Nasib Korban yang Mobilnya Mau Dibeli Sopir Biang Kerok Kecelakaan di Tol Halim, Terancam Gigit Jari

Nasib korban kecelakaan di Gerbang Tol Halim Utama, Jakarta Timur, hingga saat ini belum jelas.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase Tribun Bogor
nasib korban sopir biang kerok kecelakaan di Gerbang Tol Halim Utama terancam gigit jari 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Nasib korban kecelakaan di Gerbang Tol Halim Utama, Jakarta Timur, hingga saat ini belum jelas.

Bahkan para pemilik mobil itu terancam gigit jari usai mobilnya ditabrak oleh sopir biang kerok kecelakaan di Gerbang Tol Halim Utama.

Sesumbar akan membeli semua mobil yang ia tabrak, sopir biang kerok kecelakaan itu nyatanya hanya omong kosong belaka.

Jangankan untuk membeli sejumlah mobil yang ia tabrak, untuk makan sebelum kecelakaan saja ia kekurangan uang.

Sopir truk bernama Muhammad Isnen (18) itu mengaku siap tanggung jawab dengan membeli semua mobil yang ia tabrak.

"Saya tanggung jawab, saya beli semua itu," kata Isnen.

Pada kecelakaan di Gerbang Tol Halim Utama itu, total ada 9 kendaraan yang terlibat tabrakan beruntun.

Berikut ini mobil yang terlibat kecelakaan berserta dengan harganya :

  1. Hyunda Kona Rp 697 juta
  2. Toyota Yaris Rp 227,8 juta - Rp 345 juta
  3. Isuzu Traga Pikap Rp 190 juta - Rp 272 juta
  4. APV boks Rp 149,5 juta
  5. Xpander Rp 267,7 juta - Rp 345,6 juta
  6. Honda Brio RS Rp 159,7 juta - Rp 253,1 juta.

Sementara itu pemilik Isuzu Traga Pikap, Pradana mengatakan bahwa ia belum menerima ganti rugi sama sekali.

Jangankan membeli mobilnya, bahkan pembicaraan untuk perbaikan pun belum ada.

"Ngomong mau dibayar semua mobil yang rusak, kenyataannya apa.

Beli pake takjil. Mobil segitu banyaknya," tulis Pradana di kolom komentar postingannya.

Jangankan dibeli oleh sopir biang kerok kecelakaan, Pradana bahkan terancam gigit jari.

Sebab polisi mengatakan kalau omongan Isnen itu ngelantur.

Jawaban Ngeyel Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan di Tol Halim, Nantang Masuk Penjara : Saya Punya Bos
Jawaban Ngeyel Sopir Truk Biang Kerok Kecelakaan di Tol Halim, Nantang Masuk Penjara : Saya Punya Bos (Kompas.com/TikTok)

Apalagi hingga saat ini Isnen juga belum ditahan meski sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Kondisi keluarganya juga bukan orang berada.

Bahkan sebelum kecelakaan ia sempat cerita kekurangan uang untuk membeli makan di rest area.

"Tadi penyelidik menyampaikan komunikasi dengan anak ini, omongannya masih melantur," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan polisi telah melakukan pemanggilan terhadap keluarga Isnen.

Kedatangan keluarga yakni untuk menemani tersangka selama proses penyidikan demi kelancaran pemeriksaan.

"Kami sudah menghubungi keluarganya untuk mendampingi, karena anak perlu pendampingan," kata Latif.

Meski demikian, pelaku menolak kehadiran sang kakak. 

Isnen mengaku tidak ingin didampingi oleh kakaknya.

"Perilaku anak ini agak temperamental. Didampingi kakaknya tidak mau. Kami hubungi pihak keluarga, hanya kakaknya yang datang. Anak ini tidak diterima," jelas Latif.

Karena MI menolak kehadiran kakaknya, polisi bakal meminta bantuan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk pendampingan.

"Kalau dilihat pemeriksaan, tempramental ini anak. Dari KPAI juga akan kami mintai untuk bagaimana penanganan kasus ini agar segera terselesaikan," ujar Latif.

Meski terlihat tempramental, tes urine dan alkohol yang dilakukan terhadap MI menunjukkan hasil negatif

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved