Ternyata Bukan Pertama Kali, RSUD Leuwiliang Bogor Dulu Pernah Diamuk, Kasusnya Sama Gegara Ambulans

karena merasa dipersulit saat akan meminjam ambulans maka emosi keluarga pasien itupun meledak-ledak hingga mengeluarkan kalimat umpatan terhadap

|
Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Reynaldi Andrian Pamungkas
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
RSUD Leuwiliang, Kabupaten Bogor jadi sorotan pasca adanya keluarga pasien yang mengamuk gegara tidak puas dengan layanan ambulans, Sabtu (11/11/2023) 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, LEUWILIANG - Akun Tiktok @Selvi Damayanti27 mengunggah sebuah video yang menampilkan sejumlah orang mengamuk di lobi RSUD Leuwiliang, Kabupaten Bogor, beberapa waktu lalu.

Usut punya usut, orang yang mengamuk tersebut adalah keluarga pasien kecelakaan yang meminta bantuan ambulans di rumah sakit tersebut.

Akan tetapi, karena merasa dipersulit saat akan meminjam ambulans maka emosi keluarga pasien itupun meledak-ledak hingga mengeluarkan kalimat umpatan terhadap pihak rumah sakit.

Bahkan dalam caption unggahan tersebut pihak rumah sakit terkesan menyembunyikan ambulansnya ketimbang memberikan pelayanan kepada pasien yang dalam kondisi memprihatinkan.

Rupanya, kejadian itu bukanlah pertama kalinya terjadi di RSUD Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

Pada tahun lalu di tempat yang sama yakni di lobi IGD RSUD Leuwiliang, Yanuar Lesmana yang merupakan Kepala Desa (Kades) Sadeng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor melampiaskan kekecewaanya karena tidak mendapat pinjaman ambulans dari rumah sakit.

Saat itu, kepala desa tersebut ingin meminjam ambulans dari rumah sakit untuk membawa warganya yang meninggal dunia.

Akan tetapi pihak rumah sakit tidak mengabulkan permintaan kepala desa tersebut dengan sejumlah alasan.

Baca juga: Soal Cekcok Viral RSUD Leuwiliang Bogor, Rudy Susmanto: Kita Harus Bersabar Bersama-sama

Direktur RSUD Leuwiliang, dr Vitrie Winastri mengaku akan melakukan evaluasi terhadap pelayanan masyarakat agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

"Komunikasi akan kami tingkatkan untuk pelayanan kepada pasien," ujarnya kepada wartawan, Minggu (12/11/2023).

Sementara itu, ia menjelaskan, untuk menggunakan layanan ambulans yang ada di RSUD Leuwiliang, harus sesuai prosedur yang telah ditetapkan yakni melalui Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).

Sistem tersebut akan langsung terkoneksi dengan rumah sakit rujukan yang akan dituju, sehingga rumah sakit yang akan menjadi tempat rujukan mengetahui kondisi dan kebutuhan pasien.

"Setelah Rumah Sakit yang dituju siap menerima pasien, maka pasien akan diantar menggunakan ambulance rumah sakit dengan didampingi oleh tenaga kesehatan dari RSUD Leuwiliang," terangnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved