Terbongkar, Keturunan Kiai Ageng Besari Sebut Tak Ada Nama Gus Miftah di Silsilah Keluarga

Nama Miftah Maulana atau yang akrab disapa Gus Miftah, rupanya tidak ada dalam silsilah Kiai Hasan Besari.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase
Nama Miftah Maulana atau yang akrab disapa Gus Miftah, rupanya tidak ada dalam silsilah Kiai Hasan Besari. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM — Nama Miftah Maulana atau yang akrab disapa Gus Miftah, rupanya tidak ada dalam silsilah Kiai Hasan Besari.

Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi mengklaim, Miftah merupakan keturunan ulama besar Kiai Ageng Hasan Besari.

Sebelumnya asal usul nama Gus pada Miftah ramai dibicarakan di media sosial, karena nama Gus biasanya disandang oleh keluarga ulama di wilayah Jawa Timur.

Bahkan beredar isu bahwa Miftah bukan merupakan keturunan Kiai, melainkan pernah menjadi marbot masjid.

Namun hal itu kemudian dikonfirmasi oleh Ketua PBNU Bidang Keagamaan, Fahrur Rozi yang menjelaskan soal asal usul Gus Miftah.

Menurut Fahrur, Miftah adalah keturunan dari Syaikh Hasan Besari, ulama besar dari Ponorogo.

Untuk itu Miftah berhak menyandang gelar Gus.

“Dia keturunan ulama besar, Syaikh Hasan Besari Ponorogo,” kata Fahrur.

Ia juga mengatakan kalau Miftah adalah pengelola Pesantren Ora Aji di Yogyakarta.

Fahrur juga mengaku sudah pernah datang ke pesantren tersebut.

Sementara itu, keturunan atu Dzuriyyah ke-8 Kiai Hasan Besari, Raden Kunto Pramono mengungkap fakta lain.

Menurut Raden Kunto Pramono, tidak ada nama Miftah di silsilah keluarga besar Kiai Ageng Besari.

"Kalau dari Kiai Ageng Muhammad Ilyas, Ki Ageng Besari dari istri ke berapa, itu nanti akan ketemu, setelah saya cek yang namanya ini ini kok gak ada," katanya dikutip dari Metro TV, Sabtu (7/12/2024).

Untuk itu, sebagai keturuanan ke-8 Kiai Besari, dirinya masih meragukan kalau Miftah adalah keluarganya.

"Saya masih merasa ada keraguan. Sebetulnya kalaupun memang iya betul ada, Alhamdulillah saya juga akan bangga," kata dia lagi.

Sementara itu, Miftah enggan menjawab pertanyaan netizen soal sebutan Gus itu.

"Itu sudah selesai, gak usah dibahas," kata Miftah saat konferensi pers, Jumat (6/12/2024) kemarin.

Sementara itu, dikutip dari Wikipedia, Miftah merupakan anak dari M. Murodhi bin M. Boniran.

Ia merupakan keturunan Kiai Muhammad Ageng Besari, pendiri Pesantren Tegalsaridi Ponorogo.

Kiai Ageng Muhammad Besari, adalah seorang kiai, bangsawan, dan pendiri salah satu pesantren tertua di Nusantara, Pesantren Tegalsari atau disebutkan bernama Pesantren Gebang Tinatar.

Keberadaan pesantren ini berawal dari Kiai Ageng Muhammad Besari yang membangun pertapaan di hutan lebat yang membentang dari kaki Pegunungan Wilis sampai ke wilayah dataran Ponorogo.

Di sana ia hidup menyendiri dan mengabdikan diri pada Tuhan.

Tak lama, rekan seimannya datang untuk berguru padanya.

Jumlah pengikutnya berangsur-angsur bertambah dan berkembang. 

Pertapaan tersebut kemudian berubah menjadi sebuah desa bernama Tegalsari.[3]

Sekitar tahun 1742, Tegalsari diangkat sebagai desa perdikan oleh Pakubuwono II.

Kiai Ageng kemudian mendirikan sebuah masjid dan tempat tinggal.

Lambat laun, kompleks ini bertransformasi menjadi pesantren yang terkenal.

Kiai Ageng meninggal pada usia lanjut sekitar tahun 1773.

Namun, ada pula yang berpendapat ia meninggal pada tahun-tahun sebelumnya yaitu 1747 atau 1760.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved