Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

BIODATA Benjamin Netanyahu, PM Israel Ngotot Serang Rafah Palestina Meski Diwanti-wanti Joe Biden

Simak biodata Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri (PM) Israel yang ngotot serang Rafah, Palestina terlepas dari wanti-wanti Presiden AS Joe Biden.

Penulis: Tiara A. Rizki | Editor: Tiara A. Rizki
Net
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Simak biodata Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri (PM) Israel yang ngotot serang Rafah, Palestina terlepas dari wanti-wanti Presiden Amerika Serikat, Joe Biden.

Diketahui, eskalasi agresi militer Israel terhadap Palestina sudah berlangsung selama lebih dari 207 hari, sejak meletus pada 7 Oktober 2023 lalu.

Pada hari ke-200 serangan, jumlah korban tewas Palestina mencapai 42.510 orang, dengan 38.621 di antaranya merupakan warga sipil, dikutip dari reliefweb.int.

Terkini, ICC akan mengeluarkan surat penangkapan terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu.

Surat tersebut dirilis atas dugaan kejahatan perang di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Sementara itu, kala negosiasi tentang gencatan senjata dan pembebasan sandera dengan Hamas masih belum menemukan kesepakatan, Benjamin Netanyahu menegaskan Israel tetapkan akan melancarkan invasi ke Kota Rafah di Gaza selatan.

Hal ini dia sampaikan dalam pada pertemuan keluarga sandera.

Benjamin Netanyahu mengatakan dia tetap akan melakukan serangan “dengan atau tanpa” kesepakatan.

Padahal, sebelumnya juga sudah ada peringatan baru AS terhadap invasi Rafah kecuali warga sipil dilindungi dengan baik.

Dikutip dari BBC, Presiden AS Joe Biden sudah memperingatkan Benjamin Netanyahu lewat sambungan telepon pada Minggu (28/4/2024) lalu.

Menurut keterangan Gedung Putih, Joe Biden "menegaskan kembali posisinya yang jelas" mengenai Rafah.

Sebelumnya, Joe Biden sebelumnya menggambarkan invasi ke Rafah sebagai “garis merah” alias batas maksimum.

Pada Selasa (30/4/2024), Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan serangan terhadap Rafah akan menjadi “eskalasi yang tak tertahankan”, dan menyerukan “semua pihak yang memiliki pengaruh terhadap Israel untuk melakukan segala daya mereka untuk mencegahnya.”

Lebih dari separuh penduduk Gaza yang berjumlah 2,5 juta jiwa berada di Rafah.

Mereka mengungsi di sana untuk menghindari pertempuran di bagian lain wilayah tersebut.

Kondisi di kota yang sangat padat penduduk ini sangat buruk, dan para pengungsi mengeluhkan kekurangan makanan, air, dan obat-obatan.

Presiden Palestina yang berbasis di Tepi Barat, Mahmoud Abbas mengatakan, pada Senin (29/4/2024) bahwa invasi ke Rafah akan menjadi “bencana terbesar dalam sejarah rakyat Palestina.”

PM Israel Benjamin Netanyahu
PM Israel Benjamin Netanyahu (Net)

Baca juga: BIODATA Brigjen TNI Aulia Dwi Nasrullah yang Baru Saja Pecahkan Rekor Jenderal Termuda TNI AD

Baca juga: BIODATA Joko Pinurbo, Lurah Puisi yang Meninggal Dunia Sabtu, 27 April 2024, Simak Karyanya

Baca juga: BIODATA Ben-Gvir, Menteri Keamanan Israel yang Kecelakaan, Pernah Ribut dengan Bella Hadid

Sementara, sejumlah sumber Israel menyampaikan kepada kantor berita Reuters pada Senin lalu bahwa rencana untuk menyerang Rafah akan dibatalkan demi “masa tenang yang berkelanjutan” jika kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel tercapai.

Beberapa hari sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan kepada televisi Israel Channel 12 bahwa "jika ada kesepakatan, kami akan menghentikan operasi [Rafah]."

Namun pada Selasa kemarin, Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa perang akan terus berlanjut sampai Israel mencapai semua tujuannya di Rafah.

“Gagasan bahwa kita akan menghentikan perang sebelum mencapai semua tujuan adalah mustahil,” kata Benjamin Netanyahu, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

“Kami akan memasuki Rafah dan kami akan menghilangkan batalion Hamas di sana dengan atau tanpa kesepakatan, untuk mencapai kemenangan total,” sambungnya.

BIODATA Benjamin Netanyahu

Nama: Benjamin Netanyahu

Nama panggilan: Bibi

Tempat, tanggal lahir: Tel Aviv, Israel 21 Oktober 1949 (umur 74)

Partai politik: Likud

Nama istri:
- Dr. Miriam Weizmann
Fleur Cates
- Sara Ben-Artzi (saat ini)

Anak: 3

Almamater:
- Institut Teknologi Massachusetts (Massachusetts Institute of Technology)
- MIT Sloan School of Management

Baca juga: BIODATA Mooryati Soedibyo, Pendiri PT Mustika Ratu dan Yayasan Puteri Indonesia yang Wafat Hari Ini

Baca juga: BIODATA Zita Anjani, Putri Zulkifli Hasan yang Dihujat setelah Unggah Foto Minuman Merek Pro-Israel

Baca juga: BIODATA Ahmad Muhdlor Ali, Bupati Sidoarjo Jadi Tersangka Korupsi, Dulu Pernah Koar-koar Antikorupsi

Meski lahir di Tel Aviv, Benjamin Netanyahu dibesarkan di Yerusalem.

Lalu, ayahnya, Benzion Netanyahu, mendapat posisi sebagai profesor sejarawan Yahudi di Philadelphia, Amerika Serikat (AS).

Di negara itulah “Bibi” kecil menghabiskan sebagian besar masa remajanya.

Pada usia 18 tahun, dia kembali ke Israel. Dia menghabiskan lima tahun berikutnya di ketentaraan, sampai menjabat sebagai kapten di unit elite Pasukan Pertahanan Israel, Sayeret Matkal.

Sejumlah operasi militer pernah dijalaninya.

Mulai dari serangan di bandara Beirut pada 1968, serta yang paling populer dalam pasukan operasi khusus penyelamatan jet penumpang Sabena, yang dibajak di bandara Tel Aviv pada 1972.

Aksi penyelamatan tersebut dikenal dengan nama sandi "Operasi Isotop," yang dipimpin oleh calon pemimpin Israel saat itu, Ehud Barak.

Pada 1973, Netanyahu mengambil bagian dalam perang Timur Tengah.

Setelah menyelesaikan dinas militer tersebut, Netanyahu kembali ke AS.

Dia melanjutkan pendidikan hingga memperoleh gelar sarjana dan master di Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Pada 1976, dia sempat bekerja dengan Boston Consulting Group. Tapi kabar buruk datang dari tanah airnya.

Saudara laki-laki tertuanya, Jonathan, terbunuh saat mencoba membebaskan sandera dari pesawat Air France yang dibajak di Uganda.

Kematian saudaranya berdampak besar pada keluarga Benjamin Netanyahu.

Kakaknya juga menjadi sosok legendaris di Israel.

Benjamin Netanyahu setelah itu menetap di Israel dan mendirikan lembaga anti-terorisme untuk mengenang saudaranya.

Upaya kontra terorisme internasional ini ternyata turut membantu meluncurkan karir politiknya.

Hingga pada 1982, ia diutus menjadi wakil kepala misi Israel di Washington DC.

Sebagai orang yang fasih berbahasa Inggris dengan aksen Amerika yang khas, Benjamin Netanyahu menjadi wajah yang dikenal di televisi AS dan menjadi perwakilan yang efektif bagi Israel.

Setelah bertugas di kedutaan Israel di Washington DC (1982-1984), dia menjadi duta besar Israel untuk PBB (1984-1988).

Selama berada di PBB, dia berhasil memimpin kampanye untuk mendeklasifikasi arsip PBB tentang kejahatan perang Nazi.

Benjamin Netanyahu kemudian terpilih sebagai anggota Knesset (parlemen Israel) dari partai sayap kanan, Likud.

Dia menjabat sebagai wakil menteri untuk urusan luar negeri pada 1988.

Lima tahun kemudian, dia terpilih sebagai ketua partai Likud.

Posisi ini sekaligus mendorongnya naik ke kontestasi pemimpin tertinggi Israel sebagai calon perdana menteri.

Pada 1996, ia memenangkan Jabatan Perdana Menteri Israel.

Keberhasilan ini membawanya menjadi pemimpin termuda Israel, dan yang pertama lahir setelah negara itu didirikan pada 1948.

Benjamin Netanyahu sempat mengkritik keras perjanjian perdamaian Oslo 1993 antara Israel dan Palestina.

Tapi untuk memajukan proses perdamaian dengan Palestina, dia akhirnya menandatangani kesepakatan, yang menyerahkan lebih dari 80 persen dari Hebron ke kendali Otoritas Palestina.

Selain itu, Benjamin Netanyahu juga menyetujui penarikan lebih lanjut pasukan dari Tepi Barat yang diduduki Israel.

Kebijakan ini menimbulkan banyak pertentangan dari sayap kanan Israel.

Sementara di dalam negeri, dia memperluas privatisasi pemerintah, dan meliberalisasi mata uang, hingga mengurangi defisit “Negeri Zionis”.

Pada 1999, setelah mengadakan pemilu 17 bulan lebih awal dari seharusnya, Benjamin Netanyahu dikalahkan oleh pemimpin Partai Buruh Ehud Barak, mantan komandannya.

Setelah kekalahan itu, Benjamin Netanyahu mengundurkan diri sebagai pemimpin Likud dan digantikan oleh Ariel Sharon.

Namun, dia kembali masuk ke pemerintahan setelah Sharon terpilih sebagai perdana menteri pada 2001.

Kali ini, Benjamin Netanyahu menjabat sebagai menteri luar negeri dan kemudian sebagai menteri keuangan.

Pada 2005, dia mengundurkan diri sebagai protes atas penarikan Israel dari Jalur Gaza.

Pada 2009, Benjamin Netanyahu kembali memenangkan kepemimpinan di Partai Likud, dan terpilih sebagai perdana menteri untuk kedua kalinya.

Setelah itu, untuk pertama kalinya dia menyetujui pembekuan pembangunan selama 10 bulan di Tepi Barat.

Periode tersebut memungkinkan pembicaraan damai dengan Palestina.

Pemimpin Israel ini ketika itu menyerukan demiliterisasi Palestina, yang mengakui negara Yahudi.

Dalam pidatonya yang terkenal pada Juni 2009 di Universitas Bar-Ilan, dia berkata, "Saya mengatakan kepada Presiden Obama di Washington, jika kami (Israel) mendapatkan jaminan demiliterisasi (Palestina), dan jika Palestina mengakui Israel sebagai negara Yahudi, kami siap menyetujui perjanjian damai secara nyata."

Tetapi negosiasi gagal pada akhir 2010.

Dia kemudian memperkuat posisinya dengan menyatakan dalam wawancara radio pada 2019 bahwa "Negara Palestina tidak akan dibuat, tidak seperti yang dibicarakan orang. Itu tidak akan terjadi."

Diolah dari: BBC.com, reliefweb.int, Kompas.com

(TribunnewsBogor.com)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved