Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Muncul Isu 'Perang' Antarkubu di Internal Polri Pasca Teddy Minahasa Ditangkap, Sengaja Dijegal?

Penangkapan Irjen Teddy Minahasa terkait kasus peredaran narkoba dinilai tak lepas dari isu ‘perang’ antar kubu di tubuh Polri.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
kolase Kompas
Penangkapan Irjen Teddy Minahasa terkait kasus peredaran narkoba dinilai tak lepas dari isu ‘perang’ antar kubu di tubuh Polri. 

Ia pun tak memungkiri bahwa pola pembinaan karier SDM di Polri masih kacau.

Menurut dia, proses ini masih jauh dari sistem meritokrasi.

Sehingga yang ada saat ini, lebih mengutamakan kedekatan dengan para petinggi, kolusi, atau nepotisme.

Untuk itu, uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test petinggi polisi di Mabes Polri layak diragukan dan wajib dievaluasi.

Baca juga: Nekat Jual Barang Bukti Narkoba Demi Perkaya Diri, Teddy Minahasa Minta Anak Buah Ambil 5 Kg Sabu

"Fakta-fakta terkait kualitas dan integritas para pati (perwira tinggi) seperti FS (Ferdy Sambo) TM, dan banyak pamen-pamen (perwira menengah) yang bermasalah menunjukkan bahwa bagian SDM Polri hanya sekadar alat bagi-bagi jabatan yang tidak selektif, transparan, dan akuntabel," ucap Bambang Rukminto.

Meski sudah menetapkan Teddy Minahasa sebagai tersangka, kata dia, hal itu tidak cukup untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap Polri.

Sebab diketahui saat ini Kapolri mendapat banyak pujian setelah menangkap Teddy Minahasa.

Bambang Rukminto mengatakan, Polri masih punya PR besar untuk menuntaskan kasus dugaan pembunuhan berencana yang menyeret nama Ferdy Sambo, dugaan jaringan judi online di kepolisian, hingga tragedi Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang.

"Terlalu banyak bila PR-PR sebelumnya seperti penuntasan kasus obstruction of justice terkait Sambo, konsorsium judi 303, tragedi Kanjuruhan tidak segera dituntaskan juga," kata dia.

Sementara itu, Penasihat Ahli Kapolri, Irjen (Purn) Aryanto Sutadi mengatakan, akan ada banyak lagi polisi yang melanggar dan ditangkap oleh Kapolri.

Hal itu sejalan dengan keseriusan Kapolri untuk melakukan bersih-bersih dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap Institusi Polri.

“Perubahan polisi itu tidak cukup hanya arahan dari pimpinan, kemudian hukuman yang diberikan pada yang salah, tetapi juga harus ketaatan pada semua yang ada di bawahnya,” kata Aryanto Sutadi dilansir dari Apa Kabar Indonesia Pagi, Sabtu (15/10/2022).

Teddy Minahasa Putra semasa menjabat Kapolda Banten. Irjen Teddy kini dipercaya jadi Kapolda Jatim sebelum dikabarkan tersandung kasus narkoba. 
Teddy Minahasa Putra semasa menjabat Kapolda Banten. Irjen Teddy kini dipercaya jadi Kapolda Jatim sebelum dikabarkan tersandung kasus narkoba.  (Kapolda_banten_official)

Sebab, kata dia, keburukan polisi ini  bukan dilakukan oleh pimpinan. 

“Polisi ada 460 ribu orang, dan manusia itu ada yang baik ada yang buruk kan. Idealnya polisi itu harus baik, taat pada hukum, tapi kita kan gak mungkin bisa bikin semua orang baik, kenyataan masih banyak yang buruk-buruk itu,” jelas dia.

Baca juga: Terungkap, Inilah Peran Irjen Teddy Minahasa Dalam Peredaran Gelap Narkoba Jenis Sabu

Untuk itu, kata dia, Presiden dan Kapolri sudah menekankan pada bawahannya untuk tidak melakukan pelanggaran.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved