Tarik Minat Pembeli, Tukang Es Dawet di Ciampea Bogor Tampilkan Unsur Tradisional, Ini Ceritanya

Siapa yang tak kenal dengan es dawet? kuliner tradisional dengan cita rasa manis dan segar.

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Yudistira Wanne
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
Penjual es dawet di pinggir Jalan Raya Ciampea, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Senin (21/10/2024). (Muamarrudin Irfani) 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIAMPEA - Siapa yang tak kenal dengan es dawet? kuliner tradisional dengan cita rasa manis dan segar.

Es dawet cukup mudah ditemui disetiap sudut kota di berbagai wilayah di Indonesia yang biasanya cara penjual miuman ini menggunakan gerobak dorong atau pikul.

Namun ada yang berbeda dengan penjual es dawet yang berada di pinggir Jalan Raya Ciampea, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.

Dari kejauhan saja, perbedaan yang ada dari penjual es dawet tersebut sudah sangat terlihat jelas yaitu dari gerobaknya.

Gerobak penjual es dawet tersebut dimodifikasi dengan aksen kayu berkonsep tradisional dengan ornamen jawa yang kental.

Wadah untuk menyimpan cendol, cincau, gula, dan bahan es dawet lainnya disimpan dalam wadah berupa kendi atau gerabah dari tanah liat.

Kemudian mangkuk dan sendok untuk dihidangkan kepada pelanggan pun terbuat dari kayu kelapa.

Bahkan pedagang es dawetnya pun mengenakan pakaian adat jawa lengkap dengan blangkon di kepala.

Segar dan manis bisa kamu rasakan dari kuliner Bogor ini, kamu harus datang ke Es Dawet Siembah dan rasakan lezatnya santapan ini.
Segar dan manis rasanya kuliner Bogor ini, Es Dawet Simbah

Penjual es dawet dengan nama brand Es Dawet Siembah tersebut adalah Bayu, seorang pria berusia 33 tahun asal Gunung Kidul, Yogyakarta.

Ia mengatakan konsep tersebut dicetuskan oleh sang kakak dengan racikan cita rasa es dawet turun temurun dari orang tuanya.

"Kalau konsep aku ini pengennya yang beda, pokoknya yang engga pengen secara umum tuh sama gitu lho. Pengen beda aja, intinya poinnya itu aja," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Senin (21/10/2024).

Bayu mengungkapkan, untuk memodifikasi gerobak berbahan kayu mahoni dengan ornamen jawa kental itu menghabiskan biaya di atas Rp10 juta.

Namun dengan konsep tersebut yang bertujuan untuk menarik minat pelanggan itupun cukup seimbang.

Pasalnya, dengan modifikasi tersebut penjualannya mengalami peningkatan dibandingkan dengan gerobak konvensional pada umumnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved