Rahasia Racikan Obat Dokter Wayan Viral untuk Pasien di Rumah Mewah Penuh Sampah, Bukan Kadaluwarsa

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Banyak orang penasaran dengan obat yang diberikan dokter Wayan pada pasiennya.

Pasalnya tempat praktik dr Wayan sangat berantakan dan kotor.

Walau rumahnya berantakan dan kotor, namun tetap ada pasien yang datang.

Mereka merasa obat yang diberikan dokter Wayan sangat mujarap.

Walau begitu hal tersebut berbanding terbalik dengan lokasi praktik dr Wayan.

Tampak di video ada dua kursi plastik bagi pasien menunggu.

Di ruang sebelahnya, terdapat timbangan lusuh dan entah masih berfungsi atau tidak.

Dalam ruang tampak ruang praktik dr Wayan.

Terdapat meja penuh kertas, lalu tempat tidur dengan kasur merah.

Bahkan tampak pula kemasan obat bercecer mulai dari lantai hingga lemari kaca.

Baca juga: Terungkap Alasan Dokter Wayan Tinggal di Rumah Penuh Sampah, Kesaktian Pengobatannya Dikagumi Warga

Kade Ari Yase seorang sahabat bercerita, ia sudah kenal dokter Wayan sejak 1997 silam.

Mereka sama-sama berasal dari Bali.

Menurut Kade, dr Wayan merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dokter Wayan diperkirakan lulus tahun 1991.

Meski tidak pernah sekolah bersama, Kade Ari Yase meyakini dokter Wayan merupakan sosok yang pintar.

"Teman-teman saya 10-12 tahun (lulus kedokteran), tapi beliau 7 tahun rampung," kata Kade Ari Yase dikutip dari TikTok ndrawijaya07.

Kepintaran dokter Wayan juga dibuktikan lewat prestasi menjadi pemenang lomba cerdas cermat se Provinsi Bali.

Baca juga: Terjawab Keberadaan Dokter Wayan Usai Tempat Praktik di Karawang Viral, Keluarga Sampai Minta Maaf

"Beliau juara cerdas cermat se-Provinsi Bali," katanya.

Lantas soal obat, Kade menekankan dokter Wayan tidak memakai obat kadaluwarsa.

"Bukan kadaluwarsa, saya tau tempat beli obatnya," kata Kade Ari Yase.

Kade menerangkan banyak pasien yang masih datang karena merasa cocok dengan obat dokter Wayan.

Menurutnya hal tersebut karena memang dr Wayang tepat dalam mendiagnosa sakit yang diderita pasien.

"Cara ngeraciknya dia bagus. Ketepatan dalam memberikan obat itu pas. Tepat diagnosanya, tepat dosisnya," kata Kade Ari Yase.