Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Pilu, Rizkil Watoni Akhiri Hidup Usai Disuruh Mengaku Mencuri, Sang Ayah: Mentalnya DIbunuh Aparat

Ayah Rizkil Watoni, Nasruddin, pun merasa begitu terpukul atas kejadian yang menimpa putranya yang juga menjadi tulang punggung keluarga. 

Editor: Tiara A. Rizki
Istimewa
SURAT DAMAI - Dalam foto: Nasruddin, ayah Rizkil Watoni menunjukkan surat perjanjian damai dalam kasus dugaan pencurian HP usai mediasi di Polsek Kayangan, Senin (18/3/2025). Namun, Rizkil Watoni memilih mengakhiri hidup karena diduga mendapat tekanan dari oknum kepolisian. 

Akhirnya muncul pernyataan dari anaknya, bahwa dia lebih baik mati atau dipenjara seumur hidup, daripada harus mengakui hal yang tidak dia lakukan.

"Seperti yang dia (Rizkil Watoni) katakan, dia lebih baik mati, dan benar ia meninggal," tutur Nasruddin, terharu.

Sosok Rizkil Watoni

Nasruddin menceritakan, Rizkil Watoni adalah sosok pemuda baik yang menjadi tulang punggung keluarga. Dia merupakan pemuda yang gigih dan berprestasi.

Setelah lulus SMA ia merantau menjadi Pekerja Migran untuk mencari biaya kuliah. Akhirnya dia mendapatkan beasiswa di salah satu kampus di Malang, Jawa Timur. 

Pada 2023, ia lulus menjadi ASN PPPK, menjadi staf teknis di Dinas PUPR Kabupaten Lombok Utara.  

Meski sudah menjadi ASN, untuk menopang beban hidup keluarga Rizkil Watoni juga berjualan es keliling setelah pulang dari kantornya. Di kampung, ia dikenal sebagai pemuda yang taat ibadah. 

Dengan kejadian ini, pihak keluarga merasa begitu terpukul dengan cara meninggal sang putra.

Kini, Nasruddin dan pihak keluarga berharap agar oknum polisi yang diduga menekan mental anaknya diberhentikan dari instansi kepolisian.

Begitu juga dengan pelaku yang memviralkan video isi CCTV di retail Alfamart tersebut agar dapat ditindak. 

"Harapan kami, kami bisa mendapatkan keadilan, oknum aparat yang kami duga menekan anak kami hingga depresi diberhentikan dari kepolisian, lalu yang viralin video itu ditangkap," tegas Nasruddin.

Penjelasan Polisi

Sementara itu, Kasubsi Humas Polres Lombok Utara Ipda Made Wiryawan yang dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa kericuhan di Polsek Kayangan.

Namun, dirinya belum mengetahui penyebab kejadian tersebut.  

Made Wiryawan belum memberi penjelasan terkait pemicu kemarahan warga sampai merusak kantor Polsek Kayangan. 

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved