Kalimat Terakhir Bocah SD yang Ditusuk OTK di Cimahi, Saksi Kaget Lihat Wajahnya Pucat : Pusing
Saksi yang membawa korban penusukan bocah di Cimahi mengungkap detik-detik siswi kelas 6 SD itu meninggal dunia.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM — Saksi yang membawa korban penusukan bocah di Cimahi mengungkap detik-detik siswi kelas 6 SD itu meninggal dunia.
Bocah itu sempat sadar dan mengungkap kondisinya sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir di perjalanan menuju ke rumah sakit.
Bahkan saat dibawa ke klinik, bocah SD itu juga masih sadarkan diri namun sudah lemas karena kehabisan oksigen.
Kejadian penusukan yang terekam kamera CCTV itu terjadi di Jalan Mukodar, RT 04/07, Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Rabu (19/10/2022).
Bocah itu pertama kali ditemukan oleh Faisal Ansory, warga sekitar, sekitar pukul 18.30 WIB.
Bocah SD itu tergeletak di sebuah gang yang tak jauh dari rumahnya sesuai pulang mengaji dari Masjid At-Taqwa yang berlokasi di kawasan RT 06, Kelurahan Cibeureum.
Tampak pada rekaman CCTV, bocah SD itu sedang berjalan di sebuah gang bersama seorang temannya.
Ia terlihat mengenakan baju merah dan kerudung hitam, sementara temannya mengenakan baju hitam putih dan kerudung hitam.
Keduanya kemudian berpisah di persimpangan jalan menuju ke arah yang berlawanan.
Kemudian lewat seorang pria mengenakan motor dengan ciri-ciri mengenakan kaos berwarna putih.
Baca juga: Pilunya Nasib Bocah SD Tewas Ditusuk Usai Mengaji, Pelaku Masih Misterius, Sosoknya Terekam CCTV
Pria itu kemudian berhenti di gang tersebut lalu mematikan motornya dan berjalan menghampiri ke arah bocah SD tersebut.
Sambil setengah berlari, ia mengendap-endap melihat ke arah bocah SD tersebut lalu menghampirinya.
Setelah itu pria tersebut tampak berlari dari arah bocah SD tersebut menuju ke motornya.
Ia lalu menyalakan motornya dan kemudian pergi.
Pada rekaman CCTV yang lainnya, terlihat bocah SD tersebut berjalan cepat usai ditusuk pria tersebut.
Bocah SD itu terlihat memegang kerudungnya di tangan kanan sambil berjalan sempoyongan.

Faisal Ansory, saksi yang pertama kali melihat korban tergeletak lemas.
Ia menjelaskan, dari lokasi penusukan ke tempat korban pingsan cukup jauh.
“Sempat berjalan kurang lebih 100-150 meter,” kata Faisal Ansory dilansir dari Youtube tvOneNews, Jumat (21/10/2022).
Faisal Ansory pun mengaku dirinya tak melihat kejadian penusukan tersebut, ia hanya melihat korban sudah tergeletak lemas.
“Saya lihat itu pas ketika si anak lagi tergeletak dikerumunin banyak orang. Saya turun dari mobil, melihat anak kasihan, saya bawa ke mobil, saya bawa ke klinik,” tuturnya.
Saat membawa anak tersebut ke dalam mobil, ia melihat bajunya sudah basah.
“Kirain saya bukan darah,” kata dia.
Faisal Ansory pun mengungkap kalimat terakhir yang diucapkan bocah SD itu sebelum menghembuskan napas terakhirnya.
Menurutnya, saat hendak dibawa ke klinik, bocah SD itu masih sadarkan diri dan sempat ditanya oleh orang yang membawanya.
Ia menjelaskan kondisinya saat itu yang sudah lemas dan kepalanya pusing.
“Pas turun mobil si anak sempat sadar dulu sebentar, ditanya sama supir dia menjawab pusing. Ditanya rumah, dia bilang dekat Limito,” jelasnya.
Dirinya pun mengungkap kalau itu merupakan kalimat terakhir dari bocah SD tersebut sebelum meninggal dunia.
“Sesudah itu dia enggak bicara apa-apa, mungkin udah lemas,” katanya lagi.
Ia pun terkejut saat mengetahui kondisi bocah itu yang sudah kehabisan oksigen dan dirujuk ke rumah sakit.
“Sampainya di klinik, saya minta pertolongan, dibilang sudah habis oksigen, Disaranin ke rumah sakit Rajawali, karena tidak ada persediaan oksigen di klinik,” ujar dia.
Kemudian dirinya pun langsung membawa korban ke Rumah Sakit Rajawali.
Saat itu ia melihat kondisi korban sudah pucat karena kehabisan oksigen dan darahnya terus mengalir.
“Saat di perjalanan ke rumah sakit, kami melihat ini anak pucet banget. Mungkin di perjalanan ke rumah sakit si anak sudah meninggal,” katanya lagi.
Faisal Ansory pun mengungkap isi tas bocah SD tersebut saat ditemukan dalam kondisi tak berdaya.
“Saya lihat kondisi anak sudah tergeletak, lemes. Di dalam tasnya itu cuma ada buku ngaji sama Al Quran. Tidak ada barang berharga,” jelas dia lagi.
Kejadian itu, kata dia, tepat setelah adzan isya saat dirinya hendak pergi mengantar barang.
“Saya panik, tahunya di RS Rajawali itu sudah berceceran darah dan katanya sudah meninggal dunia,” ungkapnya.
Sementara itu, dilansir dari Tribun Jabar, Kasi Humas Polres Cimahi, AKP Hendra Solih Hidayat mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan sementara dan keterangan sejumlah saksi, tidak ada barang korban yang hilang dalam kasus penusukan bocah tersebut.
"Betul, tidak ada barang korban yang hilang, tapi hingga saat ini anggota Satreskrim Polres Cimahi masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut," ujarnya.
Meski dipastikan tidak ada barang korban yang hilang, pihaknya masih belum bisa menyimpulkan terkait motif dibalik aksi penusukan yang dilakukan oleh orang tak dikenal terhadap bocah yang baru duduk di kelas 6 SD tersebut.
Untuk menangkap pelaku dan mengungkap motif dibalik aksi penusukan itu, kata Hendra, Polres Cimahi sudah membentuk tim gabungan agar kasus ini bisa segera terungkap, apalagi terduga pelakunya terekam CCTV.
"Untuk tim gabungan Polres Cimahi dan Polsek saat ini sudah dibentuk. Sekarang sedang diburu pelaku yang diduga melakukan penusukan tersebut," kata Hendra.
Paman korban, Galih Pratama (30) membenarkan bahwa memang tidak ada barang korban yang hilang saat aksi penusukan itu dilakukan oleh orang tak dikenal.
"Jadi saya juga bingung, soalnya tidak ada barang yang diambil oleh pelaku. Kemungkinan, setelah melakukan penusukan itu pelaku langsung kabur," ucap Galih.
Selain itu, kata Galih, selama ini orangtua korban maupun korban sendiri tidak memiliki masalah pribadi dengan orang lain, sehingga pihak keluarga pun masih bingung atas perbuatan keji pelaku terhadap keponakannya itu.
"Sepertinya tidak ada masalah, jadi untuk motifnya, kenapa dan seperti apa tidak diketahui. Kita dari pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian," ujarnya.