Bukan di Papua, Ternyata Ada Kampung di Bogor Tanpa Listrik, Begini Cara Warganya Bertahan Hidup

Di Kabupaten Bogor yang notabene sebagai daerah penyangga ibu kota rupanya ada kampung terpencil sama seperti di Papua.

Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Kampung Cisadon, perkampungan terpencil tanpa aliran listrik PLN yang berlokasi di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BABAKANMADANG - Hidup tanpa listrik rupanya bukan hanya dirasakan warga yang tinggal di pelosok Papua.

Diwilayah Kampung Banda, Distrik Waris, Papua menjadi salah satu wilayah yang gelap tanpa listrik.

Hal itu terungkap usai Bobon Santoso seorang influencer yang dikenal dengan konten memasak porsi besar ini menunjukkan suasana malam yang nyaris tak ada penerangan.

Menurutnya, kawasan tersebut tak ada listrik sama sekali.

"Jadi bukan sehari cuma (menyala listrik) satu jam ya, tidak ada sama sekali," ujar Bobon Snatoso dilasir dari podcast Deddy Corbuzier.

Bukan hanya di Papua yang wilayahnya cukup jauh dari Ibu Kota Jakarta.

Di Kabupaten Bogor yang notabene sebagai daerah penyangga ibu kota rupanya ada kampung terpencil sama seperti di Papua.

Kampung Cisadon lokasinya bukan berada di ujung Papua, namun ternyata berada diwilayah Kabupaten Bogor.

Ada sekitar 25 kepala keluarga (KK) yang tinggal di Kampung Cisadon hingga sata ini.

Perkampungan terpencil yang berlokasi di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor ini rupanya belum terjamah oleh aliran listrik PLN.

Area perkampungan Cisadon, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Selasa (16/4/2024). (Muamarrudin Irfani)
Area perkampungan Cisadon, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Selasa (16/4/2024). (Muamarrudin Irfani) (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)

Meski berada di daerah penyangga ibu kota, namun warga yang tinggal di Kampung Cisadon ini belum merasakan aliran listrik PLN masuk ke wiayahnya.

Tak hanya itu, kondisi jalan di Kampung Cisadon ini juga sangat memprihatinkan.

Bukan jalan aspal atau beton yang mulus.

Namun, jalan di Kampung Cisadon ini masih bebatuan.

Andi, salah seorang warga Kampung Cisadon bercerita jika wilayahnya tak terang seperti kampung lain saat malam hari.

Warga baru merasakan adanya lampu penerangan pada tahun 2016.

Itupun, bukan aliran listrik PLN yang masuk ke kampung meraka.

Namun, pembangkit listrik tenaga turbin yang dibuat oleh warga untuk mengaliri listrik di rumah mereka.

Menurutnya, satu turbin yang aktif mampu menghasilkan tenaga listrik kurang lebih 300 Watt.

Daya tersebut hanya mampu menyalakan lampu kecil untuk penerangan di rumah warga.

"Masyarakat yang bikin ada sekitar lima turbin, satu rumah satu turbin karena engga kuat kalau satu turbin untuk semua rumah," kata dia.

Ia melanjutkan, tak seluruh warga di Kampungnya menggunakan listrik tenaga turbin.

Sehingga, saat malam hari ada yang masih menggunakan lilin atau lampu senter untuk penerangan.

"Jadi ada yang pake (turbin) ada yang engga, kalau yang engga itu paling pakai lampu senter tenaga baterai," ujarnya saat berbincang dengan TribunnewsBogor.com, Rabu (17/4/2024).

Bangunan rumah warga di Kampung Cisadon rata-rata rumah panggung yang terbuat dari kayu.

Dilokasi tersebut, hanya ada satu fasilitas umum yakni musolah untuk warga beribadah.

"Jalan parah, dari dulu rusak, malah dulu belum bisa masuk, mobil baru bisa sekitar 2017-an. Warga sih pengennya jalan bagus sama ada listrik aja," ucapnya.

Area perkampungan Cisadon, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Selasa (16/4/2024).
Area perkampungan Cisadon, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor, Selasa (16/4/2024). (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani)

Sementara itu, untuk fasilitas kesehatan warga harus menempuh perjalanan yang cukup jauh.

"Di sini engga ada (Puskesmas)," kata Andi membahkan.

Lalu bagaimana mereka bertahan hidup?

Akses bebatuan menjadi hal yang tak asing untuk warga Kampung Cisadon.

Jauh dari pasar, membuat warga Kampung Cisadon harus memutar otak agar bisa bertahan hidup.

"Kalu belanja jauh, ke Pasar Babakanmadang, itu bisa seminggu dua kali," katanya.

Menurut Andi, warga di Kampung Cisadon didominasi berprofesi sebagai petani kopi.

Mereka juga berkebun yang hasilnya digunakan untuk makan sehari-hari.

"Nanam pisang, singkong untuk makanan sehari-hari aja, tiap warga punya pohon masing-masing, kalau yang lain engga pada tumbuh," katanya.

Kini, ia hanya berharap adanya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Bogor agar bisa merasakan jalan mulus dan masuknya aliran listrik PLN seperti yang dirasakan oleh warga di Cibinong, Kabupaten Bogor.

(TribunnewsBogor.com/Muamaruddin Irfani/Huri)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved