Pagar Laut Tangerang dan SHM, Ketika Menteri ATR Benarkan Apa yang Dikatakan Nelayan Kholid
Barulah setelah viral, pagar laut tersebut jadi atensi nasional hingga dibongkar oleh TNI atas perintah Presiden RI Prabowo Subianto.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Apa yang disampaikan oleh nelayan Kholid tentang dugaan adanya SHM (sertifikat hak milik) di pagar laut Tangerang ternyata sesuai dengan pemerintah.
Adapun Kholid adalah nelayan yang saat ini tengah viral. Ia berasal dari Desa Kronjo, Kecamatan Pontang, Serang, Provinsi Banten.
Dia merupakan salah satu nelayan yang terdampak keberadaan pagar laut yang membentang di pesisir Pantai Kabupaten Tangerang, Banten hingga 30,16 kilometer panjangnya.
Ketika speak-up soal polemik pagar laut tersebut, salah satu hal yang disinggung oleh Kholid adalah dugaan adanya SHM di dalam petak-petaknya.
Mulanya, Kholid merasa curiga pagar laut Tangerang tersebut dibuat untuk dijual lagi.
"Ini kan ada tanah-tanah kalau dilihat dari atas, ini tambaknya, kemudian dibuat suratnya," ucap Kholid saat diwawancara di stasiun televisi swasta, TV One, Selasa (21/1/2025).
"Kalau sudah dibuat suratnya terus dijual, penampungnya siapa?" lanjutnya.
Selanjutnya, Kholid menyebut, proyek PIK 2 adalah dalang di balik pagar laut Tangerang yang dalam beberapa bulan terakhir ini telah merugikan para nelayan lokal.
"Masyarakat tahu (pembangunan pagar laut), artinya memang otomatis juga udah pernah ngobrol atas perintah siapa," kata Kholid.
"Kata pekerjanya disuruh PIK 2, proyek PIK 2. Kalau dianggap ini pagar misterius begitu rumitnya, sebenarnya lucu aja saya mah," paparnya.
Lalu, sang presenter TV One bertanya, siapa yang membuat pagar tersebut.
"Ini yang mengerjakan artinya warga juga, nelayan juga?" tanya presenter, Tiara.
Kholid pun menjawab, "Masyarakat yang dibayar, kuli. (Dibayar) Rp100 ribu per hari. Yang bisa melakukan ini, yang pasti ya orang yang banyak duit."
Ia pun memaparkan kecurigaannya, bahwa dalam area pagar laut tersebut sudah ada ratusan SHM yang diplot.
"Justru saya curiga, ini nanti disiapkan SHM, sudah ada 300 SHM. Ini ceritanya gimana?" resah Kholid.
Kata Menteri ATR/Kepala BPN
Kecurigaan Kholid soal area di dalam pagar laut Tangerang telah memiliki SHM ternyata benar adanya.
Belum lama ini, pemerintah mengakui bahwa sudah ada Hak Guna Bangunan (HGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) dari pagar laut tersebut.
Diungkap Menteri ATR Kepala BPN, Nusron Wahid, tercatat ada 263 bidang dalam bentuk SHGB yang terdiri dari 234 bidang atas nama beberapa perusahaan.
Tak hanya itu, ada juga SHM yang terbit di kawasan pagar laut dengan jumlah 17 bidang.
"Kami membenarkan ada sertifikat yang berseliweran di kawasan pagar laut sebagaimana yang muncul di banyak media sosial," kata Nusron Wahid, dilansir Kompas.com.
Terkait penemuan tersebut, Nusron Wahid menyebut pemerintah akan menindak tegas pihak-pihak yang terlibat dalam penerbitan SHM tersebut.

Baca juga: Tak Terima Pagar Laut 30 Km Disebut Hasil Swadaya, Susno Duadji Kompak dengan Nelayan Kholid: Botol!
Baca juga: Lumba-lumba Mati Tersangkut Pagar Laut di Bekasi, Dedi Mulyadi Geram, Butuh Bantuan Alat TNI AL
Baca juga: Tokoh-tokoh Besar di Balik Pagar Laut Tangerang, Ada Teman Said Didu: Padahal Dia Aktivis Juga
Bantah Klaim Inisiasi Nelayan
Dalam pemaparannya, Kholid juga membantah klaim yang menyebut bahwa pembangunan pagar laut tersebut atas inisiasi nelayan.
Belakangan memang beredar isu bahwa nelayan sengaja membangun pagar laut tersebut untuk mengatasi abrasi.
"Saya juga sempat berpikir tentang abrasi, ya enggak masuk pikiran juga, masak abrasi begini (pakai bambu)," kata Kholid.
"Kalau misalnya swadaya masyarakat, saya perkirakan ini lebih dari 5 juta bambu, (harga bambu) yang paling murah Rp15 ribu. Kalau ada 5 juta bambu, udah berapa miliar? Enggak masuk (akal), enggak ada," tegasnya.
Negara Tidak Berdaya
Kholid menekankan, mestinya pemerintah bergerak memberi sanksi jika sudah mengetahui siapa dalang di balik pagar laut Tangerang.
"Kalau sudah menjadi informasi, harusnya negara hadir dong. Buktinya, kenyataannya (tidak ditindak)," ungkap Kholid.
Kholid bersama nelayan lain juga menegaskan, mereka tidak hanya diam saja dalam menanggapi polemik pagar laut tersebut.
Sejak lima bulan lalu, mereka sudah melaporkan ke pemerintah.
"Ke DKP provinsi sudah, responsnya, 'Iya kami sudah tahu', sudah sidak. Ini adalah melanggar," ujar Kholid.
Namun, laporan mereka tak kunjung ditindaklanjuti.
Barulah setelah viral, pagar laut tersebut jadi atensi nasional hingga dibongkar oleh TNI atas perintah Presiden RI Prabowo Subianto.
Kholid menganggap, negara justru tak berdaya dalam menegakkan aturan pada dalang pagar laut Tangerang.
"Seperti negara sudah dicaplok korporasi, takut amat gitu. Sudah jelas ini pelanggaran, kok masih disegel-segel," katanya.
Tindakan ini berbeda jauh dengan kasus saat nelayan melakukan pelanggaran di laut.
"Namanya nelayan itu ya salah sedikit aja di laut, itu udah ditangkap. Ketika ini kaitannya dengan pemodal besar, lah ini kok seperti takut-takut. Cari apa lagi? Sudah jelas melanggar, tangkap, cabut," kata Kholid.
Ia bahkan menantang dalang pagar laut Tangerang karena tak mau diperbudak.
"Saya begini marah emosi, hampura ya. Saya tidak ingin dikelola korporasi. Kalau saya dikelola korporasi sampai kiamat kita akan miskin terus, modelnya ya begini, bikin miskin," paparnya.
"Kalau negara enggak berani ngelawan, saya yang akan ngelawan. Dan saya akan pimpin masyarakat Banten untuk melawan korporasi itu, sudah siap, saya nyatakan ini," tambah Kholid.
Baca juga: Teriak Emosi Saat Nyemplung Cabut Pagar Laut, Said Didu Bocorkan Harga Jual Laut di TKP, Fantastis!
Baca juga: Sempat Disorot, Harta Kekayaan AKBP Jazuli Dani Turun Drastis, dari Rp29,5 Miliar Jadi Rp3,5 Miliar
Baca juga: Viralkan Kematian Ibunya di Madinah Saat Umroh, Akun TikTok Ini Dilaporkan Pemilik Travel ke Polisi
Sering Kena Intimidasi
Keberanian Kholid untuk speak-up soal pagar laut Tangerang, rupanya bukan tanpa risiko.
Dia mengaku sering menerima intimidasi dan ancaman dari orang tak dikenal.
"Intimidasi mah sering, setiap syuting pasti ada yang telepon," katanya.
Dalam ancamannya, Kholid diminta untuk tak banyak bicara tentang pagar laut Tangerang.
"Udahlah jangan ngurusin hal itu, itu urusan orang gede, orang kecil enggak usah ikut-ikutan," kata Kholid menirukan ucapan orang yang diduga mengintimidasinya.
Bahkan ada yang sudah menyinggung anak dan istrinya.
"Kalau ancaman ke saya nomor telepon baru, 'Dengan siapa nih?'. 'Kamu enggak perlu kenal, kamu jangan macam-macam ngomong urusan pagar laut segala macam, urusan pengurugan tanah, kamu bisa bahaya kamu, kasihan anak istri kamu'," ungkap Kholid.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Pantas Nelayan Kholid Tak Takut Lawan Dalang Pagar Laut Walau Diancam, Menteri Akui Kebenaran Ucapan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.