Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Tanam 50 Ribu Pohon di Kawasan Puncak Bogor, Menhut : Jangan Panas-Panas Tahi Ayam

Penanaman bertujuan menghijaukan kembali ekosistem di kawasan Puncak Bogor yang sebelumnya beralih fungsi.

Penulis: Muamarrudin Irfani | Editor: Ardhi Sanjaya
TribunnewsBogor.com/Muamaruddin Irfani
TANAM POHON - Penanaman pohon di kawasan Puncak Bogor yang merupakan lahan milik PTPN 1 Regional 2 di wilayah Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Sabtu (22/3/2025). 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Muamarrudin Irfani

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA - Pemerintah melakukan penanaman ribuan bibit pohon di kawasan Puncak Bogor, Sabtu (22/3/2025).

Penanaman itu dilakukan di area yang merupakan resapan air dari daerah aliran Sungai Ciliwung di wilayah Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

Penanaman bertujuan menghijaukan kembali ekosistem di kawasan Puncak Bogor yang sebelumnya beralih fungsi.

Penanaman dilakukan pada dua lokasi yaitu di lahan milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 1 Regional 2 dan lahan eks wisata Hibisc Fantasy.

"Hari ini bibit yang udah disiapkan sebanyak 50.000 mungkin bisa mengcover sekitar 200-300 hektare. Insya Allah tadi kang gubernur udah bilang ke saya kita akan hijaukan terus," ujar Raja Juli Antoni, Sabtu (22/3/2025).

Raja Juli Antoni meminta kegiatan ini dapat terus berlanjut sehingga bukan hanya seremonial belaka.

Ia juga berharap dengan kembalinya lahan di hulu Sungai Ciliwung dapat menimalisir bencana alam di kemudian hari.

"Semua diharapkan terjaga, tinggal tidak hanya panas-panas tahi ayam rame hanya pas terjadi bencana. Tapi konsistensi penghijauan kembali DAS," katanya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan penanaman pohon merupakan suatu kewajiban.

Sebab, kata dia, pohon merupakan salah satu sumber kehidupan bagi mahluk hidup sehingga harus dijaga.

"Jawa Barat itu penganut ajaran ideologi pohon. Pohon itu sumber kehidupan, kata orang Sunda gunung kudu awian, lengkop kudu balongan, lebak kudu sawahan, intinya adalah seluruh areal ekosistem harus dijaga," katanya.

Di samping itu, Dedi Mulyadi mengatakan bencana banjir yanh terjadi pada awal Maret 2025 ini menjadi ajang untuk evaluasi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Ia pun menyebut bahwa bencana ini mengingatkan manusia agar bertaubat.

"Bahasa saya adalah taubat ekologi, artinya taubat hari ini kita sadarkan untuk kembali lagi berani melakukan tindakan tindakan yang besar, untuk membuka pori-pori tanah dari berbagai bangunan, beton. Ini bagian dari rangkaian kebijakan yang akan terus dilakukan," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved