Gempa Bumi Cianjur

'Astaghfirullahaladzim Kiamat' Teriak Korban Gempa Cianjur, Rasakan Getaran Hingga Suara Menggelegar

Korban gempa Cianjur menceritakan momen detik-detik gempa yang ia rasakan seperti mau kiamat.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy/Muamarrudin Irfani
Korban gempa Cianjur, Elis menceritakan kejadian yang menimpa ibunya saat gempa terjadi, Senin (21/11/2022). Elis menyebut momen itu seperti kiamat. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat menyisakan trauma mendalam bagi para korban yang terdampak.

Terakhir, sebanyak 162 orang dikabarkan meninggal dunia dalam bencana tersebut.

Sementara itu ada 326 warga mengalami luka-luka dan 13.784 orang mengungsi.

Tragedi gempa bumi ini menjadi pengalaman mencekam yang dirasakan oleh Elis, warga Tunggilis Wetan, Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.

Mengapa tidak, ia merasakan dunia hendak kiamat saat gempa tersebut mengguncang wilayah tempat tinggalnya.

Ia masih ingat betul momen detik-detik gempa bumi dengan kekuatan 5,6 magnitudo itu meluluh lantakan kampungnya, pada Senin (21/11/2022).

Saat gempa bumi itu terjadi, Elis sedang melakukan aktifitas sehari-harinya di sawah.

Seperti biasa, siang hari ia memang masih berada di sawah sebelum pulang ke rumahnya menuju sore hari.

Saat sedang melakukan aktifitas di sawah, Elis pun tiba-tiba tersentak.

Ia merasakan bumi berguncang dan suara gemuruh terdengar dari kejauhan.

Momen itu sontak saja membuatnya kaget dan kebingungan dengan apa yang terjadi.

Elis merasakan bumi berguncang cukup kencang dalam waktu yang lumayan lama.

Baca juga: Cianjur Diguncang Gempa, 89 Persen Listrik Pelanggan Terdampak Sudah Menyala

Saking kencangnya, Elis bahkan saat itu mengira bahwa guncangan dan suara gemuruh itu merupakan pertanda bumi ini akan berhenti berputar.

"Saya kan lagi di sawah, ada suara geleger gitu suara getaran, ada asap juga dari jauh saya liat, Astagfirullahaladzim kiamat sambil nangis aku teh kaget," kata Elis menceritakan kejadian saat itu kepada TribunnewsBogor.com, di RSUD Cimacan.

Setelah gempa sudah mulai berhenti, Elis pun memutuskan untuk buru-buru lari dan pulang ke rumahnya.

Namun betapa kagetnya Elis saat melihat kampungnya sudah luluh lantak akibat gempa bumi yang sebelumnya ia rasakan.

Elis melihat rumah-rumah tetangganya sudah hancur bahkan beberapa ada yang rata dengan tanah.

Lalu di sepanjang perjalanan menuju rumahnya, Elis juga mendapatkan kabar tak sedap dari tetangganya yang berhamburan ke luar rumah dan berkumpul.

Dengan suara panik dan wajah yang tegang, tetanggnya mengatakan kepada Elis bahwa sang ibu tertimbun reruntuhan bangunan.

Hati Elis pun saat itu makin hancur mendengar kabar tersebut, dan memikirkan nasib sang ibu.

Elis menceritakan kejadian yang menimpa ibunya saat gempa terjadi di Cianjur, Senin (21/11/2022) malam
Elis menceritakan kejadian yang menimpa ibunya saat gempa terjadi di Cianjur, Senin (21/11/2022) malam (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)

"Pas pulang ke rumah kata orang sing sabar, umi belum ketemu, sampe tiga jam engga ada, ketiban tembok," katanya.

Resah dan gelisah pasti dirasakannya saat melihat rumahnya sudah hancur, sementara sang ibu masih terjebak di dalamnya.

Elis mengaku saat itu dirinya hanya bisa pasrah dan berdoa kepada yang maha kuasa agar orang tuanya diberikan keselamatan.

Rupanya, doa Elis pun dikabulkan oleh sang pencipta.

Baca juga: Kesaksian Korban Gempa Cianjur, Elis Gelisah 3 Jam Menanti Sang Ibu yang Tertimbun Reruntuhan

Ibunya berhasil diselamatkan dari retuntuhan rumah yang roboh akibat gempa tersebut.

Hanya saja setelah diselamatkan sang ibu mengalami sedikit luka ringan pada jarinya.

Rupanya, ibunya itu selamat berkat kulkas yang ada di rumahnya.

Sang ibu berada di bawah kulkas yang menahan puing-puing runtuhan tembok.

"Untungnya ada kulkas, si umi teh ada di bawah kulkas jadi tembok yang jatuh masih ketahan, cuma tangan doang sakit karena nahan, mana kompor juga nyala katanya, mati karena ketiban tembok," katanya.

Setelah berhasil dievakuasi, ibunya langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Kondisi orang tuanya pun baik-baik saja, hanya lemas akibat syok akibat kejadian tersebut.

Rumah Sudah Hancur

Hal serupa juga dialami oleh M. Rifki (22), warga Kampung Neglasari, RT 03/07, Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur

Ia mengatakan bahwa rumah miliknya dan sebagian besar tetangganya itu mengalami kerusakan imbas gempa bumi.

Beruntung, sebagian besar warga di kampungnya selamat meski rumah mereka mengalami kerusakan.

Sebab, kata dia, saat gempa terjadi mayoritas warga di kampungnya sedang melakukan aktifitas di kebun.

"Rumah pada kosong, (ketika terjadi gempa) lagi pada di kebun. Gempanya yang paling gede sekali, yang keduanya susulan. Jadi yang gempa pertama langsung tinggi lah," kata warga setempat, M. Rifki (22) kepada TribunnewsBogor.com.

Baca juga: Cerita Warga Neglasari Cianjur Selamat dari Gempa : Pas Pulang Rumah Sudah Hancur

Meski begitu, tetap saja ada beberapa warga yang kebetulan sedang di rumah terluka akibat tertimpa meterial reruntuhan rumah mereka.

Namun, kata Rifki, luka-luka yang dialami sejumlah warga di lingkungannya ini termasuk ringan.

"Paling luka ringan, tertimpa apa gitu, istrinya ada yang kena. Pas gempa mereka reflek pada lari keluar rumah," kata Rifki.

Rumah tinggal Rifki sendiri juga porak poranda pasca gempa tersebut.

Sehingga dia dan keluarganya terpaksa mengungsi ke tenda pengungsian di lapangan bola setempat.

"Rumah saya yang rusak kamar, dapur, ruang tamu, teras. Sementara ngungsi dulu di lapangan sini," kata Rifki.

Gempa yang melanda Cianjur pada Senin (21/11/2022) menimbulkan kerusakan bangunan-bangunan rumah warga.
Gempa yang melanda Cianjur pada Senin (21/11/2022) menimbulkan kerusakan bangunan-bangunan rumah warga. (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Hal yang sama juga dialami oleh warga setempat lain, Ujang Sobari (45).

Saat kejadian gempa, dia mengaku tengah bertani di kebun.

Saat gempa mengguncang begitu kuat, Ujang mengaku kaget dan langsung pulang ke rumah memeriksa keluarganya.

"Pas kejadian saya lagi di kebun, ada gempa gede banget, langsung pulang takut ada kejadian. Pas pulang, rumah udah hancur," kata Ujang Sobari.

Beruntung anggota keluarganya hanya mengalami luka ringan akibat tertimpa material kecil bangunan ambrol karena langsung keburu keluar rumah saat gempa terjadi.

Ujang dan keluarganya juga turut mengungsi bersama dengan warga lainnya imbas kejadian tersebut.

"Kamar hancur sama teras, sekarang mungkin ngungsi dulu aja sementara mah," kata Ujang Sobari.

Dia mengatakan bahwa, warga yang rumahnya tidak begitu mengalami kerusakan pun ikut mengungsi pasca kejadian ini karena khawatir terjadi gempa susulan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved