Temuan Mayat Satu Keluarga

Fakta Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Diperiksa 500 Jam, Makan Terakhir 3 Hari Sebelum Wafat

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Indonesia, dr Ade Firmansyah menerangkan, pihaknya telah memeriksa korban selama 500 jam.

Penulis: Damanhuri | Editor: Soewidia Henaldi
Kolase Tribun Bogor/istimewa
Fakta Satu keluarga Tewas di kalideres: Diperiksa 500 Jam, Korban Makan Terakhir 3 hari Sebelum Wafat 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Hasil otopsi membongkar misteri satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat beberapa waktu lalu.

Selama sebulan, kematian 4 orang di sebuah rumah yang merupakan satu keluarga itu sempat menjadi teka-teki.

Identitas satu keluarga yang ditemukan tewas itu adalah Rudyanto Gunawan (71), sang istri Reni Margaretha (68), sang anak Dian (40), dan adiknya Budiyanto (70).

Satu keluarga itu ditemukan tak bernyawa di rumahnya yang berlokasi di Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat.

Setelah polisi melakukan serangkaian penyelidikan hingga otopsi terkait tewasnya satu keluarga di kalideres, teka-teki itu pun akhitnya terungkap.

Baca juga: Surat Al Quran yang Dipakai Keluarga Kalideres untuk Ritual, Sosiologi Forensik: Memperlancar Jodoh

Hasil otopsi yang dilakukan tim dokter forensik mengungkap fakta sebenarnya dibalik tewasnya empat warga tersebut.

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Indonesia, dr Ade Firmansyah menerangkan, pihaknya telah memeriksa korban selama 500 jam.

Ia menerangkan, tim dokter forensik akhirnya menemukan beberapa fakta soal kondisi tubuh satu keluarga yang tewas tersebut.

dr Ade Firmansyah menerangkan, fakta pertama yakni soal ditemukannya pendarahan di tubuh Rudyanto yang merupakan sosok tertua di keluarga tersebut.

Menurutnya, didapatkan hasil bahwa Rudyanto mengidap infeksi saluran pencernaan sebelum meninggal dunia.

"Pada bapak Rudyanto, masih bisa kita temukan pendarahan di saluran cerna dan adanya bukti-bukti diduga sebagai infeksi saluran cerna," kata dr Ade Firmansyah.

Tim penyidik Polda Metro Jaya menyambagi rumah satu keluarga yang tewas di Perumahan Citra Garden Extension, Blok AC5 Nomor 7, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (13/11/2022).
Tim penyidik Polda Metro Jaya menyambagi rumah satu keluarga yang tewas di Perumahan Citra Garden Extension, Blok AC5 Nomor 7, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (13/11/2022). (wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah)

Kemudian, fakta kedua yakni soal hasil autopsi Renny Margaretha atau Margaretha yang ditemukannya kerusakan pada jaringan payudaranya.

"Pada ibu Renny, ditemukan tamoxifen, kita cari efek dari tamoxifen yang dapat mengakibatkan pengentalan darah, namun kita tidak temukan efek serius tersebut seperti di jantung dan usus. Tamoxifen ini adalah pengobatan untuk mengobati kanker payudara atau pencegahan sakit payudara. Kita temukan kelainan susunan jaringan payudara yang mengarah pada keganasan," ungkap dr Ade.

Kemudian, pada fakta ketiga terkait hasil autopsi Budyanto dan Dian.

Kedua korban diduga kuat meninggal dunia setelah Rudyanto dan Margaretha.

Bahkan, dari hasil pemeriksaan keduanya pun mengidap penyakit kronis.

"Bapak Budyanto dan ibu Dian yang memiliki tingkat kebusukan yang lebih dini dibanding Renny dan Rudy, masih didapatkan petunjuk yang jelas. Bapak Budyanto tampak adanya serangan jantung baru atau serangan jantung lama, bukti adanya penyakit penebalan pembuluh nadi di aorta (jantung)," imbuh dr Ade.

Baca juga: Terkuak! Polisi Beberkan Urutan Kematian Satu Keluarga di Kalideres, 4 Korban Idap Penyakit Serius

Polisi ungkap fakta baru kasus satu keluarga di Kalideres tewas mengering di perumahan Citra Garden. Di tubuh salah satu korban ditemukan obat guna menyembuhkan penyakit berbahaya
Polisi ungkap fakta baru kasus satu keluarga di Kalideres tewas mengering di perumahan Citra Garden. Di tubuh salah satu korban ditemukan obat guna menyembuhkan penyakit berbahaya (kolase Youtube)

"Pada ibu Dian, didapatkan bukti yang sangat jelas adanya radang paru yang menahun atau kronis, serta adanya juga adanya rongga di dalam paru, penyakit menahun. Biasanya terbentuk karena TBC paru," sambungnya.

Dalam keterangan pers tersebut, dokter juga mengungkap fakta soal isu satu keluarga tersebut tewas karena kelaparan.

Berdasarkan hasil autopsi didapatkan hasil tidak mungkin satu keluarga tersebut meninggal karena kelaparan .

Sebab di jenazah Rudy dan Dian masih ditemukan makanan dalam feses.

"Pada bapak Budyanto dan Ibu Dian kita temukan adanya feses. Kita analisa, paling lama tiga hari dari sejak makan terakhir maka yang bersangkutan meninggal dunia. (Feses) Mengandung karbohidrat dan serat, nasi atau roti dan sayur-sayuran. Yang bersangkutan kita nyatakan Budyanto dan Dian telah makan setidaknya tiga hari sebelum meninggal dunia," kata dr Ade.

Dari hasil autopsi tersebut, dokter pun berhasil mengurutkan waktu kematian keempat korban.

"Urutan kematian dari keempat jenazah yang paling awal adalah Rudyanto, ibu Renny, bapak Budyanto dan terakhir ibu Dian," ujar dr Ade.

Pun dengan penyebab kematian keempat anggota keluarga, dr Ade juga mengurainya dengan jelas.

Sebab kematian Rudyanto dan Renny merupakan penyakit pada saluran cerna dan kelainan payudara. Budyanto karena serangan jantung yang baru atau akut. Ibu Dian karena gangguan pernapasan dan penyakit pernapasan yang kronis. Kami tidak menemukan tanda-tanda kekerasan," ucap dr Ade.

Baca juga: Misteri Tulisan Mantra di Kain Milik Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres, Pakar: Ada Tekanan Batin

Penampakan isi rumah satu keluarga tewas di Kalideres. Ada kulkas empat pintu, sofa hingga kasur yang tak diseprai
Penampakan isi rumah satu keluarga tewas di Kalideres. Ada kulkas empat pintu, sofa hingga kasur yang tak diseprai (kolase Tribun Jakarta dan Youtube)

Sementara itu, Kabid Kimbiofor Puslabfor Kombes Wahyu Marsudi menerangkan, keempat anggota keluarga tersebut tewas bukan karena tindak kejahatan orang lain.

"Di tubuh korban, kita tidak menemukan adanya bahan beracun dan berbahaya seperti pestisida, arsen, sianida. Jadi dari sisi forensik tidak menemukan adanya bahan beracun dari tubuh korban," ungkap Kombes Wahyu Marsudi dikutip TribunnewsBogor.com dari Kompas TV.

Namun dokter forensik menemukan obat kanker payudara di hati salah satu korban, yakni Margaretha.

"Tapi kita menemukan dari organ hepar milik Reni Margaretha kita temukan adanya tamoxifen, obat kanker payudara. Di TKP juga kita temukan cairan bening ternyata cairan tersebut terdeteksi mengandung tamoxifen. Tamoxifen bukan racun, itu obat," pungkas Wahyu Marsudi.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved