'Mereka Tersandera' Tokoh Adat Sebut Rombongan Kapolda Jambi Langgar Larangan Hingga Evakuasi Sulit

"Jarang heli atau pesawat yang selamat melintas di atas Gunung Batuah dan Renah Si Hijau," kata Mukhri Soni.

Penulis: Damanhuri | Editor: khairunnisa
Kolase Tribun Jambi
'Mereka Tersandera' Tokoh Adat Sebut Rombongan Kapolda Jambi Langgar Larangan Hingga Evakuasi Sulit 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Rombongan Kapolda Jambi, Irjen Rusdi Hartono hingga kini belum berhasil dievakuasi oleh Tim SAR gabungan usai helikopternya mendarat darurat di hutan wilayah Bukit Tamiai, Kerinci.

Tim SAR gabungan mengaku kesulitan saat hendak mengevakuasi korban kecelakaan helikopter yang diantaranya merupakan Kapolda Jambi.

Dalam proses evakuasi yang dilakukan hari ini, Selasa (21/2/2023) empat helikopter diterjunkan milik Polri, TNI AU dan Basarnas.

TONTON JUGA:

Namun, setelah pukul 07.00 WIB diterbangkan, empat helikopter tersebut masih mendapat kendala untuk mengevakuasi para korban.

Baca juga: 3 Hari Terdampar di Hutan Usai Kecelakaan, 6 Helikopter Diterjunkan untuk Evakuasi Kapolda Jambi

"Setelah berputar-putar hampir dua jam, karena situasi tidak memungkinkan heli tersebut kembali mendarat untuk mengisi avtur. Kalau mengisi avtur berarti pukul 09.00 WIB tadi kurang lebih dikit, tadi empat heli tersebut kembali terbang lagi untuk mencoba memaksimalkan proses evakuasi," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (21/2/2023).

Para korban kecelakaan ini, yaitu Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono, Direktur Reskrimum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudistira, Direktur Polairud Polda Jambi Kombes Michael Mumbunan, Koorspri Polda Jambi Kompol Ayani, dan ADC Kapolda Jambi, serta 3 orang kru

Rombongan ini dijaga dan dirawat dua tim SAR yang datang dari jalur darat, serta satu tim yang datang dari jalur udara, yang totalnya sekitar 30 orang.

Masuk Hutan Larangan

Warga hingga tokoh adat setempat masih meyakini jika titik lokasi kecelakaan helikopter rombongan Kapolda Jambi masuk dalam kawasan hutan larangan yang berada di Bukit Tamiai, Kerinci.

Mereka meyakini lokasi tersebut jarang ditempuh oleh warga biasa.

Depati Muara Langkap, Mukhri Soni mengungkapkan helikopter tersebut seharunya terbang cukup mengikuti alur sungai Batang Merangin.

Namun ternyata sudah terlalu jauh ke kiri.

Baca juga: Tim SAR Kesulitan Evakuasi Kapolda Jambi, Sang Jenderal Berbaring di Hutan usai Kecelakaan

Tim SAR Kesulitan Evakuasi Kapolda Jambi, Sang Jenderal Berbaring di Hutan usai Kecelakaan
Tim SAR Kesulitan Evakuasi Kapolda Jambi, Sang Jenderal Berbaring di Hutan usai Kecelakaan (Kolase Tribun Bogor/istimewa)

Kondisi darurat disadarinya memang kadang membuat tindakan harus cepat, termasuk menggunakan teknologi GPS, yang memotong jalur sehingga jarak dan waktu perjalanan bisa lebih singkat.

"Jarang heli atau pesawat yang selamat melintas di atas Gunung Batuah dan Renah Si Hijau," kata Mukhri Soni.

Meski demikian, ia berharap proses evakuasi rombongan Kapolda Jambi hari ini berjalan lancar.

"Kita tidak mau merintangi evakuasi dan semoga proses evakuasi hari ini berjalan lancar, tapi ada yang terlewatkan dari evakuasi ini," kata Mukhri Soni dikutip dari Kompas.com, Selasa (21/2/2023).

Ia mengatakan yang terlewatkan itu adalah kearifan lokal masyarakat dan larang pantang dalam hutan.

Untuk itu, tim evakuasi seharusnya memuliakan kearifan leluhur dengan menghormati alam dan tanah sekitar yang berhutan dan berbukit.

"Secara adat seharusnya minta tolong ke kami Depati Muaro Langkap, melalui sirih sekapur," kata dia.

Sirih sekapur atau pinang ini bermakna minta izin, minta dimudahkan.

Baca juga: Butuh 2 Hari 2 Malam ke TKP, Kapolda Jambi Belum Ditemukan usai Helikopter Mendarat Darurat di Hutan

Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono di lokasi pendaratan darurat di Bukit Tamiai, Kerinci.
Kapolda Jambi Irjen Pol Rusdi Hartono di lokasi pendaratan darurat di Bukit Tamiai, Kerinci. (istimewa)

Setelah bertemu dengan penguasa wilayah adat, maka depati sebagai perantara yang meminta hajat, berkomunikasi dengan seluruh lapis mahluk hidup yang berada bukit, lokasi helikopter mendarat darurat.

"Tidak banyak, ini sebagai tanda kita menghormati alam raya seperti membawa sirih selembar, pinang. Ya selayaknya seperti sirih orang mengundang," kata Datuk Soni.

"Kita kasihan pada petinggi yang tersandera cuaca buruk," katanya lagi.

Budayawan Jambi, Nukman menuturkan, masyarakat setempat meyakini bahwa titik jatuhnya helikopter sebagai wilayah yang jarang ditempuh orang biasa.

Ini adalah bagian dari warisan leluhur, kearifan yang turun temurun diwariskan untuk menjaga keseimbangan alam. Tentu pola kearifan dan pikiran baik itu yang harus diikuti oleh tim evakuasi. Misalnya mengikuti arah ajun pemilik wilayah, dalam hal ini Depati Muaro Langkap.

"Pola-pola ini tentu kita terjemahkan dengan baik, dan ini berbeda dengan pendekatan ilmu modern tentunya," katanya.

Tim tentu sudah memedomani pergerakan angin dari gunung ke lembah dan sebaliknya.

Tinggal sejauh mana menggabungkan dua pendekatan ini menjadi satu, pendekatan teknologi modren dan ilmu pengetahuan nenek moyang.

Baca juga: Update Kondisi Penumpang Helikopter yang Mendarat Darurat di Kerinci, Kapolda Jambi Alami Luka Parah

Tim SAR mengobati rombongan Kapolda Jambi di Hutan Tamiai, Kerinci tempat mendarat darurat helikopter yang ditumpangi Kapolda Jambi, Selasa (21/2/2023).
Tim SAR mengobati rombongan Kapolda Jambi di Hutan Tamiai, Kerinci tempat mendarat darurat helikopter yang ditumpangi Kapolda Jambi, Selasa (21/2/2023). (istimewa)

"Kita berdoa semoga semua diberi kekuatan dan kemudan," tutupnya.

Seperti diketahui, hingga memasuki hari ke-tiga, Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono masih terdampar di hutan usai mengalami kecelakaan pesawat helikopter pada Minggu (19/2/2023) lalu.

Proses evakuasi yang dilakukan Tim SAR gabungan pada Senin kemarin gagal lantaran terkendala cuaca.

Hari ini, Selasa (21/2/203) rencananya Kapolda Jambi dan rombongan akan dievakuasi dari lokasi kawasan hutan Desa Tamiai, Batang Merangin, Kerinci, Jambi.

Tim SAR gabungan bakal menerjunkan enam helikopter dalam proses evakuasi hari ini.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved