Posko Pengungsi Longsor Gang Barjo Bogor Ditutup, Warga Sedih Harus Berpisah dengan Tetangga
Salah seorang pengungsi merasa sedih harus berpisah dengan tetangga sementara waktu sampai daerahnya aman dan dilakukan intervensi oleh Pemkot.
Penulis: Rahmat Hidayat | Editor: Tsaniyah Faidah
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Rahmat Hidayat
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Posko pengungsian warga terdampak longsor Gang Barjo, Kelurahan Kebon Kelapa, Kota Bogor, sudah ditiadakan.
Para warga berjumlah 64 KK yang tadinya menghuni aula Masjid Nurul Ikhlas pasca longsor maut di Gang Barjo kini mulai meninggalkan pengungsian.
Mereka (pengungsi) saat ini sudah mulai menyebar di beberapa wilayah Kota Bogor untuk tinggal di rumah kontrakan yang dibiayai oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
Namun, dari beberapa warga ada yang kembali ke rumah pribadinya dengan jarak lumayan jauh dari lokasi longsor.
Bagi warga yang rumahnya dekat dengan lokasi longsor saat ini sudah mulai meninggalkan rumahnya.
Berpisahnya warga yang terdampak ini menimbulkan kesedihan.
Maemunah (68) salah seorang pengungsi merasa sedih pasalnya harus berpisah dengan tetangga sementara waktu sampai daerahnya aman dan dilakukan intervensi oleh Pemkot Bogor.
"Sedih banget. Biasanya setiap hari kumpul ama tetangga, ini pada pisah semua. Ada yang ngontrak di Panaragan, terus di Kebon Kelapa juga. Misah semua," kata dia saat dijumpai TribunnewsBogor.com.
Dirinya pun mengaku pasrah untuk menahan diri dulu tidak kembali ke rumah pribadinya.
Dia tidak memilih kembali kerumahnya lantaran takut dan trauma.
"Kebetulan rumah saya kan ada di atas longsor itu. Itumah saya lihat ya longsornya gerak kaya ular. Jadi, kebayang terus. Trauma. Mankanya saya pilih ngontrak rumah," ungkapnya.
Kesedihan itu pun dirasa oleh Sumarni (54) warga yang turut terdampak kejadian maut ini.
"Biasanya kan kumpul bareng ngaji bareng ini harus pisah sama tetangga. Sedih banget sih," kata dia.
Namun, dirinya tidak memutuskan untuk tinggal di rumah kontrakan yang dibiayai oleh Pemkot Bogor.
Dirinya memilih untuk ikut tinggal bersama anaknya.
"Saya ga ngontrak. Tapi, saya ikut sama anak saya aja dulu. Barang-barang juga alhamdulilah aman udah diangkut semua," ungkapnya.
Dirinya berharap agar penanganan bencana ini bisa berjalan maksimal.
"Ya pengen cepet selesai aja gitu intinya," tandasnya (*).