Gempa Bumi Cianjur
Anak dan Istrinya Masih Tertimbun Longsor Cianjur, Ahmad 7 Hari Bertahan di Lokasi: Ini Takdir
Ahmad masih setia menunggu jenazah istri dan anaknya ditemukan usai tertimbun longsor di Jalan Raya Cipanas-Puncak.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Tepat satu pekan kejadian gempa yang meluluh lantakan beberapa desa di Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022) lalu.
Berdasarkan data terbaru pada Senin (28/11/2022), korban meninggal dunia sudah mencapai 321 orang dan 11 orang masih hilang.
Dua dari 11 korban yang hilang itu merupakan anak dan istri dari Ahmad (50) warga Cianjur.
Saat kejadian gempa, istrinya Karmila (50) dan sang anak Siti Sakinah (21) sedang berada di warung mereka yang berada di Jalan Raya Cipanas-Puncak, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Tak hanya istri dan anaknya, sang ibu Nining (70) juga sedang berada di warung tersebut.
Ketiganya jadi korban saat longsor di Jalan Raya Cipanas-Cianjur yang menyeret warung, rumah dan beberapa kendaraan yang melintas.
Sudah tujuh hari pencarian, anak dan istri Ahmad belum juga ditemukan keberadaannya.
Namun sang ibu, sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia tertimbun longsoran.
Hingga saat ini, Ahmad pun masih menunggu anak dan istrinya ditemukan.
Ia masih setia menunggu di Jalan Raya Cipanas-Cianjur hingga keluarganya itu bisa ditemukan dalam kondisi apapun.
Tak hanya menunggu di lokasi longsor, Ahmad juga setiap hari mengecek ke rumah sakit terdekat.
Ia berharap ada korban baru yang ditemukan atas nama istri dan anaknya.
Setiap harinya, Ahmad ikut melakukan pencarian bersama para petugas Tim SAR gabungan.
Baca juga: Momen Kegembiraan Anak-Anak di Posko Pengungsian Cianjur Bersama Relawan PLN
Usai melakukan pencarian, Ahmad juga setiap hari selalu menyempatkan diri datang ke RSUD Cimacan untuk melihat jenazah baru yang dibawa ke sana.
Ia ingin memastikan bahwa yang ditemukan adalah jenazah istri atau anaknya.
"Tiap hari saya mondar mandir, saya ke sini (lokasi longsor) terus susul ke rumah sakit.
Tapi, belum ada yang sesuai dengan ciri-ciri anak dan istri saya," kata Ahmad dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Jabar, Senin (28/11/2022).
Ahmad menuturkan, saat gempa Cianjur, Senin (21/11) lalu ibunya sedang berada di warung miliknya bersama dengan anak dan istrinya.
Warung Ahmad berada persis di tepi Jalan Raya Cipanas-Puncak.
Tanah yang kemudian longsor akibat gempa Cianjur itu, mengubur warung milik Ahmad tersebut beserta semua yang ada di dalamnya, termasuk Nining, Karmila, dan Siti Sakinah.
Jenazah ibunya sudah lebih dulu ditemukan, namun anak dan istrinya masih belum diketahui keberadaannya.
"Alhamdulillah, ibu sudah ketemu. Tinggal istri dan anak saya," kata Ahmad.

Nining, ibu Ahmad, ditemukan pada hari keempat pencarian oleh Tim SAR gabungan.
Saat ditemukan oleg petugas, Nining sudah dalam kondisi meninggal dunia.
"Ibu saya ketemunya sudah jauh dari titik longsoran warung. Jenazahnya ditemukan di dekat kali," kata Ahmad.
Proses identifikasi jenazah Nining di RSUD Sayang Cianjur tak berlangsung lama karena Ahmad dan para dokter di RSUD Cimacan segera mengenali jasad yang baru ditemukan hari itu sebagai jasad Nining dari sejumlah ciri fisik yang diberikan Ahmad.
Baca juga: Kisah Balita Tak Menangis Saat Dievakuasi dari Gempa Cianjur, Ayah Sudah Pasrah: Urusan Tuhan
Nining kemudian dimakamkan di kampung halamannya di Desa Sarampat, Kecamatan Cugenang.
Ahmad mengaku sangat menyadari kematian adalah takdir yang telah ditentukan oleh Yang Mahakuasa.
Namun dirinya hanya ingin memastikan jasad istri dan anaknya ditemukan, baru dirinya bisa pulang ke rumah.
"Dari hari Senin sudah di sini, setiap hari saya ke sini, kadang kala tidur di tenda. Sudah tujuh hari bertahan di sini.
Bukannya saya enggak rela mereka diambil sama Allah, karena nyawa itu takdir Allah. Tapi kalau saya enggak ada di sini, bagaimana keluarga?" ujarnya.
Sebanyak 160 kantong jenazah dibawa ke RSUD Sayang Cianjur sejak gempa mengguncang Senin, pekan lalu.
Karo Dokpol Pusdokkes Polri, Irjen Pol A Nyoman Eddy P, mengatakan dari ke-160 kantong mayat itu, tiga kantong di antaranya adalah body part atau bagian tubuh manusia.
Hari ini kami berhasil mengidentifikasi lima jenazah. Jadi total sudah 145 jenazah yang telah teridentifikasi," ujarnya di RSUD Sayang, kemarin.
Ia mengatakan, sejauh ini masih terdapat tujuh kantong jenazah yang masih dalam proses identifikasi petugas DVI gabungan dari Polres Cianjur, Polda Jabar dan Mabes Polri,
"Masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga diharapkan segera untuk datang ke posko terdekat dengan membawa berkas kependudukan dan rekaman medis keluarga mereka yang hilang," ujarnya.
Memasuki hari ketujuh pascabencana, korban jiwa yang berhasil ditemukan terus bertambah.
"Hari ini ada tiga jenazah yang ditemukan petugas gabungan, sehingga jumlah korban jiwa gempa bumi Cianjur menjadi 321 orang," ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto di Pendopo Cianjur, kemarin.
Hingga kemarin, sebanyak 108 orang masih dirawat di sejumlah rumah sakit. Lima di antaranya dirawat di RSUD Cimacan, sisanya tersebar di RSUD Sayang, dan rumah sakit-rumah sakit lainnya termasuk di RSUP Hasan Sadikin Bandung.
Baca juga: Kisah 2 Bayi Selamat saat Gempa Cianjur, Ada yang Tersenyum saat Dievakuasi dari Bangunan Ambruk
Pencarian Dilanjutkan
Pencarian 11 warga yang masih hilang akibat gempa Cianjur dilanjutkan hari ini di tiga titik berbeda, Selasa (28/11/2022).
Data dari pusat posko utama hingga pagi ini sudah 321 warga meninggal dunia, 703 orang luka-luka, mengungsi 73.693 orang, dan masih dalam pencarian 11 orang.
Koordinator misi SAR, Junatil SE MN mengatakan berdasarkan hasil briefing pelaksanaan operasi SAR kemarin diperkirakan masih terdapat 11 korban dalam pencarian.
"Maka kami sepakat memperpanjang operasi SAR selama 3 hari ke depan dari 28 sampai 30 November 2022.
"Hari ini tim SAR gabungan melaksanakan debriefing bersama seluruh potensi SAR, hadir pula Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Dr Raditya Jati SSi MSi pada pelaksanaan debriefing di Posko Basarnas," ujar Jumaril.
Ia mengatakan, hari ini tim masih melaksanakan pencarian terhadap 11 korban dengan 3 worksite seperti hari sebelumnya yaitu worksite 1 Warung Sate Sinta dengan 176 personel, 5 search dog dan 4 personil Technical Search (Life Detector)
Lalu worksite 2 di Desa Cijedil RT 03/01 Kecamatan Cugenang dengan 134 personel dan 4 Search Dog serta 4 personel Technical Search (Life Detector).
Titik ketiga worksite di Kampung Cicadas Desa Cijedil Kecamatan Cugenang dengan 62 personel, 2 Search Dog dan 4 personel technical Search (Life Detector).
"Selain kegiatan pencarian dan pertolongan ada juga dropping dukungan logistik berupa terpal, paket keluarga, paket balita, beras, dan air mineral," katanya. (*)