah," ucapnya berdasarkan tayangan Rosi Kompas TV, Senin (3/10/2022).

Baca juga: Pakar Telisik Makna Ucapan Putri Candrawathi saat Ditahan, Ada Kemungkinan Membelot dari Ferdy Sambo

Tak hanya itu, Rosti Simanjuntak juga merasa sedih karena Brigjen Hendra Kurniawan seolah menghina rumahnya.

"Mereka menganggap rumah itu tak layak bagi mereka. Tapi itulah rumah kami tempat berteduh selama ini bersama anak-anak," jelasnya.

Rosti Simanjutak berurai air mata saat menceritakan kalimat terakhir Brigadir J sebelum tewas, berbeda dengan Vera Simanjuntak yang tampak sudah mulai tegar atas kepergian kekasihnya meski sesekali mengelap matanya dengan tisu.
Rosti Simanjutak berurai air mata saat menceritakan kalimat terakhir Brigadir J sebelum tewas, berbeda dengan Vera Simanjuntak yang tampak sudah mulai tegar atas kepergian kekasihnya meski sesekali mengelap matanya dengan tisu. (Kompas TV)

Rosti Simanjuntak merasa tak dihargai

Sementara itu, Rosti Simanjuntak sempat merasa kesal dengan suaminya.

Rosti Simanjuntak kesal karena sang suami masih menerima tamu yang tak sopan dengan cara ramah.

"Waktu itu saya merasa kesal juga ke bapaknya. Kenapa kamu hormati orang yang seperti itu? Mereka saja tidak hormat masuk ke dalam rumah ini," jelasnya.

"Tapi bapaknya masih ada rasa kemanusiaan diberikan mereka duduk. Diceritakanlah kronologi ini," tambahnya.

Baca juga: Ferdy Sambo Sudah Bukan Anggota Polri, Putri Candrawathi Nangis Dibalik Baju Oranye: Saya Ikhlas

Kemudian, Rosti Simanjuntak tetap duduk dan mengikuti instruksi suaminya.

Setelah keadaan mulai membaik, Rosti Simanjuntak ikut mendengarkan penjelasan Brigjen Hendra Kurniawan.

"Saya mendengarkan kronologi, mereka mengatakan kronologinya adalah aib," jelasnya.

"Jadi katanya si PC itu berteriak kemudian didengar Bharada E dari atas turun dan bertanya ada apa bang? Tapi almarhum tak mau menjawab," ungkapnya.

Usai mendengar pemaparan Brigjen Hendra Kurniawan, kata Rosti Simanjuntak, sang suami langsung melontarkan pertanyaan.

"Kemudian bapaknya bertanya siapa yang duluan menembak? Almarhum. Jadi tak ada satu pun yang kena? Tidak ada. Jadi ceritanya sampai kesitu," jelasnya.

Tangis ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak pecah tatkala meminta bantuan publik untuk mengawal kasus kematian Yosua oleh Ferdy Sambo Cs
Tangis ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak pecah tatkala meminta bantuan publik untuk mengawal kasus kematian Yosua oleh Ferdy Sambo Cs (Youtube channel Bonapasogit Studio)

Baca juga: FOTO-FOTO Penampakan Putri Candrawathi Pakai Baju Tahanan, Istri Ferdy Sambo Nangis: Titip Anak Saya

Kedatangan Brigjen Hendra Kurniawan

Sebelumnya kedatangan Brigjen Hendra Kurniawan ke Jambi sempat membuat keluarga tegang.

"Mereka langsung membentuk pagar betis, mereka menutupi, jangan ada yang pegang hp dan pokoknya alat komunikasi tidak boleh dipegang," jelasnya.

"Waktu itu masih ada yang menghubungi bapaknya. Ketika itu duduk didekat jendela langsung melihat, mendengar langsung histeris keluarga. Bapaknya langsung berdiri, ada apa ini? Kok bisa seperti itu," sambungnya.

"Mereka bilang, ada Brigjen Hendra Kurniawan berkata kami datang ke sini untuk memberi tahu kronologi kejadian ini. Waktu itu juga ada Kombes Santoso," jelasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved