Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Viral di Medsos

Tak Bisa Sekolah Lagi, Anak Polisi yang Ngaku Dianiaya Guru Supriyani Kena Mental, Curhat Ini ke Ibu

Pasca-kasusnya viral, D terduga korban yang mengaku dianiaya guru honorer Supriani juga sering bertanya ke ibunya soal nasibnya sampai kena mental.

Penulis: khairunnisa | Editor: Tsaniyah Faidah
kolase
Anak polisi Aipda Wibowo Hasyim yang mengaku dianiaya guru honorer Supriyani tak sekolah lagi, tanya ke ibu soal nasibnya. 

Namun rupanya terduga korban kadung curiga dengan nasibnya.

"Saya sempat sampaikan 'tanggal merah nak, libur'. Tapi dia buka HP 'tidak merah ibu di HP, kenapa saya tidak sekolah?'," ujar Fitriani Nur.

"Keputusan tidak sekolah itu semenjak ada surat dari Kecamatan Baito. Surat ini dikirim ke grup sekolah dan ditujukkan ke Polsek ke kantor-kantor. Kami kan merasa ada penolakan luar biasa dari PGRI kecamatan," akui Fitriani.

Baca juga: Senyum Istri Polisi Dengar Bantahan Guru Honorer Supriyani, Ungkit Peluk dan Tangis Saat Ngaku Mukul

Cerita terduga korban

Sementara itu, Aipda Wibowo Hasyim dan Fitriani Nur akhirnya buka suara soal kronologi dugaan penganiayaan yang dilakukan Supriyani kepada D.

Diakui Aipda Wibowo Hasyim, anaknya tidak pernah mengadu, tapi ia yang menemukan fakta.

"Saya bukan menerima informasi, anak ini tidak pernah memberikan informasi ke orang tuanya. Hanya di hari Jumat itu pada saat saya mau mandikan untuk berangkat sholat jumat, di situlah saya ketahui ada bekas luka di paha belakangnya. Pada saat saya dapat itu, luka satu garis lurus itu ada yang bagian ujung itu masih bengkak berair, saya duga kemungkinan besar itu bekas pukulan," ungkap Aipda Wibowo Hasyim.

Saat mendapati tubuh anaknya ada memar dan luka melepuh, Aipda Wibowo Hasyim dan istrinya pun tersentak.

Terlebih saat D menyebut peristiwa pilu yakni saat ia dianiaya guru Supriyani.

"Anak tidak pernah cerita sama sekali. Akhirnya setelah saya dapatkan itu, saya panggil ibunya, kata ibunya coba tanya anaknya, anakmu ini kena pukul orang," ujar Aipda Wibowo Hasyim.

"Kan waktu itu mandi, karena saya desak, dia (anak) hanya menangis, saya pakaikan baju, kan saya panggil mas 'sayang enggak sama ibu?'. (Kata korban) 'sayang ibu'. (Fitri tanya ke korban) 'Mas mau tidak kalau ibu sedih? coba ceritakan betul-betul kenapa luka di paha mas'. Anak sambil menangis bilang 'aku dipukul mamanya Alfa, bu Supri. Aku enggak selesai menulis. (Dipukul pakai apa?) 'pakai sapu'," kata Fitriani.

Tak lantas percaya, Fitriani sempat berkali-kali bertanya ke anaknya soal siapa yang menganiayanya.

"Dikonfirmasi mama yang lain, sama temannya, dia bertahan dengan nama itu (Supriyani). Terus saya tanya 'siapa teman-temanmu yang lihat (kejadian)'. Dia sebutkan beberapa nama (saksi)," akui Fitriani Nur.

"Anak saya sembunyikan memang, dia tidak sampaikan ke saya. Saya mandikan dia (Jumat sore setelah dugaan kekerasan), dia (korban) kesakitan 'ih jangan keras-keras bu'. Saya siram badannya, saya perhatikan ada bekas merah kehitaman, saya tanya 'kenapa ini'. Dia menghindar, dia sampaikan aku jatuh sama papa," sambungnya.

Pasca-kejadian tersebut, Fitriani mengaku tak langsung melaporkan guru Supriyani.

Pihak terduga korban dan pelaku beberapa kali menjalani mediasi.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved