Tragedi Warisan Berdarah: Ayah dan Anak Bunuh Semua Keluarganya, 4 Korban Dicor Dalam Septic Tank

Sebuah tragedi warisan berdarah terjadi di Lampung. Ayah dan anak tega membunuh seluruh keluarganya demi mendapatkan warisan keluarganya.

Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
Tribunlampung.co.id/Deni Saputra
Rekonstruksi pembunuhan sekeluarga di Way Kanan. Pelaku Erwin sempat mencium korban keponakannya Zahra sebelum dmasukkan ke dalam Septic Tank. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Sebuah tragedi warisan berdarah terjadi di Lampung.

Ayah dan anak tega membunuh seluruh keluarganya demi mendapatkan warisan keluarganya.

Peristiwa mengerikan ini terjadi di Desa Marga Jaya, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung.

Pelaku berinisial EW dan DW, warga Way Kanan, Lampung ini diketahui tega membunuh 5 orang anggota keluarganya demi merebut harta warisan.

Kelima jenazah saat ini sudah dilakukan autopsi untuk mengungkap penyebab kematiannya.

Menurut Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad, berdasarkan hasil dari autopsi dokter RS Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung, ditemukan penyebab kematian kelima korban.

Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan kelima korban meninggal akibat kekerasan benda tumpul.

"Luka benda tumpul di bagian kepala hingga menyebabkan kematian," kata Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad, Sabtu (8/10/2022) dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Lampung.

Kapolres Way Kanan AKBP Teddy Rachesna menuturkan, kasus ini berawal saat tersangka E bertengkar dengan korban Wawan (40) yang adalah kakak kandungnya terkait masalah harta warisan.

Pertengkaran itu terjadi pada medio Oktober 2021 di rumah Zainudin (60), orangtua mereka sekitar pukul 01.00 WIB.

“Di rumah, saat itu ada korban Zainudin, Siti Romlah (ibu tiri tersangka E), dan Zahra (anak korban Wawan) sedang tidur,” kata Teddy kepada wartawan usai rekonstruksi, Jumat petang.

Motif Pembunuhan Sekeluarga di Way Kanan - Dua tersangka pembunuhan sekeluarga di Way Kanan dihadirkan dalam ekspose kasus di Polres Way Kanan, Kamis (6/10/2022). Motif pembunuhan sekeluarga ini diduga karena warisan.
Motif Pembunuhan Sekeluarga di Way Kanan - Dua tersangka pembunuhan sekeluarga di Way Kanan dihadirkan dalam ekspose kasus di Polres Way Kanan, Kamis (6/10/2022). Motif pembunuhan sekeluarga ini diduga karena warisan. (Dokumentasi Polres Way Kanan)

Pertengkaran itu lalu menjadi perkelahian, tersangka E memukul kepala Wawan dengan kapak di bagian tumpulnya sebanyak dua kali.

Ketika itu Zainudin dan Siti Romlah terbangun lalu menuju sumber keributan di ruang tengah. “Korban Zainudin juga dipukul dengan kapak sebanyak dua kali,” kata Teddy melansir Kompas.com.

Melihat suaminya terkapar, Siti Romlah berusaha menyelamatkan diri dengan berlari ke dapur.

Tersangka E mengejar lalu menghabisinya dengan cara yang sama.

Sejurus kemudian, tersangka E mematikan lampu lalu menuju kamar korban Zahra.

Di kamar ini, bocah tersebut dibunuh dengan cara dicekik.

Untuk menyembunyikan pembunuhan itu, tersangka E lalu ke bagian belakang rumah dan membuang jasad keempat korban ke dalam septic tank.

Kapak yang digunakan juga dibuang untuk menghilangkan jejak.

Septic tank itu baru dicor dengan semen keesokan hari agar bau tidak tercium.  

Diketahui bahwa E sempat merencanakan pembunuhan terhadap korban Juwanda bersama DW (17) yang merupakan anak E.

Teddy mengatakan, perencanaan itu dilakukan di rumah saksi HE, seorang rekan tersangka E.

“Jadi mereka berdua sudah merencanakan pembunuhan ini, sekitar April 2022 pukul 02.00 WIB,” kata Teddy.

Lokasi pembunuhan sekeluarga di Way Kanan, Lampung. Pembunuh sekeluarga di Way Kanan memakai harta benda korban untuk berfoya-foya.
Lokasi pembunuhan sekeluarga di Way Kanan, Lampung. Pembunuh sekeluarga di Way Kanan memakai harta benda korban untuk berfoya-foya. (Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)

Pada saat itu, Juwanda baru pulang dari perantauan dan tidur seorang diri di rumah korban Zainudin.

Teddy menyebutkan, Juwanda tidak mengetahui bahwa Zainudin dan tiga korban lain sudah dibunuh.

“Saat korban Juwanda sedang tidur, tersangka E memukul leher korban dengan besi panjang sebanyak 2 kali,” kata Teddy. Usai dipukul, Juwanda masih dalam keadaan bernyawa diikat.

Tersangka Mulanya Juwanda juga hendak dimasukkan ke dalam septic tank. Tetapi coran semen tidak bisa dibongkar. Keesokan hari baru jasad Juwanda dibawa ke kebun singkong dan dikubur.

“Untuk menyamarkan penguburan itu, tersangka E menanam pohon singkong di atas lokasi korban dikubur,” kata Teddy.

Untuk Foya-foya

Ayah dan anak yang tega membunuh keluarga ternyata menggunakan uang warisan untuk berfoya-foya.

Pelaku berinisial EW dan DW, warga Way Kanan, Lampung diketahui tega membunuh 5 orang anggota keluarganya demi merebut harta warisan.

Setelah melakukan pembunuhan, kedua pelaku menjual motor dan tanah senilai sekitar Rp 300 juta.

"Tanah milik Juwanda (korban) dijual, jadi tanah yang dijual itu 3 hektar," kata Kepala Kampung Marga Jaya Negara Batin Way Kanan M Yani.

Padahal, terus Yani, EW sudah mendapat bagian (warisan).

Dijelaskannya, oleh EW hasil penjualan tanah digunakan untuk foya-foya. 

"Buat judi dan mabuk, serta untuk hiburan," bebernya, Jumat (7/10/2022).

Yani menjelaskan, para korban pembunuhan terpandang baik oleh masyarakat setempat.  

Seperti korban Zainudin yang semasa hidupnya dikenal baik terhadap tetangganya dan keluarga.

"Kalau pak Zainuddin ini orangnya bijak dan semasa hidupnya," kata Yani.

Zainuddin telah membagikan hartanya kepada anak-anaknya.

"Jadi harta kepada anak-anaknya itu sudah ada bagiannya,"

"Pak Zainuddin ini orangnya pendiam, rajin ibadah serta bersosialisasi kepada masyarakat," ungkapnya.

Bahkan, semasa hidupnya, Zainudin tidak pernah ribut.

Hanya tersangka EW yang ribut ingin menjual tanah.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved