Polisi Tembak Polisi
Hakim Heran Ajudan Putri Laki-laki Semua, Bakal Pertemukan Susi dengan Kuat: Kita Tetapkan Tersangka
ART Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Susi, diancam akan ditetapkan sebagai tersangka jika keterangannya terus berubah-ubah.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: khairunnisa
TRIBUNNEWSBOGOR.COM — ART Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Susi, diancam akan ditetapkan sebagai tersangka jika keterangannya terus berubah-ubah.
Bahkan jaksa penuntut umum (JPU) menduga kalau keterangan Susi di persidangan seperti ada yang mengajari.
Kesaksiannya di persidangan juga bahkan disebut berbeda dengan keterangannya saat di BAP.
Tak hanya itu, hakim juga heran kenapa ajudan Putri Candrawathi semuanya laki-laki.
“Di BAP ini bahwa Yosua sudah menangkap Ibu Putri, coba udah lupa lagi itu?,” tanya hakim.
“Tidak,” kata Susi.
“Yang benar yang mana?,” cecar hakim.
“Saya di BAP itu belum inget pasti apa yang sebenarnya terjadi,” kilah Susi.
“Saya harap ini (Susi) dihadirkan terus dalam persidangan ini, kami mau menggali motif pembunuhan ini,” ujar hakim lagi ke jaksa.
Kemudian hakim kembali bertanya kepada Susi.
“Yosua sekarang di mana?,” tanya hakim.
“Siapa?,” tanya balik Susi.
“Yosua sekarang di mana?,” tanya hakim lagi.
“Sudah almarhum pak, sudah meninggal,” jawab Susi.
“Karena apa dia jadi almarhum?,” tanya hakim.
Baca juga: Ekspresi Bharada E Saat Susi Beri Kesaksian Berbeda, Jaksa Sindir Keduanya Pakai Baju Sama: Janjian?
“Kalau di berita katanya tembak menembak,” jawab Susi.
“Kok di berita?,” tanya hakim heran.
“Saya denger di berita tembak menembak, saya tahunya dari berita,” kata Susi.
“Kembali ke Magelang tadi, Ibu Putri sudah sempat diangkat Yosua atau belum? Karena ini penting ini,” tanya hakim.
“Sempat mau angkat, tapi sama om Kuat dibilangin ‘gak ada yang angkat-angkat ibu, ini ibu lho’ baru om Yosua pergi nyari Om Richard,” jelas Susi.
“Kenapa jadi si Kuat yang melarang? Ini Kuat pengaruhnya besar sekali di situ,” kata hakim.
“Saya tidak tahu,” ujar Susi.
Hakim pun mengaku heran kenapa tidak ada ajudan perempuan yang menjaga Putri Candrawathi.
“Setahu Pak Hakim, ajudan istri jenderal itu sebenarnya harus perempuan juga, harus perempuan itu. Kok ajudan istri jenderal laki-laki, kenapa bisa begitu? Ada ajudan PC yang perempuan nggak?,” tanya hakim.
“Nggak ada Mulia,” jawab Susi.
“Laki-laki semua?,” tanya hakim lagi.
“Laki-laki semua,” kata Susi membenarkan.
Lalu jaksa pun mencecar Susi soal kejadian di Magelang yang menurutnya berbeda dengan keterangan sebelumnya.

“Ketika memang saudara tahu bahwa Yosua membanting pintu, tiba-tiba Kuat menyuruh melihat saudara Putri. Apa hubungannya pada saat itu? Saudara jelaskan, apakah Kuat ada melihat sesuatu di kamar? sementara Ibu Putri posisinya tidak berada di garasi. Terangkan, makanya ini yang jadi keanehan kami. Benar tidak ada peristiwa ini? Kalau tidak benar berarti saudara berbohong,” tutur jaksa.
“Saya tidak tahu om Kuat melihat atau tidaknya, tapi Om Kuat menyuruh saya untuk melihat ibu ke atas,” kata Susi.
Baca juga: Hakim Sudah Tahu Susi Bohong, ART Putri Candrawathi Cerita Hal Tak Masuk Akal soal Insiden Magelang
“Kenapa tiba-tiba ada pikiran itu? Kan keluar ini Yosua, saudara lihat tadi membanting pintu? Tiba-tiba Kuat menyuruh ke saudari saksi lihat ibu, nah ini kan nggak nyambung,” tanya jaksa lagi.
“Kan Om Yosua melintas dari samping garasi, habis itu saya di kamar ART kan tembus garasinya sama kamar, nah Om Yosua lewat ngelwatin saya. Abis itu kan ada pintu kasa, mau ke arah ke dapur. Om Yosua lewat ke situ terus pintunya dibanting. Abis itu saya bertanya ke Om Kuat, Om Kuat kan lagi teleponan, Om itu kenapa Om Yosua marah-marah pintu dibanting, terus kata Om Kuat ‘saya nggak tahu lah wong kerjaannya marah-marah’. Habis itu saya kembali ke dalam ke dapur samping,” urai Susi.
Penjelasan Susi itu pun kemudian dihentikan oleh jaksa.
“Stop saksi, kalau memang tahu kerjaannya marah-marah, berarti kan memang jadi tabiat Yosua. Artinya kenapa saudara Kuat langsung curiga Ibu, kalau memang tabiatnya marah-marah, itu normal berarti kondisi yang sering terjadi,” katanya.
“Ya saya tidak tahu, tapi saya disuruh Om Kuat untuk melihat ke atas,” jawab Susi.
Mendengar hal itu, jaksa pun kembali mengingatkan pada Susi agar jujur dalam persidangan.
“Ini saudara saya ingatkan ya, tadi majelis juga sudah ingatkan. Saudara kalau memberikan keterangan tidak benar ada ancaman pidana, ini saya belum korscek dengan BAP sebelum saudara termasuk dengan BAP saksi-saksi lain,” katanya.
Jaksa juga kemudian meminta izin kepada majelis hakim untuk mengkonfrontir pernyataan Susi dengan Kuat Maruf.
“Kalau diizinkan oleh majelis, saya akan konfrontir dengan saksi yang lain ini. Ada seperti yang mengajari saudara. Coba jujur ada enggak peristiwa ini?,” tanya jaksa.
“Kalau Pas Om Yosua lewat di depana saya ada,” jawab Susi.
“Memanting pintu ada?,” tanya jaksa.
“Ada,” kata Susi.
Baca juga: Bikin Bharada E Ketawa, Susi Bongkar Sosok Kuat Maruf hingga Status Anak Terakhir Putri Candrawathi
“Peristiwa saudara di kamar Ibu PC ada? Ibu PC tergeletak ada?,” tanya jaksa lagi.
“Ada,” jawab Susi.
“Bener ada?,” cecar jaksa.
“Bener saya nemu ibu tergeletak depan kamar mandi,” jawab Susi.
“Saudara juga tidak menjelaskan ada ‘Susi Susi’, tapi ‘Bi coba lihat ibu’. yang mana yang benar? Itu justru keterangan saksi yang lain menurut saya. ‘Bi coba lihatin ibu Putri’, ini keterangan saudara sendiri loh,” cecar jaksa.
“Siap,” kata Susi.
Jaksa lalu meminta izin untuk mengkonfrontir keterangan Susi dengan Kuat Maruf.
“Ini saya bacakan ya keterangan saksi Kuat Maruf di BAP. Setelah selesai mandi saya ke garasi, menelepon keluarga saya dan setelah menelepon saya pindah ke teras rumah, duduk sambil merokok. Saat saya di teras rumah melihat di jendela kaca rumah ke arah tangga saya melihat Yosua mengendap-endap menuruni tangga seolah-olah mencari apakah ada orang di bawah lantai.
Kemudian setelah itu karena muka Yosua merah seperti orang ketakutan, selanjutnya saya gedor kaca jendela sambil saya teriak ‘Woi’.
Namun ternyata atas teriakan tersebut Yosua malah lari ke dapur kemudian saya susul ke dapur.
Ini kan jelas berbeda dengan keterangan saudara yang mengatakan saudara bersama Kuat di garasi dan tidak melihat tangga. Kapan terikanya jika demikian?,” tutur jaksa.
“Saya tidak mendengar Om Kuat teriak,” jawab Susi.
“Kapan saudara Kuat menyuruh saudara untuk melihat ke ibu putri kalau saudara Kuat posisinya di teras? Saudara jujur saya, ini benar tidak keterangan ini? Ini yang mana yang benar ini, Kuat atau saudara? Nanti kami panggil Kuat juga sebagai saksi di sini dan kami konfrontir dengan saudara,” kata jaksa.
“Om Kuat masuk ke dalam rumah, depan tv menyuruh saya melihat ibu,” kata Susi.
“Dari tv ada jendela tidak?,” tanya jaksa.
Baca juga: Bharada E Akan Berhadapan dengan Abdul Somad di Persidangan, Kejujuran Adzan Romer Jadi Penyelamat?
“Ada,” ujar Susi.
“Nampak tidak dengan anak tangga?,” tanya jaksa lagi.
“Saya tidak tahu,” jawab Susi.
“Saudara tidak tahu? Saudara kan beberapa hari di sana masa saudara tidak tahu di teras ada,” cecar jaksa.
Hal itu kemudian dihentikan oleh hakim mangatakan akan menetaapkan Susi sebegai tersangka.
“Saudara jaksa penuntut umum, besok Rabu dia akan dikroscek dengan saudara Kuat, udah biarin aja dulu. Nanti pada saat berubah baru kita tetapkan tersangka,” ujar hakim.