Asal Usul Kampung Arab di Cisarua Bogor, Berawal dari Banyaknya WNA Timur Tengah Sejak Tahun 90an

Banyak warga negara asing (WNA) dari Timur Tengah yang bermukim di Cisarua, Puncak Bogor, menjadikan wilayah tesebut dijuluki dengan Kampung Arab.

|
Penulis: Wahyu Topami | Editor: Vivi Febrianti
TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy
Banyak warga negara asing (WNA) dari Timur Tengah yang bermukim di Kecamatan Cisarua, Puncak Bogor, menjadikan wilayah tesebut dijuluki dengan Kampung Arab. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Wahyu Topami 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Banyak warga negara asing (WNA) dari Timur Tengah yang bermukim di Kecamatan Cisarua, Puncak Bogor, menjadikan wilayah tesebut dijuluki dengan Kampung Arab.

Kampung Arab ini tepatnya berada di Warung Kaleng, Desa Tugu Selatan, Kabupaten Bogor.

Tidak jarang, Kampung Warung Kaleng dijuluki sebagai Kampung Arab oleh kebanyakan orang.

Akan tetapi julukan tersebut dibantah oleh salah satu tokoh budaya di Puncak Bogor, Abah Yudi (57) yang menurutnya julukan Kampung Arab di Puncak Bogor itu tidaklah tepat.

"Mereka itu turis timur tengah yang berlibur di puncak kalau disebut Kampung Arab saya tidak sepakat. Kalau Kampung Arab itu mereka yang sudah tinggal selama bertahun-tahun dan turun temurun," ujarnya pada TribunnewsBogor.com, Rabu (24/5/2023).

Ia juga beranggapan sebutan untuk Kampung Arab itu lebih tepat disematkan kepada daerah atau pemukiman yang sudah dihuni oleh warga Arab atau timur tengah secara turun-temurun.

"Kalau memang mereka mengatakan Kampung Arab harus memerhatikan fakta otentik yang ada apakah mereka tinggal di sini secara turun-temurun atau tidak, disini kan tidak julukan Kampung Arab, ke daerah Empang mungkin tepat karena sudah berkembang biak disitu," ungkapnya.

Meskipun menolak dengan adanya julukan tersebut ia mengaku tidak bisa menghindari stigma masyarakat luar Puncak yang sudah kadung menjuluki salah satu kawasan di Puncak sebagai Kampung Arab terutama di kawasan Warung Kaleng.

Hal tersebut ia akui karena banyaknya kios-kios di Puncak yang ditulis menggunakan tulisan Arab.

Kawasan Warung Kaleng di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Rabu (24/5/2023).
Kawasan Warung Kaleng di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Rabu (24/5/2023). (TribunnewsBogor.com/Wahyu Topami)

"Mungkin stigma Kampung Arab itu melekat di daerah warung kaleng karena banyaknya turis dan kios-kios yang memiliki tulisan Arab, tadi kalau Kampung Arab mah tidak ada," tandasnya.

Kios-kios bertuliskan huruf Arab di Warung Kaleng itu, menurut Abah Yudi dimaksudkan untuk memudahkan para turis untuk membeli barang dagangan di kawasan Puncak Bogor.

"Kalau di Warung Kaleng banyak kios bertuliskan huruf Arab sebenarnya itu warga yang berjualan untuk memudahkan para turis membeli makanan, jajanan saja memfasilitasi mereka," paparnya.

Baca juga: Jejak Islam : Menapaki Kampung Arab Empang, Simpan Sejarah Islam yang Berpengaruh di Bogor

Selain karena banyaknya kios-kios bertuliskan huruf Arab, banyaknya hilir mudik warga timur tengah di kawasan puncak juga disinyalir menjadi salah satu faktor yang banyaknya orang-orang menyebut Kampung Arab.

"Itu kan julukan untuk pelancong-pelancong ya Kampung Arab karena sering melihat hilir mudiknya orang-orang Arab atau Timur Tengah yang lagi bertamasya banyak orang Arab oh mungkin Kampung Arab. Statement orang-orang luar bukan orang-orang pribumi," pungkasnya.

Secara historis, Abah Yudi pun menceritakan selaku pribumi Puncak Bogor bahwa kedatangan turis-turis asal Timur Tengah ini sudah ada sejak 1998, yang mana pada saat tersebut kios-kios bertuliskan huruf Arab masih sangat sedikit jumlahnya.

"1998 sudah mulai rame, pada turis mancanegara itu. Mulai 2000 masih sedikit 2005 mulai agak ramai, warung-warung penyedia bahan pokok kemudian jasa travel dan lainnya," ujarnya.

Sedangkan untuk julukan Kampung Arab sendiri, menurut Abah Yudi tersematkan pada kawasan Puncak Bogor mulai ramai pada 2019.

"Itu ramai Kampung Arab pada tahun 2019, orang arabnya aja bahkan tidak pernah mengklaim bahwa di puncak itu Kampung Arab tidak, mereka justru beranggapan bahwa Puncak adalah gunung hijau," terangnya.

Meskipun Puncak selalu ramai dikunjungi pada turis asing yang utamanya dari timur tengah menurutnya saat ini terus alami penurunan, terhitung sejak Indonesia dilanda pandemi.

Baca juga: Banyak Ditempati WNA Timur Tengah, Kawasan Cisarua Bogor Sampai Dijuluki Kampung Arab, Ini Faktanya

"Tetapi setelah covid-19 sudah menurun pengunjung sudah mulai berkurang. Sampai saat ini terus alami penurunan, karena orang-orang Arab sudah tau dengan Bandung, Bali, Cianjur dan juga di Arab kan setelah putra mahkota memimpin sudah mulai terbuka, banyak hiburan," tandasnya.

Sampai saat ini julukan mengenai Kampung Arab masih tersemat khusunya di kawasan Warung Kaleng Puncak Bogor, Abah Yudi mengaku tidak mengerti dasar apa yang membuat orang-orang menjulukinya seperti itu.

"Muncul julukan Kampung Arab mungkin 2019/2020 saya juga tidak mengerti kenapa sampai dijuluki Kampung Arab. Yang pasti ketertarikan mereka itu datang ke Puncak karena bukit-bukit yang hijau karena di daerah mereka itu tidak ada makanya mereka menjuluki Puncak itu bukit hijau," tutupnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved