Amalan Sunnah Nabi Muhammad SAW, Ini Keutamaan Menikah di Bulan Syawal
Simak keutamaan menikah di bulan Syawal, salah satu amalan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Simak keutamaan menikah di bulan Syawal, salah satu amalan sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
Dikutip dari laman Kemenag RI, menikah di bulan Syawal merupakan cara Nabi Muhammad SAW untuk menolak kepercayaan orang-orang zaman jahiliyah yang meyakini ada bulan-bulan sial untuk menikah.
Pada zaman jahiliyah, orang-orang menganggap Syawal adalah bulan yang harus dihindari untuk menikah karena dikhawatirkan akan membuat pernikahan itu bercerai.
Namun, Nabi Muhammad SAW menolak anggapan jahiliyah ini.
Bentuk penolakan Nabi Muhammad SAW terhadap keyakinan adanya bulan sial untuk menikah adalah menikahi dan menggauli Sayyidah ‘Aisyah RA pada bulan Syawal.
Oleh karena itu, salah satu keutamaan menikah di bulan Syawal adalah, menjadi amalan untuk mematahkan keyakinan yang dapat menjerumuskan seseorang pada kesyirikan.
Baca juga: Hukum Menggabungkan Puasa Syawal dan Puasa Senin Kamis, Lengkap dengan Bacaan Niat
Baca juga: Bolehkah Puasa Syawal Digabung dengan Puasa Qadha? Simak Penjelasan Buya Yahya
Baca juga: 5 Amalan Bulan Syawal yang Baik Dilakukan, Tak Hanya Menikah dan Puasa

Berikut ini adalah teks hadits yang menunjukkan Nabi Muhammad SAW menikahi Aisyah pada bulan Syawal:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ، وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ، فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي.... متفق عليه
Artinya, “Dari Aisyah RA ia berkata, ‘Rasulullah SAW menikahi aku pada bulan Syawal dan menggauliku (pertama kali juga, pent) pada bulan Syawal. Lalu manakah istri-istri beliau SAW yang lebih beruntung dan dekat di hatinya dibanding aku?’” (Muttafaq ‘Alaih).
Menurut Muhyiddin Syaraf An-Nawawi, hadits ini mengandung anjuran untuk menikahkan, menikah, atau berhubungan suami-istri pada bulan Syawal.
Dengan hadits ini pula para ulama dari kalangan madzhab Syafi’i menegaskan pandangan atas kesunahan hal tersebut.
Lebih lanjut, Muhyiddin Syaraf An-Nawawi menyatakan bahwa perkataan Sayyidah 'Aisyah RA di atas ditujukan untuk menyangkal kemakruhan menikah, menikahkan, atau berhubungan suami-istri di bulan Syawal, yang telah menjadi praktik pada masa jahiliyah dan menguasai pikiran sebagian orang awam pada saat itu.
فِيهِ اسْتِحْبَابُ التَّزْوِيجِ وَالتَّزَوُّجِ وَالدُّخُولِ فِي شَوَّالٍ، وَقَدْ نَصَّ أَصْحَابُنَا عَلَى اسْتِحْبَابِهِ، وَاسْتَدَّلُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ وَقَصَدَتْ عَائِشَةُ بِهَذَا الْكَلَامِ رُدَّ مَا كَانَتِ الْجَاهِلِيَّةُ عَلَيْهِ وَمَا يَتَخَيَّلُهُ بَعْضُ الْعَوَامِ اليَوْمَ مِنْ كَرَاهَةِ التَّزَوُّجِ وَالتَّزْوِيجِ وَالدُّخُولِ فِي شَوَّالٍ وَهَذَا بَاطِلٌ لَا أَصْلَ لَهُ وَهُوَ مِنْ آثَارِ الْجاَهِلِيَّةِ كَانُوا يَتَطَيَّرُونَ بِذَلِكَ لِمَا فِي اسْمِ شَوَّالٍ مِنَ الْاِشَالَةِ وَالرَّفْعِ
Artinya, “Hadits ini mengandung anjuran untuk menenikahkan, menikah, atau dukhul pada bulan Syawal sebagaimana pendapat yang ditegaskan oleh para ulama dari kalangan kami (madzhab Syafi’i). Mereka berargumen dengan hadits ini, Siti Aisyah RA dengan perkataan ini, bermaksud menyangkal apa telah dipraktikkan pada masa jahiliyah dan apa menguasai alam pikiran sebagian orang awam pada saat itu bahwa makruh menikah, menikahkan atau berhubungan suami istri di bulan Syawal. Padahal ini merupakan kebatilan yang tidak memiliki dasar dan pengaruh pandangan orang jahiliyah yang menganggap sial bulan tersebut karena kata Syawal yang diambil dari 'isyalah' dan 'raf̕’' (mengangkat),” (Lihat Muhyiddin Syaraf An Nawawi, Al-Minhaj Syarhu Shahihi Muslim bin al-Hajjaj, Beirut-Daru Ihya`it Turats Al-‘Arabi, cet ke-2, 1392 H, juz IX, halaman 209).
Berpijak dari penjelasan singkat ini, Syawal menurut para ulama dari kalangan madzhab Syafi’i merupakan waktu yang sangat dianjurkan untuk menikah.
Namun dalam konteks ini, mesti dipahami apabila memungkinkan menikah pada bulan tersebut.
Sumber: Kemenag RI
(TribunnewsBogor.com)
Curhat Ahmad Assegaf Akui Punya Sifat Buruk, Tasya Farasya Jujur Soal Perubahan Suami: Dia Capek |
![]() |
---|
Cinta Sejak Kecil, Inilah Kisah Asmara Tasya Farasya dan Ahmad Assegaf, Kini Diambang Perceraian |
![]() |
---|
Apa Arti Mimpi Menikah Menurut Primbon Jawa? Untuk Pria Jomblo Siap-siap Dapat Kabar Baik |
![]() |
---|
BOCOR Isi Gugatan Cerai Pratama Arhan, Ini 3 Alasan Arho Ingin Pisah dari Azizah Salsha: Tidak Nurut |
![]() |
---|
Masih Ingat Pria Viral Nikahi Gadis Ternyata Janda 3 Kali? Akhirnya Rodi Temukan Jodoh Sesungguhnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.