IPB University
IPB University Serahkan Bantuan Donasi Tahap 3 ke Cugenang Cianjur, Ada Popok hingga Alat Tulis
Bantuan yang disalurkan berupa popok orang tua, obat-obatan, alat tulis kantor buat anak sekolah, bubur bayi, susu orang tua, dan makan siap saji
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Wakil Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) bidang Pengabdian Masyarakat IPB University, Dr Sofyan Sjaf serahkan bantuan donasi IPB Peduli Bencana kepada korban gempa bumi Cianjur.
Dr Sofyan menyerahkan bantuan donasi tahap tiga di di kantor Desa Cirumput, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Kamis, (13/12/2022).
“Bantuan yang kami salurkan kali ini berupa popok orang tua, obat-obatan, alat tulis kantor buat anak sekolah, bubur bayi, susu orang tua, dan makan siap saji,” ujar Dr Sofyan.
Dalam penyerahan bantuan, Dr Sofyan Sjaf juga melakukan diskusi dengan Kepala Desa Cirumput Beni Irawan, SH yang di dampingi oleh staf desa.
Dalam diskusi Dr Sofyan Sjaf menyampaikan bahwa IPB University akan mendampingi desa tersebut untuk membuat data desa.
“Kita akan mulai mengidentifikasi masyarakat yang rumahnya rusak sedang sampai berat dengan inovasi Data Desa Presisi," imbuhnya.
Selain itu, IPB University akan menurunkan dokter dan ahli gizi serta ahli ketahanan keluarga.
Nanti tim IPB University ini akan jemput bola untuk mendatangi masyarakat yang sedang sakit misalnya atau masyarakat yang butuh pendampingan trauma healing dan lain-lain.
Menurutnya, IPB University akan fokus mendampingi 1 atau 2 desa, mulai dari tanggap darurat bencana, pemulihan dan normalisasi.
“Yang pertama kita lakukan adalah mendata desa yang presisi dengan menggunakan drone,” ungkap Dr Sofyan Sjaf.
Sementara Kepala Desa Cirumput, Beni Irawan sangat menyambut baik donasi yang sudah diberikan kepada masyarakat.
“Terima kasih sekali kepada IPB University yang sudah membantu desa kami, bukan hanya dari pemberian donasi tetapi akan membantu pendataan yang presisi. Hal itu sangat kami butuhkan saat ini," ucapnya.
"Saya selaku kepala desa sangat kebingungan terkait data, dimana antara data yang diberikan oleh pusat dan data yang saya dapatkan dari RT dan RW terkait rumah yang rusak sedang dan berat, hasilnya ada beberapa yang tidak cocok,"
"Bahkan ada yang sebenarnya rusak berat tetapi di dalam data pusat disebut rusak ringan. Ada juga yang rusak berat akan tetapi tidak terdata, hal ini yang membuat saya kebingungan,” sambungnya.
Dengan hadirnya IPB University, ia berharap desanya bisa terbantu terkait pendataan warga yang terdampak gempa.
“Ke depan kami berharap IPB University masih mendampingi kami untuk tahap pemulihan ekonomi agar masyarakat bisa mulai kembali pulih ekonominya pasca bencana alam,” ujar Beni Irawan.