Viral di Media Sosial

Ternyata Guru Viral Jalan Kaki 11 Km ke Sekolah Belum Sarjana, Kisah Hidupnya Bikin Kang Dedi Syok

Rekam jejak guru yang viral jalan kaki 11 km ke sekolah belakangan jadi sorotan. Dedi Mulyadi syok saat tahu Pak Empan ternyata belum sarjana.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
Youtube channel Kang Dedi Mulyadi
Rekam jejak guru yang viral jalan kaki 11 km ke sekolah belakangan jadi sorotan. Dedi Mulyadi syok saat tahu Pak Empan ternyata belum sarjana. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pak guru bernama Empan Supandi yang viral lantaran tiap hari jalan kaki sejauh 11 km demi bisa mengajar di sekolah akhirnya bertemu Dedi Mulyadi.

Akhirnya bisa bertemu sang Gubernur Jawa Barat terpilih, Empan Supandi pun mengurai cerita soal kehidupannya yang belakangan viral.

Mendengar kisah Empan Supandi yang tiap hari jalan kaki belasan kilometer ke sekolah, Dedi Mulyadi terkejut.

Sebab ada cerita hidup dari Empan Supandi yang tak diketahui banyak orang.

Diwartakan sebelumnya, Empan Supandi viral baru-baru ini lantaran pengorbanannya setiap hari jalan kaki sejauh 11 km demi mengajar di MTs Thoriqul Hidayah.

Pria asal Kampung Ciguha, Desa Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat itu rela naik turun bukit dan melewati hutan hingga sawah demi mencerdaskan anak bangsa.

14 tahun mengajar, Pak Empan cuma digaji Rp200 ribu per bulan.

Bahkan di tahun 2011 saat pertama kali mengajar, Pak Empan cuma dibayar Rp250 ribu per tahun.

Penasaran dengan sosok Empan Supandi, Dedi Mulyadi tersentak saat tahu pendidikan terakhir sang guru viral.

Ternyata Empan Supandi bukanlah lulusan sarjana.

"Bapak waktu itu lulusan apa?" tanya Dedi Mulyadi, dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Youtube-nya, Selasa (21/1/2025).

"Paket C," ungkap Empan Supandi.

"Kenapa bapak bikin paket C waktu itu?" tanya Dedi lagi.

"Karena kami ingin menambah wawasan. Bayar sampai Rp1 juta," jawab Pak Empan.

"Termasuk manusia langka bapak, paket C bayar," imbuh Dedi.

Berbekal ijazah Paket C, Empan Supandi pun diminta mengajar di Mts tersebut oleh pemilik yayasannya langsung.

Kala itu Empan diminta mengajar mata pelajaran olahraga.

"Awalnya ngajar olahraga," pungkas Empan.

"Bapak ngajar olahraga ngajarnya gimana?" tanya Kang Dedi.

"Ya mungkin secara lari-lari, yang penting anak sehat, ngajar lari, voli, main bola," imbuh Empan.

"Olahraga kan bukan hanya praktek, ada teorinya. Bapak bisa teori olahraga. Cara bapak mengajar gimana? kan bapak enggak pernah sekolah pendidikan," tanya Kang Dedi.

"Ya secara mengembangkan aja. Misalnya tentang olahraga apa, saya sampaikan, saya jelaskan (dari buku)," jawab Empan.

Setelah olahraga, Empan Supandi beralih mengajar mata pelajaran sejarah kebudayaan islam dan pendidikan kewarganegaraan.

Kemudian di tahun selanjutnya, Empan Supandi diminta mengajar mata pelajaran bahasa Inggris.

Mengetahui Pak Empan mengajar bahasa Inggris, Kang Dedi kembali tersentak.

Terlebih Empan mengurai caranya bisa berbahasa Inggris meski cuma lulusan setara SMA.

"Bapak ngajar bahasa inggris, bapak belajar bahasa inggris di mana?" tanya Kang Dedi.

"Dulu kan waktu kecil ada radio sw, suka ada bahasa Inggris, BBC London, Rusia, saya suka walaupun tidak paham," ujar Empan.

"Bapak hanya mengandalkan pengetahuan yang didengar dari radio, kan harus ada grammar?" tanya Kang Dedi.

"Dulu (pernah kerja bikin pupuk) kan ada perusahaan pupuk, dulu suka ada pelajar Australia, Korea. Saya selalu berlatih bahasa inggris dengan dia," ucap Empan.

"Kemudian bapak nekat belajar bahasa Inggris?" tanya Kang Dedi lagi.

"Saat itu awalnya ditolak (Pak Empan menolak), saya tidak S1, saya belum fasih, selama 3 bulan anak tidak belajar, saya kasihan juga," ungkap Empan.

"Daripada enggak ada bahasa inggris, bapak ngajar bahasa inggris," imbuh Kang Dedi.

Baca juga: Viral Kisah Guru Jalan Kaki 12 Km ke Sekolah Demi Mengajar, Nominal Gaji Empan Supandi Bikin Miris

Belasan tahun mengabdi jadi guru sukarela, Empan nyatanya menyimpan kisah hidup pilu.

Sejak tahun 2015, Empan mengaku sudah diceraikan oleh istrinya.

Alasan perceraian itu kata Empan karena sang istri tidak tahan dengan penghasilannya yang tak seberapa.

Meski tak lagi memiliki istri, Empan tetap bertanggung jawab mengurus dan menyekolahkan dua anaknya.

Mendengar cerita Empan soal keluarga, Kang Dedi ikut terenyuh.

Terlebih diakui Empan, ia punya pekerjaan sampingan demi membiaya hidup dua anaknya.

"Uang Rp200 ribu gimana cukup beli beras, beli ikan, bayar listrik?" tanya Kang Dedi.

"Kan ada sampingan. Saya kalau pulang sekolah dagang sayuran, dipikul pak, keliling, demi anak," akui Empan.

"Kadangkala kalau ada orang nyuruh borongan (tukang pikul)," sambungnya.

Terenyuh dengan kisah hidup dan perjuangan Empan Supandi demi menjadi guru, Dedi Mulyadi akhirnya memberikan bantuan.

Kang Dedi memberikan uang ratusan juta untuk pembangunan rumah Empan yang nyaris roboh.

"Rumahnya saya bangunkan, senilai Rp100 juta," kata Dedi Mulyadi.

"Alhamdulillah bapak," imbuh Empan.

"Tetap semangat, luar biasa bapak," pungkas Dedi.

Bukan cuma untuk rumah, Kang Dedi juga memberikan uang untuk modal Empan berjualan sayur.

"Saya kasih Rp5 juta untuk dagang sayur, perasaan cukup untuk dagang sayur," ujar Kang Dedi.

Baca berita lain TribunnewsBogor.com di Google News 

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved