Insiden Arema FC Vs Persebaya
'Kalian Tak Bisa Sembunyi di Akhirat' Ucap Aremania yang Minta Pelaku Penembak Gas Air Mata Ngaku
Dibentuknya tim investigasi itu guna mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Penulis: yudistirawanne | Editor: Damanhuri
Selain itu, Rudi berharap kasus ini dapat diusut tuntas agar kejadian serupa tak terulang di sepakbola Indonesia.
"Saya minta tolong, saya minta tolong, karena kasihan saudara-saudara saya," ungkapnya.
Banyak botol minuman keras
Sementara itu, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI membeberkan fakta terbaru usai tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Dalam penelusurannya, Komdis PSSI menemukan 42 botol minuman keras di Stadion Kanjuruhan, Malang selepas kericuhan.
Hal itu disampaikan langsung Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing.
Tim investigasi PSSI telah meminta keterangan dari sejumlah pihak, termasuk Aremania, panitia pelaksana (Panpel), dan warga.
Berdasarkan hasil investigasi, Erwin Tobing mengatakan pihaknya menemukan banyak kelalaian dari panpel Arema FC.
Kelalaian ini diduga menjadi penyebab jatuhnya korban meninggal dalam insiden di Stadion Kanjuruhan.
Komdis PSSI menyoroti alasan pintu-pintu stadion tidak dibuka semuanya saat kericuhan meledak.
"Ada banyak kelemahan-kelemahan dari panpel, seperti pintu masuk tidak dibuka, pintu besar juga tidak, lorong masuk ke dalam gelap," kata Erwin Tobing.
Selain itu, PSSI mengungkapkan bahwa panpel Arema FC tidak melakukan penggeledahan secara ketat.
Baca juga: Disebut Lirik Pembawa Maut, Yel-yel Suporter Arema FC Jadi Sorotan Warganet: Serem Banget!
Pasalnya, pihaknya menemukan puluhan botol minuman keras yang diduga dibawa suporter masuk ke stadion.
Miras dinilai sebagai salah satu pemicu tindak kekerasan yang berhubungan dengan terjadinya kericuhan di stadion.
Erwin Tobing menyayangkan benda-benda yang semestinya dilarang dibawa bisa ditemukan dalam jumlah tak sedikit.
