Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Curhat Mengejutkan Nanang Gimbal Usai Bunuh Sandy Permana, Titip Pesan Menyentuh Untuk Anak Istri

Pengakuan dosa Nanang Gimbal usai menghabisi nyawa aktor sinetron Mak Lampir, Sandy Permana. Nanang mengurai penyesalan untuk anak dan istri.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
kolase Youtube
Pengakuan dosa Nanang Gimbal usai menghabisi nyawa aktor sinetron Mak Lampir, Sandy Permana. Nanang mengurai penyesalan untuk anak dan istri. 

"Untuk istri saya, saya mohon maaf. Jaga diri baik-baik. Tolong jagain anak-anak, didik mereka yang baik," kata Nanang.

Tak kuasa menahan pilu, Nanang mengaku menyesal karena sudah nekat sehingga merugikan keluarga besarnya.

"Saya minta maaf banget, saya menyesal melakukan ini. Jadi ninggalin keluarga, ninggalin anak-anak," akui Nanang.

Baca juga: Terjawab Penyebab Nanang Gimbal Selalu Sinis ke Sandy Permana Aktor Mak Lampir, Berawal dari Hajatan

Dendam kesumat sejak 2019

Sebelumnya diwartakan, Nanang mengurai pengakuan mengejutkan soal dendamnya kepada korban selama enam tahun.

Di tahun 2019 lalu, Nanang dan Sandy sempat bertengkar lantaran masalah penebangan pohon.

Kala itu Sandy yang akan menggelar pesta pernikahan, tanpa izin menebang pohon di pekarangan rumah Nanang.

Hal itu memicu Nanang marah, namun tidak sampai cekcok.

"Tersangka (Nanang) tidak menegur korban, karena tersangka tahu korban sangat pemarah. Atas perbuatan korban, tersangka sakit hati dan menyimpan dendam terhadap korban," ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra.

Kemarahan yang dipendam Nanang itu akhirnya membuatnya tidak tahan lagi dengan sosok Sandy.

Di tahun 2020, Nanang akhirnya memutuskan pindah rumah ke blok berbeda yang masih satu kawasan dengan rumah lamanya.

Sebelumnya rumah Nanang dan Sandy bersebelahan.

Sejak itulah Nanang tak lagi sering bertemu Sandy.

Namun di tahun 2024 tepatnya bulan Oktober, Nanang kembali bertemu dengan Sandy di rapat RT.

Di momen itulah Nanang dan Sandy terlibat adu mulut gara-gara hal sepele.

"Tersangka menegur korban dengan kalimat 'gak usah teriak-teriak, biasa aja'. Namun korban memelototi tersangka dan berkata 'Lu bukan warga sini,gak usah ikut-ikutan'," pungkas Kombes Wira Satya Triputra.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved