IPB University
Guru Besar Ketahanan Keluarga IPB University Luncurkan Buku Membangkitkan Kemuliaan Manusia
Buku ini dapat menjadi pencerahan baik bagi para pembaca maupun sebagai role model bagi dosen dan mahasiswa muda untuk tetap berkarya.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Guru Besar IPB University Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, Prof Euis Sunarti bersama tim penulis meluncurkan secara resmi buku berjudul “Membangkitkan Kemuliaan Manusia” secara daring, (18/22).
Peluncuran buku tersebut digelar dalam rangka ulang tahun Koalisi Nasional Perlindungan Keluarga Indonesia (KNPKI) yang ke-2 dan memperingati Hari Ibu.
Kegiatan yang diinisiasi oleh KNPKI, Penggiat Keluarga Indonesia (GIGA) dan IPB University ini turut menghadirkan Prof Drajat Martianto, Wakil Rektor IPB University bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan.
Ia mengatakan, dinamika bermasyarakat dan bernegara masih menghadapi masalah yang serius. Terutama dari sisi kualitas sumberdaya manusia, mulai dari pemberdayaan keluarga sebagai pilar utama bangsa.
“Memuliakan manusia dimulai dari keluarga sebagai tiang institusi yang besar agar mampu membangun kualitas dan karakter anak. Tentu kami sangat memandang positif kegiatan ini dan memberikan apresiasi besar atas inisiatif para peneliti dan akademisi untuk tujuan mulia membangun Indonesia menjadi bangsa berkualitas dan berkarakter kuat,” lanjutnya.
Menurutnya, penguatan karakter generasi muda juga turut didorong melalui model Kampung Ramah Keluarga. Model ini menjadi penting sebagai contoh best practice dalam mengokohkan fungsi-fungsi keluarga.
Dr Femmy Eka Kartika Putri, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI turut memberikan sambutan.
Buku tersebut, ia mengatakan, dapat menjadi pencerahan baik bagi para pembaca maupun sebagai role model bagi dosen dan mahasiswa muda untuk tetap berkarya. Sekaligus teredukasi tentang perlindungan dan pembangunan keluarga yang berketahanan.
“Keluarga Indonesia menghadapi berbagai tantangan isu anak dan pemuda, terutama lunturnya nilai agama dan etika di lingkungan keluarga. Buku ini dapat menyoroti hal tersebut dan menjelaskan penanganannya secara tepat,” katanya.
Ia menambahkan, tingginya angka perceraian dan perkawinan anak juga dapat menjadi fenomena gunung es bila tidak segera ditangani.
Buku ini juga dapat menjelaskan isu tersebut dan mengembalikan harmoni dalam keluarga yang mengalami kerentanan.
“Model Ramah Keluarga juga diharapkan dapat mendorong implementasi nilai-nilai utama Pancasila yakni integritas, etos kerja dan gotong royong serta fungsi-fungsi keluarga yang memperhatikan tumbuh kembang anak secara fisik dan mental,” tambahnya.
Menurutnya, implementasi buku ini dan model Kampung Ramah Lingkungan juga diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas sumberdaya manusia generasi muda.
Prof Euis juga menjelaskan buku ini juga merupakan internalisasi dan advokasi dari Deklarasi Yogyakarta Kemuliaan Manusia pada tahun 2016.
“Keluarga berketahanan adalah syarat terpenuhinya sumberdaya manusia berkualitas. Kemuliaan manusia merupakan indikator kualitas manusia. Membangkitkan kemuliaan manusia di lingkungan keluarga sangat penting karena maraknya nilai individualisme,” ujarnya.