Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Dagangan Belum Habis, Pedagang Sapi Kurban di Bojonggede Bogor Rela Banting Harga

Pedagang sapi kurban di Jalan Tegar Beriman, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor mengaku rugi pada musim kurban tahun ini

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Naufal Fauzy
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Pedang sapi di Jalan Tegar Beriman, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor banting harga hingga 2 kali lipat, Senin (17/6/2024). ( 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOJONGGEDE - Pedagang sapi kurban di Jalan Tegar Beriman, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor mengaku rugi pada musim kurban Idul Adha 2024 ini.

Pasalnya sapi-sapi yang dijajakan di pinggir jalan itu belum terjual habis hingga pelaksanaan Idul Kurban berlangsung.

Seperti halnya Asikin (50), pedagang sapi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengaku mengalami penurunan penjualan pada Hari Raya Idul Adha 2024 ini.

Pada tahun ini, ia bersama 24 pedagang lainnya dari kampung yang sama membawa 130 ekor sapi jenis bima dan juga silangan.

Namun, sapi-sapi tersebut menyisakan 30 ekor yang belum dipinang oleh pelanggan pada hari-hari normal.

Di samping itu, Asikin juga mengaku keuntungan dari penjualan sapi pada tahun ini tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya.

"Tahun sebelumnya bawa 180 ekor. Biasanya keuntungan bisa sampai Rp6 juta, sekarang Rp2 juta, Rp3 juta," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Senin (17/6/2024).

Karena sapi-sapi yang belum terjual tersebut tidak bisa di bawa kembali ke Bima, maka ia dan pedagang lainnya harus memutar otak agar tetap bisa menghasilkan uang.

Satu-satunya hal yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan lelang atau banting harga agar sapi-sapi tersebut tetap terjual. 

"Orang beli itu murah harganya, mau Rp7 juta, Rp8 juta tetap kasih, daripada dibawa pulang lagi. Harga paling murah itu Rp14 sampai Rp15 juta jadi Rp6 juta, yang harga Rp22 juta sekarang jadi Rp10 juta," ungkapnya.

Akan hal tersebut, Asikin pun mengaku mengalami kerugian yang cukup besar dikarenakan tidak menutup biaya operasionalnya.

Dari satu sapi saja, kata dia, uang yang harus dikeluarkan minimal Rp 3 juta untuk biaya ekpedisi dan juga sewa kandang. 

"Rugi, belum biaya merawatnya selama setahun, pulang dari sini kita beli sapi lagi di Bima untuk dijual tahun depan," pungkasnya.

Dengan cara tersebut, sapi yang ada di kandangnya kini tak lagi tersisa satu ekor pun.

Namun, lelang harga biasanya dilakukan mulai H-1 Hari Raya Idul Adha.

"Sudah dua hari lelang, sekarang ini ada 10 ekor tapi itu sudah pesanan orang tinggal diangkut," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved