Melihat Rumah Bupati Bogor Pertama di Desa Malasari Bogor, Tampilan Bentuk Aslinya Kembali Lagi

Jauh sebelum pusat pemerintahan berada di Cibinong seperti saat ini, 75 tahun silam pusat Pemerintahan Kabupaten Bogor sempat berada di Desa Malasari.

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Rumah Bupati Bogor pertama di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Selasa (7/2/2023) 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, NANGGUNG - Jauh sebelum pusat pemerintahan berada di Cibinong seperti saat ini, 75 tahun silam pusat Pemerintahan Kabupaten Bogor sempat berada di wilayah Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.

Pada tahun 1948 Kabupaten Bogor dipimpin oleh Raden Ipik Gandamanah mengatur segala urusan di sebuah rumah panggung yang sangat jauh dari pusat kota.

Hal itu dikarenakan Agresi Militer II masih terjadi, sehingga mengharuskan Raden Ipik Gandamanah mengungsi ke tempat yang lebih aman.

"Jadi menurut ceritanya pada saat itu di kota masih bergejolak, Pak Ipik itu sempet ke Jasinga kemudian ke sini (Malasari), tinggal disini di rumahnya Pak Ining. Kebetulan Pak Ining itu kepala desa pertama di sini," ujar Sekretaris Desa Malasari, Suryati, Selasa (7/2/2023).

Menurut Suryati, Raden Ipik Gandamanah tidak lama menempati pendopo tersebut. Sekitar kurang lebih delapan bulan, Bupati Bogor pertama itu kembali ke kota setelah kondisi dinyatakan aman.

Baca juga: Berkunjung ke Kampung Tokyo di Desa Malasari Bogor, Keasrian Alamnya Bikin Wisatawan Betah

Di dalam rumah tersebut, masih menyimpan barang-barang peninggalan masa pemerintahan saat itu, mulai dari satu buah meja dan dua kursi, kemudian dua buah bendera pusaka merah putih dan peralatan makan peninggalan Raden Ipik Gandamana.

Bangunan yang memiliki luas 40 meter persegi tersebut memiliki tiga buah ruang kamar, dan salah satu ruangan tersebut merupakan kamar dari Raden Ipik Gandamanah selama tinggal di tempat tersebut.

Wanita yang karib disapa Ucu tersebut menjelaskan, bangunan yang disebut dengan rumah sejarah tersebut sudah dua kali mengalami renovasi, sehingga bangunan tersebut masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Renovasi pertama dilakukan oleh mantan Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf. Kemudian renovasi kedua kalinya dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor.

"Sebelumnya pas di renovasi sama pak Dede Yusuf warnanya hijau tosca, yang kedua kalinya di renovasi sama Disbudpar Kabupaten Bogor, jadi di cari dulu dokumentasi lamanya untuk dikembalikan ke awal warnanya putih," terangnya.

Saat ini rumah sejarah ini telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya oleh Pemerintah Kabupaten Bogor.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved