Sembuhkan Jiwa dengan Menulis, Alumni IPB University Inisiasi Writing Is Healing dan Surat Kaleng

Website Philosovia yang dibuat Dian Pertiwi Josua fokus mengajak masyarakat sama-sama healing by writing untuk mengurangi beban dalam jiwa.

Editor: Tsaniyah Faidah
Ist/dok.Dian Pertiwi Josua
Website Philosovia inisiasi Dian Pertiwi Josua dibuat untuk mengajak masyarakat untuk sama-sama healing by writing. Menurutnya, menulis merupakan salah satu metode yang dapat dipraktikkan untuk mengurangi beban dalam jiwa. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Alumni IPB University sekaligus Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Dian Pertiwi Josua menginisiasi sebuah website sebagai wadah untuk penyembuhan jiwa.

Ia ingin mengajak orang-orang yang ingin disembuhkan lukanya dengan menulis, lalu diterbitkan dalam website tersebut.

Website Philosovia yang dibuat Dian Pertiwi Josua fokus mengajak masyarakat untuk sama-sama healing by writing.

Menurutnya, menulis merupakan salah satu metode yang dapat dipraktikkan untuk mengurangi beban dalam jiwa yang mengganggu keseimbangan emosi.

Mengungkapkan isi kepala dalam tulisan, serupa menuang air dari gelas yang sudah terlalu penuh sehingga gelas tersebut dapat diisi kembali.

Rutin menulis diari, dan jurnal harian membuat seseorang jadi mengenal diri sendiri, sehingga dapat memahami apa yang dibutuhkan, mengerti bagaimana cara menolong diri sendiri tanpa harus merasa malu apalagi takut.

Kebanyakan kasus lain, tulisan tersebut belum bisa membuat jiwa pulih, karena masih mengganjal lantaran belum tersampaikan pada seseorang yang melukai.

“Emosi tak bisa disembunyikan melainkan perlu dikelola. Kalau ingin menyampaikan pesan pada seseorang yang tidak bisa diajak bicara, maka sampaikan dalam tulisan," ungkap Dian Pertiwi Josua.

Walaupun tidak tepat sasaran, lanjutnya, masih ada orang lain yang akan memeluk dan berbagi dukungan sosial.

"Seperti kalau kita menulis, kemudian ada yang berkomentar memiliki kisah hidup yang mirip, memberikan apresiasi positif, itu membangun jiwa kita untuk pulih, dan menyadarkan bahwa kita tidak sendirian menghadapi dunia yang brutal,” ujarnya.

Dian mengaku, kerap menemui individu dengan pengasuhan yang minim edukasi parenting dari orangtuanya, sehingga mencetak generasi ugal-ugalan, mudah galau, kurang memiliki empati terhadap sesama, dan membentuk rantai pengasuhan asal-asalan.

Seringnya, manusia malu mencari pertolongan karena khawatir dianggap “kurang waras, atau sakit jiwa” saat mengetahui ada yang bermasalah dalam kondisi mentalnya. Padahal, jiwa sehat menjadi sumber raga sehat.

Kebanyakan kasus konseling yang ada, manusia membutuhkan teman bicara agar sekadar membuat hatinya lega.

Sayangnya tidak semua telinga mau jadi pendengar tanpa mengintimidasi, justifikasi, dan memberikan dukungan.

Oleh karena itu, website Philosovia ini dibuat untuk orang-orang mengungkapkan isi hati dan kepala yang lama terpendam namun perlu dikeluarkan.

Ada dua wadah yang disediakan website Philosovia untuk menuangkan cerita.

Pertama, Writing Is Healing untuk menuliskan artikel apapun yang sedang viral, berita hari ini yang sekiranya penting dimuat sebagai rekam digital, dan hasil penelitian (sains populer) dari penelitian sendiri.

Bisa juga menulis artikel ilmiah yang dibaca, serta to-do (tips, trik, cara, aktivitas unik, dan serba-serbi hidup lainnya).

Kedua, Surat Kaleng. Wadah untuk seseorang yang punya perasaan pada lawan jenisnya, namun enggan diungkapkan karena takut ditolak.

Lewat Surat Kaleng ini, orang-orang bisa menuangkan perasaannya kepada gebetan lewat tulisan.

"Nama kalian akan diubah menjadi inisial saat surat kalian dinyatakan layak terbit oleh Tim Redaksi Philosovia," ucap Dian Pertiwi Josua.

Saat memilih website Philosovia sebagai tempat bercerita, penulis tidak harus login. Kamu hanya tinggal menulis pada laman yang telah disediakan.

Nama penulis dapat dianonim, setiap tulisan terbaik akan diterbitkan dan bagi penulis yang beruntung, disediakan hadiah merchandise gratis diundi secara berkala.

Tulisan-tulisan yang dianggap mampu memotivasi dan menginspirasi bagi pembaca, diberikan kesempatan untuk dibukukan dalam satu buku antologi bersama penulis lainnya.

"Menulis bukan sekadar menuangkan huruf menjadi kata, kemudian paragraf. Menulis adalah memberikan makna dan bercerita tentang suara jiwa," tutur Dian.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved