Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Kekuasaan PDIP di Jakarta Tumbang, Ganjar dan 'Dosa' Masa Lalu Diduga Jadi Penyebab Menurut Pengamat

Dalam Pemilu 2024 ini, kekuasaan PDIP di Jakarta benar-benar tumbang setelah partai berlogo banteng ini berkuasa selama 10 tahun di DPR maupun di DPRD

Editor: Naufal Fauzy
Istimewa via Tribunnews
Suasana penetapan calon presiden (Capres) PDI Perjuangan yang dihadiri Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Presiden Jokowi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Puan Maharani, Prananda Prabowo, hingga Hasto Kristiyanto di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023). PDI Perjuangan melalui Megawati Soekarnoputri menetapkan Ganjar Pranowo sebagai Capres untuk bersaing pada pemilihan presiden 2024 mendatang. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kekhawatiran tumbangnya kekuasaan PDIP yang sudah menjadi pemberitaan sejak beberapa tahun silam akhirnya benar-benar terjadi.

Dalam Pemilu 2024 ini, kekuasaan PDIP di Jakarta benar-benar tumbang setelah partai berlogo banteng ini berkuasa selama 10 tahun baik di DPR maupun di DPRD.

PDIP harus mengakui kekalahannya dalam Pemilu 2024 setelah perolehan suaranya turun menjadi di urutan kedua di bawah PKS.

Untuk Pileg DPR RI, PDIP hanya meraih 15,65 persen dan kemungkinan hanya bisa mendapat empat kursi atau kehilangan tiga kursi dibanding Pemilu 2019 silam.

Sedangkan untuk Pileg DPRD DKI, PDIP meraih 14,01 persen dan kini hanya mendapatkan 14 kursi di DPRD DKI.

Partai berlogo banteng itu harus kehilangan 11 kursi dibandingkan hasil Pemilu 2019 yang mana mereka saat itu mendapat 25 kursi.

Tumbangnya PDIP di Jakarta dalam Pemilu 2024 karena faktor Ganjar Pranowo yang menjadi beban.

Selain itu, ada 'dosa' masa lalu partai besutan Megawati Soekarnoputri terhadap Anies Baswedan.

Dua argumen di atas merupakan hasil analisa pengamat politik dari Universitas Nasional, Selamat Ginting.

Ganjar menjadi beban di Jakarta

Menurunnya suara PDIP ini sejalan dengan rendahnya suara pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Jakarta.

Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, perolehan suara Ganjar-Mahfud di Jakarta hanya 17,26 persen atau sebesar 1.115.138 suara.

Ginting mengatakan, secara tidak langsung pasti ada irisan antara pemilih calon di Pilpres dan partai di Pileg.

Terlebih, secara fakta harus diakui bahwa elektabilitas Ganjar di Jakarta kalah jauh dibandingkan dua calon lawannya.

Hal itu menjadi beban bagi PDIP karena tidak mendapat efek ekor jas dan justru ikut anjlok.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved