Dua Anaknya Hidup Sengsara di Gubuk, Ayah yang Tusuk Ibu di Lampung Sejahtera Bareng Keluarga Baru
Kehidupan ayah yang diduga tusuk ibu di Lampung Tengah akhirnya terungkap. Berbanding terbalik dengan kedua anaknya.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: widi bogor
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Kehidupan ayah yang diduga tusuk ibu di Lampung Tengah akhirnya terungkap.
Delapan tahun kabur dan tinggalkan dua anaknya, kehidupan baru sang ayah justru dibocokan oleh istri barunya.
Dua anaknya, AL Rasyid Pandu Pratama (11) dan Salwa Adzkia Nur Rasyidah (9) viral di media sosial setelah meminta ayahnya ditangkap.
Keduanya meminta sang ayah ditangkap karena telah menusuk ibunya pada tahun 2015 silam.
Setelah kejadian itu, sang ayah pergi meninggalkan kedua anaknya tersebut.
Kakak adik itu pun tinggal bersama neneknya, Sulastri di sebuah gubuk di Kampung Bandar Sakti RT 002/001, Dusun Adi Luhur, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah.
Berbeda jauh dengan kehidupan dua anaknya, Tama dan Salwa, sang ayah kini justru hidup makmur bersama keluarga barunya.
Rangga Prayoga pada tahun 2015 itu tiba-tiba datang ke rumah mertuanya di bulan Ramadhan.
Ia beralasan ingin berbuka puasa bersama anak-anaknya.
Saat itu Rangga dan Sutrisnawati (ibu Tama dan Salwa) sudah bercerai.
Namun keduanya cekcok hingga akhirnya Rangga menusuk Sutrisnawati.
Ibu dua anak itu sempat dirawat di rumah sakit namun meninggal dunia di hari ketujuh.
Sementara itu, Rangga justru kabur dan sampai saat ini meninggalkan kedua anaknya.
Sempat dicari polisi, Rangga pun selalu berhasil lolos.
"Tersangka dikenal selalu berpindah-pindah ketika hendak ditangkap," kata AKP Dwi Atma Yofi Wirabrata dikutip dari Tribun Lampung.
Hingga kini berita itu viral, kehidupan baru Rangga justru diungkap oleh istri barunya.
Rangga kini diduga sudah menikah lagi dengan wanita bernama Yeyen Tiara.
Bahkan keduanya diduga memiliki anak kembar berjenis kelamin wanita.

Kehidupan baru Rangga ini berbanding terbalik dengan kedua anaknya.
Tama dan Salwa harus tinggal di gubuk yang hampir roboh bersama neneknya.
Sementara itu Rangga justru tinggal di rumah kokoh dengan cat tembok berwarna hijau.
Tama kini diketahui duduk di kelas 6 SD, dan Salwa adiknya kelas 4 SD.
Sedangkan anak kembar diduga buah hati Rangga dan Yeyen disebutkan duduk di kelas 3 SD.
Sulastri menghidupi mereka Taman dan Salwa dari hasil bekerja serabutan.
"Kalau ada orang nyuruh ya saya kerja, misal musim panen tebu, saya bisa menadapat uang Rp 80.000 hingga Rp 100.000," kata Sulastri.
Saat kedua anaknya hidup serba kekurangan, Rangga justru makan enak dengan keluarga barunya.
Mereka bahkan sering terlihat berlibur atau sekedar jalan-jalan.
Bahkan istri Rangga juga terlihat mengenakan perhiasan.
Sunggu kehidupan sang sangat berbanding terbalik dengan kehidupan dua anaknya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.