Polisi Tembak Polisi
3 Fakta Baru yang Diungkap Bhadara E, Sosok Perempuan Menangis di Rumah Sambo dan Kemarahan Putri
Ada sejumlah fakta baru yang diungkap oleh terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, yakni Bharada E.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Ada sejumlah fakta baru yang diungkap oleh terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, yakni Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.
Fakta baru itu yakni soal adanya perempuan yang menangis di rumah Ferdy Sambo, hingga lemari senjata milik mantan Kadiv Propam tersebut.
Pada persidangan, Bharada E juga tampak menangis saat menceritakan detik-detik dirinya menembak Brigadir J.
Berikut ini 3 fakta baru yang diungkap Bhadara E di persidangan :
1. Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Bertengkar
Berdasarkan keterangannya di persidangan, Bharada E mengaku sempat melihat Putri Candrawathi marah memasuki rumah Ferdy Sambo di Jalan Bangka.
Sejam kemudian, Ferdy Sambo tiba di rumah tersebut dalam keadaan marah juga.
Saat itu, kata Bharada E, ajudan yang mengawal istri Sambo, Putri Candrawathi adalah Brigadir J dan Mathius.
Awalnya, Putri Candrawathi memerintahkan Brigadir J dan Mathius untuk bergegas pergi dari rumah pribadi yang berada di Saguling menuju ke Jalan Bangka.
“Ada kejadian Yang Mulia. Jadi saya lagi di rumah, Mathius juga di rumah, almarhum (Brigadir J) datang turun dari lantai 2 bawa senjata langsung taruh di dalam mobil,” kata Bharada E, Rabu (30/11/2022).
Kemudian, Putri Candrawathi memanggil Mathius dan Bharada E untuk ikut pergi bersama.
Putri meminta Mathius ikut di mobilnya bersama Brigadir J. Sementara Bharada E diminta ikut dengan mengendari mobil sendiri.
“Ibu bilang, 'Dek Mathius nanti di mobil ibu ya, Dek Richard sendiri ya di mobil belakang',” ujar Bharada E menirukan perintah Putri Candrawathi.
Baca juga: Tak Tahu Kejadian di Magelang, Bharada E Lihat Susi Nagis dan Pasang Status WhatsApp: Cukup Tau Aja
“Jadi kami jalan ke arah Kemang, tapi belum ke kediaman. Jadi kita kan biasa komunikasi dengan HT, saya sempat nanya beberapa kali ke almarhum, ‘bang izin’. (Dijawab) ‘udah Chad ikut saja dulu’,” kata Bharada E menirukan komunikasinya dengan Yosua.
“Itu kita mutar-mutar di Kemang Yang Mulia. Akhirnya, kita balik ke kediaman Bangka Yang Mulia,” ujarnya melanjutkan.
Tiba di Bangka, kata Bharada E , Putri Candrawathi kemudian terlihat marah. Kemudian, ia diminta oleh Brigadir J untuk memarkirkan mobil di belakang rumah.
“Pada saat sampai di kediaman Bangka ibu turun kayak lagi marah jadi saya juga tidak berani nanya,” kata Bharada E .
“Mungkin setengah jam kemudian Pak FS (Ferdy Sambo) pulang ke Jalan Bangka,” ujarnya lagi.

Menurut Richard Eliezer, saat itu Ferdy Sambo juga terlihat marah. Kemudian, Brigadir J menginformasikan kepada para ajudan lain bahwa rekan Ferdy Sambo akan datang ke rumah Bangka.
“Abis itu almarhum (Brigadir J) bilang nanti ada Pak Eben yang mau datang,” kata Bharada E.
“Siapa?” tanya Hakim Ketua Majelis Wahyu Iman Santoso.
“Pak Eben yang mulia, rekannya Pak FS,” jawab Bharada E.
“Tapi, karena pada saat itu saya di belakang waktu Pak Eben datang itu saya tidak lihat. Saya tidak tahu pak Eben datang sama siapa,” ujarnya melanjutkan.
2. Perempuan Menangis di Rumah Ferdy Sambo
Tak hanya pertengkaran, Bharada E juga mengungkapkan adanya peristiwa yang mengubah kebiasaan Ferdy Sambo dari tinggal di rumah di Jalan Bangka, Kemang, menjadi tinggal di rumah yang berada di Jalan Saguling.
Dimana ada wanita yang keluar dari rumah Ferdy Sambo di sana, sambil menangis.
Saat melihat Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo marah di rumah Jalan Bangka, Brigadir J meminta ajudan lain tidak ada yang berada di dalam rumah Bangka.
Menurut Bharada E, yang berada di dalam rumah hanya Brigadir J dan Mathius, serta Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Baca juga: Menangis di Persidangan, Mantan Hakim Sebut Bharada E Jujur: Dia Tidak Tega Tembak Temannya Sendiri
“Almarhum bilang sama Bang Mathius ‘tidak ada selain kami berdua’. Maksudnya, almarhum sama Bang Mathius yang ada di dalam area rumah,” kata Bharada E.
“Semua nunggu di luar, jadi yang di belakang ada Bang Romer, Sadam, Somad ART. Mereka berempat di balakang, lalu ada saya, Alfons sama Farhan jaga di depan,” ujarnya lagi.
Selang beberapa jam kemudian, Richard Eliezer mengaku melihat perempuan keluar dari rumah Ferdy Sambo.
Perempuan itu, kata Bharada E, lantas keluar mencari sopirnya dalam keadaan menangis.
“Kita engga tahu ada kejadian apa di dalam, sekitar 1-2 jam tiba-tiba ada orang keluar dari dalam rumah. Kan pagar ditutup, jadi dia ketuk dari dalam pagar. Terus, aku bukain pagar. Terus, saya lihat ada perempuan yang mulia,” kata Richard.
“Saya tidak kenal yang mulia, perempuan itu nangis. Saya tidak ada waktu dia datang, perempuan itu cari driver-nya dia. Saya lari ke samping, saya panggil driver-nya,” ujarnya.
Lantas, perempuan itu pun pergi meninggalkan rumah Bangka bersama sopirnya menggunakan mobil Pajero berwarna hitam.
“Dari situ yang mulia, semenjak kejadian itu Pak FS sudah lebih sering (tinggal) di Saguling,” ungkap Richard Eliezer.
Sementara sebelum kejadian itu kata Bharada E, Ferdy Sambo lebih sering tinggal di Jalan Bangka dan hanya akhir pekan saja ke rumah di Saguling di mana Putri Candrawathi tinggal.
3. Lemari Senjata Ferdy Sambo
Soal adanya lemari senjata di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling ini dijelaskan oleh Bharada E di persidangan.
Menurut kuasa hukum Bhadara E, Ronny Talapessy, keberadaan lemari senjata itu dilihat secara langsung oleh Bharada E.
"Adek kita ini mengantarkan senjata laras panjang ke atas, kemudian sampai ke lantai 3. Kalau teman-teman sempat memperhatikan rekonstruksi, di situ menggambarkan situasi mengenai kamar lantai 3. Di depan lift ada pintu masuk, kemudian kalau belok kiri ada ada ruang keluarga, kemudian kalau belok kanan ada meja rias, kemudian kalau lorong ada lemari yang sempat ramai ada tas-tas itu," kata Ronny Talapessy dilansir TribunnewsBogor.com dari tvOneNews, Rabu (30/11/2022).
Baca juga: Bharada E Menangis Ceritakan Detik-detik Dirinya Menembak Brigadir J, Almarhum Langsung Mengerang
"Masuk ke dalam belok kanan, itu ada ruang kecil lagi, yang di sebelah kanan itu yang dijelaskan oleh klien saya," tambahnya.
Menurut dia, keberadaan lemari senjata itu secara tidak langsung diberi tahu oleh Putri Candrawathi.
"Saudara PC menyampaikan taruh senjatanya di lemari tersebut. Saudara PC yang membuka, dan ketika dibuka itu jelas bahwa itu lemari senjata," ungkapnya.
Hal itulah yang menurut dia diduga bahwa Ferdy Sambo menyimpan kotak pelurunya di dalam lemari tersebut.
"Nah ini perlu kita sampaikan karena indikasinya adalah dugaan kami di lemari senjata tersebut tersimpanlan amunisi dan senjata, dugaan kami di situlah kotak peluru. Richard Eliezer menyampaikan melihat lemari senjata," pungkasnya.