Profil Mahasiswi UGM yang Ditemukan Tewas di Parit Magetan, Anak Si Mata Wayang, Orang Tua Histeris

Duka menyelimuti keluarga mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang ditemukan tinggal jasad di sebuah parit di Magetan

|
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Naufal Fauzy
Kolase TribunJatim.com/Febrianto Ramadani, Twitter @merapi_uncover
PILU MAHASISWI UGM - Duka menyelimuti keluarga mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang ditemukan tinggal jasad di sebuah parit di Magetan, Sabtu (12/4/2025) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Duka menyelimuti keluarga mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang ditemukan tinggal jasad di sebuah parit di Magetan.

Korban yang diketahui bernama Sheila Amalia Christanti yang sempat hilang dan dicari keluarganya sejak jelang Lebaran 2025.

Orang tua yang menunggu kepulangan korban untuk merayakan libur Lebaran 2025 sempat melakukan pencarian hingga tiga pekan.

Namun nahas, setelah korban ditemukan, orang tua yang sudah lama menanti kepulangan korban di rumah seketika histeris.

Korban diduga meninggal karena kecelakaan saat perjalanan mudik hingga terperosok ke parit bersama sepeda motor yang dikendarainya.

Korban terjebak di dalam parit berhari-hari tanpa ada siapapun yang mengetahui dan yang menolongnya.

Sampai akhirnya korban meninggal dunia dan baru diketahui setelah jasad korban mengeluarkan bau menyengat pada 12 April 2025.

Tepatnya di sebuah parit Jalan Raya Sarangan - Cemorosewu, masuk Tikungan Lawu Green Forest, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.

Sosok Sheila Amalia Christanti

Dikutip dari TribunJatim.com, Sheila Amalia Christanti diketahui masih berusia 21 tahun.

Dia merupakan seorang mahasiswi Semester 4 jurusan sosial ekonomi Fakultas Pertanian UGM.

Sheila merupakan warga asal Desa Rejosari, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun.

Korban merupakan anak si mata wayang atau anak tunggal di keluarganya.

Sheila merupakan anak tunggal dari pasangan suami istri Suprapto dan Marianti.

Kakak Sepupu Almarhumah, Taufik Eka Nirawanto (41) mengatakan bahwa Sheila dikenal sebagai orang yang pendiam.

Gadis ini dikenal tidak banyak berbicara bahkan saat berkumpul bersama keluarga.

Taufik juga mengungkap kebiasaan Sheila ketika dia mudik atau pulang kampung.

“Kalau libur pendek biasanya Sheila naik kereta, dari Jogja turun Madiun dijemput sama ayahandanya," kata Taufik.

"Kemudian kalau dia libur panjang bawa sepeda motor, buat main sama teman temannya di Madiun,” sambung dia.

Hilang Kontak Sejak 25 Maret 2025

Taufik Eka Nirawanto mengatakan bahwa korban hilang kontak sejak 25 Maret 2025.

“Kami sempat menghubungi Sheila pada Selasa 25 Maret, pamitan mau pulang jam 11 siang. Siang masih terhubung kalau korban di Klaten, setelah itu sudah tidak ada kontak,” ujar Taufik, dikutip dari TribunJatim.com.

Merasa khawatir, keluarga berinisiatif langsung mencari keberadaan korban. 

Namun karena tak kunjung ketemu, lanjut Taufik, akhirnya melaporkan kejadian tersebut, ke pihak kepolisian di Klaten dan Yogyakarta. 

Setelah sekitar tiga pekan, akhirnya keluarga mendapat kabar.

“Kami dapat info dari kepolisian soal ditemukan korban Sabtu (12/4/2025) jam 17.00 WIB,” tuturnya.

Isak tangis mewarnai jalannya proses autopsi jenazah korban pada Sabtu (12/4/2025). 

Satu persatu anggota keluarga korban, begitu syok dan tak kuasa menahan tangis, setelah keluar dari Kamar Instalasi Pemulasaran Jenazah, RSUD Dr Sayidiman.

Kondisi Mengenaskan

Kapolsek Plaosan AKP Joko Yuhono mengatakan, usai dievakuasi dari tempat kejadian, AKP Joko mengakui sempat mengalami kendala, selama proses autopsi berlangsung.

“Kondisi korban sudah mengalami perubahan, dan nyaris tidak dapat dikenali sehingga dilakukan pemeriksaan lebih dalam,” terangnya.

Kendati demikian, korban yang sudah meninggal lebih dari 3 hari itu, akhirnya dapat dikenali oleh ayah kandungnya.

“Orang tua kandung mengenali jasad tersebut dari behel, yang dipakai pada gigi dan gelang di tangannya, termasuk baju,” pungkas AKP Joko.

Diduga Kecelakaan Tunggal

Kapolsek Plaosan AKP Joko Yuhono mengungkapkan, jenazah korban ditemukan di parit sedalam 77 centimeter, dan lebar 60 centimeter.

Kemudian tertutup sepeda motor matic hitam miliknya, bernomor polisi AE 3413 CA.

“Posisi jenazah masuk ke parit, kemudian di atasnya ada sepeda motor, jadi tidak nampak dari luar,” imbuhnya.

Soal penyebab kematian, AKP Joko menduga korban mengalami kecelakaan tunggal. 

Sebelum kejadian, korban mengendarai sepeda motor yang melaju dari arah Jawa Tengah.

“Ada bekas rem pada aspal, dan kendaraan juga keluar dari jalan raya. Bekas itu ditemukan mengarah ke TKP, lalu ditemukan mayat,” paparnya.

Ditambah lagi, kata AKP Joko, barang barang pribadi, khususnya helm, semua masih melekat di bagian tubuh korban.

“Bekas rem juga membuat jalan rusak. Kemungkinan korban sempat melakukan pengereman, ketika melalui jalan yang menurun,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved