Aksi Caleg Nyamar Jadi Kurir, Dapat Kode dari Didot, Antar Makanan ke Ibu Korban Pembunuhan di Bogor

Caleg Devara Putri Prananda rupanya mengendarai motor sendirian dari kostan menuju ke rumah wanita korban pembunuhan di Bogor.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani dan Ist
Caleg Devara Putri Prananda rupanya mengendarai motor sendirian dari kostan menuju ke rumah wanita korban pembunuhan di Bogor. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Caleg Devara Putri Prananda rupanya mengendarai motor sendirian dari kostan menuju ke rumah wanita korban pembunuhan di Bogor.

Devara mendatangi rumah korban untuk memastikan kalau keluarganya tak curiga.

Caleg gagal itu mendatangi rumah korban sambil mengantar makanan.

Rupanya Devara Putri mengendarai motor seorang diri dari kostan ke rumah korban.

Hal itu terungkap pada rekonstruksi pembunuhan wanita di Bogor, Kamis (7/3/2024).

Indriana Dewi Eka Saputri tewas di tangan pacarnya, Didot Alfiansyah.

Didot bekerjasama dengan pacarnya yang lain, Devara Putri dan seorang temannya, Muhamad Reza.

Ketiganya memiliki peran masing-masing dalam kasus pembunuhan Indriana.

Didot menjemput Indriana di rumahnya, kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.

Reza yang saat itu ikut bersama Didot, berperan sebagai eksekutor.

Setelah korban tak bernyawa, giliran Devara Putri bertugas memastikan kondisi keluarga korban.

Terlihat pada rekonstruksi, Devara mengendarai motor dan helm berwarna oranye.

Helm itu bertuliskan lambang kurir pesan antar makanan.

Devara Putri juga terlihat menenteng kantong plastik berwarna putih.

Diketahui kantong itu berisi sate yang pura-pura dipesan oleh Indriana Dewi Eka Saputri.

Rekonstruksi pembuhunan Indriana Dewi Eka Saputri di Polsek Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Kamis (7/3/2024).
Rekonstruksi pembuhunan Indriana Dewi Eka Saputri di Polsek Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Kamis (7/3/2024). (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)

Devara bergerak sesuai arahan dari Didot.

"(Didot) memberikan kode kepada Devara yang isinya hanya 'done'," kata Dirkrimum Polda Jabar, Kombes Surawan.

Devara Putri kemudian langsung melajukan motor dari kosan ke rumah korban.

Sesampainya di rumah korban, Devara lalu menyerahkan sate kepada ibu korban.

Setelah itu ia pun kembali lagi ke kosannya kemudian bertemu dengan Didot.

Saat Devara mengirim sate, Didot menggunakan ponsel Indriana mengirim pesan pada ibunya.

Pesan itu seolah-olah korban meminta ibunya untuk memakan sate tersebut.

Padahal saat itu Indriana Dewi sendiri sudah meninggal dunia.

"Maksudnya untuk menghindari kecurigaan orangtua," kata Surawan lagi.

Setelah menjemput Devara di kostan, para pelaku kemudian membawa jasad Indriana berkeliling hingga ke Cirebon.

Bahkan selama 4 hari berkeliling, mobil yang mereka sewa sempat di-towing karena mogok.

Para pelaku kemudian memutuskan untuk membuang jasad Indriana karena sudah mulai mengeluarkan bau.

Sebelumnya, jasad Indriana disimpan dalam posisi duduk di jok belakang dan menggunakan masker.

Mereka membuat kesan seolah-olah korban sedang tidur.

"Kejadian sekitar pukul 21 lebih, tanggal 20 dieksekusi kemudian dibawa bermalam di Jakarta, selah itu dibawa ke Cirebon bermalam di sana sampai dengan dibawa ke Banjar itu sekitar 3 malam, baru dibuang ke sana sampai dengan tanggal 25 baru ditemukan di sana," papar Surawan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved