Tunjuk Patrick Kluviert sebagai Pengganti Shin Tae-yong, Erick Thohir Jadi Guyonan Jurnalis Italia
Jurnalis olahraga asal Italia, Siavoush Fallahi, memberikan komentar mengenai ditunjuknya Patrick Kluivert menjadi pelatih Timnas Indonesia yang baru.
Penulis: Tiara A. Rizki | Editor: Tiara A. Rizki
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang jurnalis olahraga asal Italia, Siavoush Fallahi, memberikan komentar mengenai ditunjuknya Patrick Kluivert menjadi pelatih Tim Nasional Indonesia yang baru.
Di media sosial X (dulu Twitter), Siavoush Fallahi menertawakan keputusan Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang memilih eks pemain Belanda itu sebagai pengganti Shin Tae-yong.
Melalui akun @SiavoushF, jurnalis tersebut mengunggah ulang atau repost cuitan dari jurnalis sekaligus pakar transfer sepak bola Fabrizio Romano, Senin (6/1/2025) kemarin.
Dalam cuitannya, Siavoush Fallahi menulis, "What’s thohir doing ffs LOOOOL".
Jika diterjemahkan, artinya kurang lebih; "Demi apa, apa yang dilakukan [Erick] Thohir. Hahahahaa"
Komentar ini ditulis menanggapi cuitan Fabrizio Romano yang berbunyi:
"Patrick Kluivert set to sign as new Indonesia head coach, deal done. 2 years plus 2 years option, presentation to take place on January 12 in Indonesia. The goal is to reach the World Cup qualification."
(Patrick Kluivert akan menandatangani kontrak sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. Kesepakatan dicapai. Kontrak dua tahun, ditambah opsi perpanjangan dua tahun. Perkenalan akan dilakukan pada 12 Januari di Indonesia. Tujuannya adalah lolos kualifikasi Piala Dunia 2026)

Cuitan Siavoush Fallahi yang menertawakan Erick Thohir menyiratkan keterkejutannya atas keputusan tiba-tiba memecat Shin Tae-yong lalu menunjuk Patrick Kluivert, dan kemungkinan berkaitan dengan kontroversi juru taktik berusia 48 tahun tersebut.
Baca juga: Shin Tae-yong Dipecat dari Pelatih Timnas, Nasibnya Serupa dengan Eks Pelatih Bayern Munich
Baca juga: Ayahnya Dipecat dari Pelatih Timnas Indonesia, Anak Shin Tae-yong: Kalian Bakal Menyesalinya!
Patrick Stephan Kluivert merupakan striker legendaris asal Belanda.
Ia lahir di Amsterdam, Belanda pada 1 Juli 1976.
Semasa berkarir sebagai pemain sepak bola, ia pernah membela klub-klub besar, seperti Ajax Amsterdam (1994–1997), Barcelona (1998–2004), dan Newcastle United (2004-2005).
Saat di lapangan, ia dikenal memiliki teknik tinggi, kecerdasan bermain, dan insting gol yang tajam.
Setelah pensiun pada 2008, Patrick Kluivert memulai karir kepelatihannya.
- 2008–2010 AZ (asisten)
- 2010 Brisbane Roar (asisten)
- 2010–2011 NEC (asisten)
- 2011–2012 Jong Twente
- 2012–2014 Belanda (asisten)
- 2015–2016 Curaçao
- 2016 Ajax (youth)
- 2018–2019 Kamerun (asisten)
- 2021 Curaçao (interim)
- 2023 Adana Demirspor
Patrick Kluivert sempat menjadi asisten Louis van Gaal dengan Tim Nasional Belanda yang menempati posisi ketiga di Piala Dunia 2014 FIFA di Brasil.
Pada 2015, ia ditunjuk sebagai pelatih kepala Tim Nasional Curaçao untuk negara tersebut di kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018 dan kampanye kualifikasi Piala Karibia 2017.
Ia kemudian menjabat sebagai direktur olahraga untuk akademi Paris Saint-Germain (PSG) dan Barcelona, serta melatih tim Ajax A1 (U-19) dan membantu Clarence Seedorf untuk tim nasional Kamerun.
Terakhir, Patrick Kluivert menjadi pelatih tim kasta pertama Liga Turki Adana Demispor.
Namun, dia baru saja didepak pada Desember 2024 setelah baru bertugas selama enam bulan.
Di Adana Demispor, dia mencatatkan rekor yang kurang apik dengan delapan kemenangan, enam seri, dan enam kali kalah.
Saat ini, Patrick Kluivert berstatus tanpa klub sejak akhir 2024 lalu.
Baca juga: Shin Tae-yong 5 Tahun Dongkrak Ranking FIFA Timnas Indonesia, Anaknya Bocorkan Perlakuan PSSI
Baca juga: Isyarat Tangan Bung Towel Soal Pengganti Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, Tawarkan Kopi Pahit
Baca juga: Curhat Pilu 14 Pemain Timnas Indonesia Usai Shin Tae-yong Dipecat, Marselino dan Hubner Kena Mental
Deretan Kontroversi
Penunjukan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia juga diwarnai kabar kontroversi yang pernah menjerat namanya.
Nama Patrick Kluivert tak hanya mencuat karena pencapaiannya, tetapi juga dibayang-bayangi oleh sederet masalah:
Mulai dari masalah hukum, gaya hidup yang kerap mengundang kritik, hingga peran manajerialnya yang tak selalu berjalan mulus, Kluivert tetap menjadi figur yang tak pernah jauh dari perhatian media.
Dengan segala pengalaman dan kontroversi yang dimilikinya, banyak yang penasaran apakah Kluivert benar-benar akan membawa perubahan signifikan bagi Timnas Indonesia jika ia resmi menduduki kursi pelatih.
Rasisme di Sepak Bola
Di tengah kariernya yang penuh prestasi, Patrick Kluivert pernah menjadi korban rasisme dan menjadi sasaran ejekan rasis saat bermain di Liga Premier Inggris.
"Saat anda membawa bola, mereka biasanya membuat suara menyerupai monyet atau sejenisnya. Namun saya memilih untuk tidak menanggapinya. Meski begitu, hal itu tetaplah terdengar menyakitkan," ujar Kluivert kepada Goal.com.
Ia menyadari bahwa reaksi terhadap aksi rasisme justru bisa memberikan dampak yang lebih besar.
"Selama pemain tak bereaksi dan memberikan perhatian kepada pelaku rasisme, itu tak akan efektif," ujarnya.
Patrick Kluivert pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama memerangi rasialisme dalam sepak bola.
Baginya, hanya orang yang sangat bodoh, dengan pemikiran sempit dan hati yang keras, yang tega melakukan hal tersebut.
Baca juga: Unggahan Menyentuh Rizky Ridho Usai Shin Tae-yong Pergi dari Timnas Indonesia: Bukan Sekadar Pelatih
Baca juga: Respon La Grande Indonesia Usai Shin Tae-yong Dipecat dari Pelatih Timnas: Engkau yang Terbaik!
Kontroversi Kehidupan Pribadi
Patrick Kluivert pernah disorot karena sebuah insiden yang hampir menghancurkan kariernya pada tahun 1995.
Saat itu, ia yang masih berusia 19 tahun, menabrak mobil seorang sutradara teater Belanda, Martin Putnam, yang akhirnya meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut.
Patrick Kluivert mengemudikan mobil BMW M3 milik temannya dengan kecepatan 104 km/jam di zona perumahan yang seharusnya dibatasi hanya 50 km/jam.
Sehingga, terjadilah kecelakaan tragis itu.
"Satu menit saya menjadi idola publik, pahlawan sepak bola Belanda. Dan menit berikutnya mereka membantai saya karena apa yang telah saya lakukan," kata Patrick Kluivert mengenang kecaman yang datang setelah kejadian itu.
Meskipun tidak dijatuhi sanksi hukum, ia menerima kecaman keras dari masyarakat Belanda yang melihatnya sebagai pelaku kesalahan besar.
Dampak sosial yang ia terima sangat berat, sehingga Patrick Kluivert memutuskan untuk meninggalkan Ajax dan bergabung dengan AC Milan.
Utang Judi
Patrick Kluivert juga dikabarkan terlilit utang perjudian senilai satu juta euro atau setara Rp 16,7 miliar kepada geng kriminal.
Media Belanda, De Volkskrant, melaporkan, dokumen peradilan rahasia dan sumber anonim menuliskan bahwa Patrick Kluivert, pelatih tim cadangan klub Belanda FC Twente pada saat itu, memasang taruhan pada pertandingan tim utama pada tahun 2011 dan 2012.
Aktivitas tersebut tidak ilegal pada saat itu. Namun, Patrick Kluivert mengalami kerugian besar dan sejak itu, ia melunasi sebagian utangnya.
Geng kriminal tersebut terlibat dalam pengaturan pertandingan dan memberi tekanan besar pada Patrick Kluivert untuk membayar utangnya secara penuh.
Surat kabar De Volkskrant juga mengatakan para penyelidik tidak memiliki bukti bahwa mantan pemain tersebut terlibat dalam pengaturan skor ilegal.
Adapun pengacaranya mengatakan bahwa Patrick Kluivert hanyalah korban dalam kasus ini.
Tuduhan Pelecehan Seksual
Selain itu, Patrick Kluivert pun pernah dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang perempuan pada 1997.
Berdasarkan pengakuan korban, dia dilecehkan oleh empat pemuda yang salah satunya merupakan pesepak bola terkenal.
The Independent melaporkan, Patrick Kluivert adalah pesepak bola yang dimaksud.
(TribunnewsBogor.com/Tia)
Sebagian artikel ini diolah dari TribunTrends dan TribunJateng.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.