Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Kondisi Santri Asal Banyuwangi Sebelum Tewas Dianiaya Seniornya, Wajah Pucat Ketakutan, Minta Pulang

Terungkap kondisi santri asal Banyuwangi yang tewas dianiaya rekannya di Ponpes Kediri.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase Ist
Rupanya sebelum tewas, santri di Kediri, Bintang Balqis Maulana (14) sudah sering meminta pulang ke Banyuwangi. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Terungkap kondisi santri asal Banyuwangi yang tewas dianiaya rekannya di Ponpes Kediri.

Rupanya sebelum tewas, korban bernama Bintang Balqis Maulana (14) sudah sering meminta pulang ke Banyuwangi.

Tak hanya itu, Bintang Balqis juga sering memperlihatkan wajah ketakutan setiap kali video call dengan keluarganya.

Bintang Balqis Maulana tewas usai dianiaya empat rekan sesama santri.

Satu dari empat tersangka bahkan merupakan sepupunya sendiri.

Bintang Balqis Maulana merupakan santri asal Afdeling Kampunganyar, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Bintang tewas di Pondok Pesantren Al Hanifiyah, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Jumat (23/2/2024).

Ibu kandung korban, Suyanti awalnya dilarang membuka janazah Bintang Balqis saat tiba di rumahnya.

Saat itu ia curiga karena melihat ada darah menetes dari jenazah sang anak.

"Keadaan anak saya itu darah udah netes-netes, baru sampai di pintu udah netes-netes," jelasnya dikutip dari tv lokal Banyuwangi.

Apalagi saat itu orang yang mengantarkan jenazah Bintang melarang keluarga membuka kain kafan.

"Terus Fatah bilang jangan dibuka, alasannya sudah disucikan atau dimandikan, disholatkan," kata Suyanti lagi.

Ia pun semakin curiga dan penasaran ingin melihat kondisi putranya.

"Saya ingin mencium anak saya," kata dia.

Setelah mendesak pihak pengantar jenazah dari Pondok Pesantren, ia bukan kaget melihat kondisi sang anak.

"Saya buka ternyata ini mukanya semua sudah hancur," ungkapnya.

Saat itu, kata dia, daging pipi korban sampai kelihatan dan matanya sudah bengkak.

"Ini (leher) seperti berlobang, paha kaki banyak sundutan rokok, tangannya lebam-lebam," jelas Suyanti lagi.

Menurut penuturan Suyanti lagi, rupanya Bintang sebelum meninggal dunia kerap kali meminta pulang ke Banyuwangi tanpa alasan yang jelas.

Namun saat didesak, Bintang Balqis tidak pernah menjelaskan secara rinci masalah apa yang dialami.

Saat komunikasi, korban hanya menampakkan setengah mukanya dengan mimik wajah pucat ketakutan.

Bahkan ia pernah memberikan pesan pendek melalui WhatsApp, meminta tolong karena merasa ketakutan.

Berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian, korban Bintang Balqis dianiaya sejak Minggu (18/2/2024).

Kapolres Kediri, AKBP Bramastyo Priaji mengatakan, saat ini pihaknya telah menetapkan 4 tersangka atas kematian Bintang Balqis.

Keempatnya yakni MN (18) seorang pelajar kelas 11 asal Sinoarjo, MA (18) pelajar kelas 12 asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, serta AK (17) asal Kota Surabaya.

"Empat orang kita tetapkan sebagai tersangka dan kita lakukan penahanan lebih lanjut," kata AKBP Bramastyo Priaji.

Ia mengatakan, berdasarkan interogasi, adapun motif tersangka yakni karena adanya kesalahpahaman sehingga menganiaya korban.

"Itu masih kita dalami lebih lanjut," jelasnya.

Sementara itu pihak Pesantren Al Hanifiyah, Fatihunada, mengaku tak tahu adanya penganiayaan itu.

Sebab ia menerima laporan dari pengurus bahwa korban meninggal dunia karena terpeleset di kamar mandi.

"Saya dikabari sudah meninggal," kata Gus Fatih.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved