Sanksi SMP Mardi Waluya untuk Pemain yang Pukul Pebasket SMPN 1 Kota Bogor, Ternyata Tidak Dipecat

Pihak SMP Mardi Waluya Cibinong angkat bicara terkait pemukulan yang dilakukan oleh siswanya dalam pertandingan basket di Kota Bogor.

|
Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Ardhi Sanjaya
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
KASUS PEMUKULAN PEBASKET BOGOR - Kepala SMP Mardi Waluya Cibinong, Kabupaten Bogor, Rina Astuti memberikan keterangan terkait pemukulan yang dilakukan oleh siswanya saat pertandingan basket di Kota Bogor, Senin (24/2/2025). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Pihak SMP Mardi Waluya Cibinong, Kabupaten Bogor angkat bicara terkait pemukulan yang dilakukan oleh siswanya dalam pertandingan basket di Kota Bogor.

Kepala SMP Mardi Waluya, Rina Astuti menyampaikan permohonan maafnya kepada pihak korban.

Ia mengatakan pihaknya tidak membenarkan tindakan peserta didiknya yang tidak menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas.

Pasalnya, kata dia, hal tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip dari lembaga pendidikan yang beralamat di wilayah Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.

"Kami sangat menyayangkan bahwa insiden ini terjadi di lingkungan yang seharusnya menjadi tempat untuk mengembangkan bakat dan karakter siswa dalam suasana yang positif," ujarnya kepada wartawan, Senin (24/2/2025).

Rina Astuti menututkan, pihaknya pun telah melakukan upaya-upaya untuk mencari jalan tengah dari insiden tersebut.

Ia mengatakan bahwa upaya yang dilakukan yaitu dengan melakukan pertemuan mediasi dan juga mendatangi kediaman korban.

Di samping itu, SMP Mardi Waluya pun telah memberikan sanksi kepada pelaku yang diketahui berinisial RCS.

Adapun sanksi yang diberikan yakni pelajar tersebut tidak dapat mengikuti mata pelajaran selama 30 hari karena mendapatkan skorsing.

Selama masa skorsing, siswa tersebut diwajibkan untuk mengikuti program pembinaan yang telah disusun oleh pihak sekolah yang meliputi pelatihan emosional, psikologis, dan pembinaan karakter untuk memastikan bahwa siswa yang bersangkutan dapat memperbaiki perilakunya.

"Kami menyadari bahwa tindakan yang telah terjadi harus mendapatkan sanksi yang tegas, agar bisa menjadi pembelajaran bagi siswa yang bersangkutan, dan juga untuk mencegah kejadian serupa di masa depan," katanya.

Selain itu, pelaku juga dikeluarkan dari tim basket dan tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler basket selama masih menjadi peserta didik SMP Mardi Waluya Cibinong.

SMP Mardi Waluya juga telah memberikan sanksi berupa pemberhentian pelatih basket SMN yang terlibat langsung dalam insiden tersebut per tanggal 21 Februari 2025. 

"Hal ini ditempuh karena kami percaya bahwa pelatih juga memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk mental dan perilaku siswa di luar maupun di dalam lapangan," katanya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved