Ramadhan 2025

Batas Waktu Puasa Qadha Bayar Utang Puasa Jelang Ramadhan 2025, Simak Penjelasannya Menurut Ulama

Sebab sebelum memasuki Ramadhan 2025, kaum muslimin yang memiliki utang puasa tahun lalu baiknya segera diqadha.

|
Penulis: tsaniyah faidah | Editor: Tsaniyah Faidah
Freepik
Batas waktu puasa qadha atau bayar utang puasa menjelang bulan Ramadhan 2025. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Menjelang Ramadhan 2025, umat Muslim mulai memperhatikan utang pausa yang belum dibayarkan.

Sebab sebelum memasuki Ramadhan 2025, kaum muslimin yang memiliki utang puasa tahun lalu baiknya segera diqadha.

Namun kapan sebenarnya batas waktu untuk qadha puasa?

Dalam laman Kemenag, ada dua pendapat ulama tentang batas waktu penggantian utang Ramadhan alias qadha.

Pendapat pertama, batas waktu qadha puasa Ramadhan adalah sampai puasa Ramadhan berikutnya tiba.

Pendapat tersebut diurai ulama Syafiiyah dan ulama Hanabilah.

Lalu pendapat kedua, yakni menurut ulama Hanafiyah, batas waktu qadha puasa Ramadhan adalah tidak ada batas waktunya.

Artinya, qadha puasa boleh dilakukan kapan saja, baik setelah tahun puasa Ramadhan yang ditinggalkan atau tahun-tahun selanjutnya.

Tentunya kecuali hari-hari raya seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan hari tasyrik 11, 12, 13 Zulhijjah.

Berikut adalah niat qadha puasa Ramadhan:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa bulan Ramadhan esok hari karena Allah swt.

Baca juga: Jelang Memasuki Bulan Ramadhan 2025, Simak Rukun hingga Syarat Wajib Puasa

Doa Nabi Jelang Ramadhan

Jelang Ramadhan, kaum muslimin dianjurkan membaca sederet doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Terkait doa tersebut, almarhum Syekh Ali Jaber sempat mengurai penjelasan.

Bahwa ada doa khusus yang dipanjatkan Nabi Muhammad SAW jelang bulan puasa tiap tahunnya.

Dari hadist At-Tirmidzi nomor 3.451, Rasulullah SAW rutin melantunkan doa ini jelang Ramadhan.

اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلامَةِ وَالإِسْلامِ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ

Allahumma ahillahu ‘alaina bil yumni wal imani was salamati wal islam. Rabbi wa rabbukallah.

Artinya: Ya Allah jadikanlah hilal (bulan) ini bagi kami dengan membawa keberkahan, keimanan, keselamatan, dan keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.

Adapun makna di dalam doa tersebut ada harapan Nabi Muhammad SAW tiap kali Ramadhan tiba.

"Rasulullah SAW membawa doa ini, memohon kepada Allah SWT dengan kedatangan bulan Ramadhan, membawa keberkahan, kenyamanan, kemakmuran untuk umat Islam. Rasulullah menyambut bulan Ramadhan dengan senang," ujar Syekh Ali Jaber.

Syekh Ali Jaber pun mengungkap bahwa Rasulullah sangat senang ketika bulan Ramadhan tiba.

"Rasulullah SAW menyambut bulan Ramadhan dengan senang hati mengapa? karena Rasulullah berharap menjadi orang yang bertakwa. Kalau Rasulullah mengharap dengan harapan yang tinggi, apalagi kita. Nabi Muhammad SAW yang sudah diampuni segala dosanya, yang sudah ditinggikan derajatnya, yang disayangi Allah SWT, tapi menyambut Ramadhan dengan senangnya luar biasa," kata Syekh Ali Jaber.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved