Dipaksa Aborsi oleh Suami Sendiri, Istri Polisi Lapor ke Propam Polres Situbondo: Selingkuh dan KDRT

Seorang istri polisi melaporkan suaminya ke Propam Polres Situbondo atas dugaan melakukan kekerasan dan memaksanya melakukan aborsi anak kedua. 

Editor: Tiara A. Rizki
Pixabay/ninocare
ISTRI POLISI DIPAKSA ABORSI - Ilustrasi wanita korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Seorang istri polisi melaporkan suaminya ke Propam Polres Situbondo atas dugaan melakukan kekerasan dan memaksanya melakukan aborsi anak kedua.  

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Seorang istri polisi mengaku telah dipaksa untuk melakukan aborsi oleh suaminya sendiri, seorang polisi yang bertugas di Polres Situbondo.

Sang istri diketahui berinisial APP (23), sedangkan oknum polisi sekaligus suami APP berinisial DED (26).

APP pun melaporkan DED ke Propam Polres Situbondo atas dugaan melakukan kekerasan dan memaksanya melakukan aborsi anak kedua. 

Dalam pengakuannya, APP tak percaya alasan suaminya meminta dia melakukan aborsi.

Ia mengatakan, suaminya juga melakukan perselingkuhan.

APP yang tercatat sebagai warga Desa Wonoplitahan, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo, itu menyatakan, aksi kekerasan dilakukan di Kelurahan Patokan, Kecamatan Situbondo Kota sejak 2024.

Saat dihubungi wartawan, dia mengaku sering mendapatkan kekerasan dari DED sejak awal pernikahannya.

Aksi kekerasannya dilakukan di tangan, kaki, dan punggung korban.

"Dia (DED) saya laporkan KDRT dan perselingkuhan di Polres," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/3/2025).

Ilustrasi wanita korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Ilustrasi wanita korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). (Pixabay/ninocare)

Baca juga: Tambang Emas Ilegal di Bogor Makan 3 Korban Awal Tahun 2025, Sastra Winara Minta Warganya Diedukasi

Baca juga: 5 Kejanggalan Iptu Tomi Marbun Hilang 3 Bulan Saat Kejar KKB, Curhat Terakhir Korban Disorot Istri

Baca juga: Sudah Jabat Stafsus Menhan RI, Kok Deddy Corbuzier Belum Setor LHKPN?

Dia juga menjelaskan terkait pemaksaan aborsi yang dilakukan pelaku kepadanya.

APP mengaku dipaksa untuk meminum kapsul penggugur janin yang sebenarnya tidak ingin dilakukannya.

"Saya tidak mau menggugurkan janin saya, tetapi suami saya saat itu mendesak saya secara terus-menerus sehingga terpaksa saya minum," kata APP.

"Setelah minum, saya mengalami panas demam yang akhirnya menyebabkan keguguran. Saya sedih, sebenarnya sudah tidak berbentuk janin tetapi sudah berbentuk manusia," ucapnya.

Dugaan pemaksaan aborsi yang dilakukan DED kepada APP terjadi pada Maret 2024.

Sesudah melakukan aborsi, korban dibawa ke rumah sakit.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved