Viral Film Jessica Wongso, Otto Hasibuan Tegas Akan Buka Kasus Kopi Sianida Lagi, Bakal Ajukan PK

Dengan dibukanya kasus kopi sianida nanti, ia berharap kepada hakim dipesidangan.

"Dengan keadaan seperti ini ada Netflix, ada masyarakat berikan dukungan, mudah-mudahan hakim agung itu bisa mlihat bahwa ini bisa diperbaiki. Dulu lembaga PK itu tidak ada.

Kita gak mikir ganti rugi lah, keadilan ini aja dulu lah ditegakan.

Jadi kalo sudah kita terang benderang mengetahui Jessica tidak bersalah, apakah negara tutup mata? apakah hakim agung tutup mata? membuarkan seperti ini, membiarkan menjadi dark number.

Kasus ini hilang begitu saja, kita biarkan keadilan tidak jadi di republik ini. Hancur, ini ditonton seluruh dunia.

Tadi ada beberapa wartawan dari luar negeri, dari Australia menghubungi saya semua mempertanyakan kasus ini dan mewawancara kasus ini.

Berarti dunia semua mengetahui, kalo ini kita tidak perbaiki wajah hukum kita akan rusak."

Mendengar penjelasan Otto Hasibuan, Dedi Corbuzier khawatir akan ada nama yang tersert dalam kasus tersebut.

Namun, kata Otto Hasibuan hal tersebut demi kebaikan segalanya, terutama hukum di Indonesia.

"Tapi itu lebih baik, demi hukum kita, demi negara kita, demi keadilan, demi masyarakat.

Mereka kan pejabat negara yang dibayar oleh rakyat."

Baca juga: Otto Hasibuan Blak-blakan Bahas Kasus Kopi Sianida, Sebut Nama Ferdy Sambo hingga Masalah Asuransi

Lalu, Otto Hasibuan pun yakin dengan kasus kopi sianida yang akan dibuka kembali nanti, bisa membuka keadilan.

"Apapun selama ada peluang, saya akan berjuang.

Saya masih berharap ada hakim hakim yang mulia hatinya, kan gak semuanya gak benar, pastilah.

Pengacara buruk ada pengacara baik ada, jaksa buruk ada jaksa baik ada, hakim baik ada hakim buruk ada.

Saya berharap menemukan hakim yang baik dan mulia mau mempertaruhkan karirnya untuk huni, dan itu baik untuk negara kita."

Diketahui, Jessica Wongso saat ini ditahan di Lapas Pondok Bambu, Lapas wanita Jakarta kelas II A.

Pada Oktober 2016 lalu ia diputuskan bersalah dan harus menjalani hukuman penjara selama 20 tahun.