Breaking News

Idul Fitri 2023

Pesan Habib Rizieq Soal Lebaran 2023 Jumat atau Sabtu, Masyarakat Awam Diminta Ikut Pemerintah

Pesan Habib Rizieq Shihab Soal Perbedaan Hari Raya Idul Fitri 1444 H, Masyarakat Awam Diminta Ikut Pemerintah

|
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Youtube IBTV
Habib Rizieq minta masyarakat tak panik soal perbedaan penetapan Lebaran 2023 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Habib Rizieq Shihab meminta masyarakat tidak panik dan bingung atas perbedaan penentuan Lebaran 2023.

Diketahui bersama, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1444 H pada hari Jumat 21 April 2023.

Penetapan Lebaran 2023 Muhammadiyah tertuang dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0E/2023 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal dan Zulhijah 1444 H.

Sementara itu Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat penentuan Lebaran 2023 pada Kamis 20 April 2023.

Sidang Isbat digelar pada 29 Ramadhan 1444 H.

Habib Rizieq Shihab meminta masyarakat tidak merasa bingung dan panik atas perbedaan penetapan Hari Raya Idul Fitri 2023.

"Tolong jika ada perbedaan Lebaran di tengah kelompopk masyarakat jangan panik jangan bingung jangan gundah gulana. Belajarlah kita menikmati perbedaan pendapat. Belajarlah lapangkan dada kita. Belajarlah kita untuk bisa menghormati saudara-saudara kita yang berbeda dengan kita.

Selama mereka punya dalil yang bisa dipertanggungjawabkan, jangan sok merasa benar sendiri," kata HRS dikutip TribunnewsBogor.com dari akun Youtube IBTV.

Habib Rizieq menerangkan penyebab perbedaan penentuan Lebaran 2023.

Menurutnya perbedaan itu disebabkan bukan hanya karena metode yang dipakai, tapi juga kriteria.

Kata HRS, walau sama-sama menggunakan metode hisab bisa saja berbeda menentukan tanggal hijriah jika kriteria yang dipakai tak sama.

"Sesama hisab sepakat bahwa besok bulan itu sudah di atas 0 derajat. Semua ahli hisab sepakat bahwa bulan itu di atas 0 derajat mencapai 1 derajat. Tapi dalam beberapa hitungan berbeda.

Apakah besok itu 1,2 derajat atau besok itu dua koma sekian derajat. Dari segi derajatnya sendiri sudah berbeda dalam beberapa sistem hitung falak," kata Habib Rizieq Shihab.

Habib Rizieq
Habib Rizieq (youtube)

Ia menerangkan kriteria berbeda.

"Nah kemudian bagi yang hisab ini sendiri belum tentu semuanya Lebarannya Jumat. Ada yang pakai hisab, Lebarannya tetap Sabtu. Lho kenapa bisa? Jadi kalau orang pake hisab terus dia punya kriteria yang wujudul hilal, kalau hilal kelihatan di atas 0 derajat dia tanggal baru. Kalau kriterianya seperti itu, Jumat Lebaran.

Tapi ada yang ngitung hisab ini hilalnya masih di bawah 2 derajat. Jadi, bagi mereka di bawah dua derajat itu belum tanggal baru karena dalam ilmu imkanur rukyat di bawah 2 derajat gak mungkin bulan kelihatan, sehingga dengan ilmu hisab juga mereka bisa membulatkan bulan Ramadhan menjadi 30," kata Habib Rizieq.

Pun dengan metode rukyat, meski sama tetap saja berpotensi berbeda bila kriteria yang digunakan tak sama.

"Kalau yang dilihat itu bulan ada, tapi hitungannya 2 derajat sementara dia punya kriteria 3 derajat, tetap saja belum masuk bulan baru menurut kriterianya.

Jadi kalau besok ada masyarakat yang melihat bulan (di bawah 3 derajat) terus pemerintah gak terima, jangan kaget. Karena pemerintah menetapkan syarat 3 derajat," jelas Habib Rizieq.

Ia menyarankan bagi masyarakat yang tidak mengerti hisab, rukyat dan ilmu falak, maka sebaiknya mengikuti hasil Sidang Isbat Pemerintah.

"Ikuti saja pengumuman pemerintah, selesai, gak pusing kita. Tapi bagi yang ngerti hisab dia punya hak untuk mengikuti hisabnya.

Bagi yang paham rukyat dan merukyat dia punya hak untuk mengikuti rukyatnya. Gak boleh diganggu oleh siapapun termasuk oleh pemerintah sekalipun," kata Habib Rizieq Shihab.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved