UPAYA Pemain Sirkus OCI Taman Safari Indonesia Lolos dari Siksaan, Kabur Lewat Hutan Cisarua Bogor

Vivi, perempuan yang merupakan mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI), menceritakan momen dirinya sempat berupaya kabur dari penyiksaan.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
Kolase Youtube Forum Keadilan TV
KASUS PENYIKSAAN DI TAMAN SAFARI - Vivi (kiri berhijab putih) dan Butet (kanan), perempuan yang merupakan mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI), menceritakan momen dirinya sempat berupaya kabur dari penyiksaan. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Vivi Nurhidayah, perempuan yang merupakan mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI), menceritakan momen dirinya sempat berupaya kabur dari penyiksaan yang dialaminya.

Vivi bersama dengan para pemain sirkus lainnya mengungkap penyiksaan yang dialami saat beratraksi di berbagai tempat, termasuk di Taman Safari Indonesia.

Di hapadan Wakil Menteri HAM Mugiyanto, Fiti menceritakan pengalaman pahit yang dialaminya selama bertahun-tahun.

Mulai dari kekerasan fisik, eksploitasi, hingga perlakuan tak manusiawi.

Sejak lahir, Vivi dibesarkan di lingkungan sirkus dan ditempa sebagai pemain sejak kecil.

Ia dirawat oleh salah satu bos OCI saat baru lahir.

Vivi pun menjalani kehidupannya sebagai pemain sirkus sejak berusia dini.

Perempuan itu bahkan tidak mengetahui siapa orangtuanya.

Saat beranjak dewasa, Vivi baru tahu kalau ia adalah anak dari Butet, yang merupakan pemain sirkus di OCI juga.

Butet yang saat itu tetap dipaksa bermain sirkus meski tengah hamil terpaksa menyerahkan Vivi setelah melahirkan.

Ia dipisahkan dari anaknya dan tidak bisa menyusui.

Hal itu membuat Butet terpaksa menyerahkan Fiti untuk diasuh orang lain karena belum memiliki kehidupan layak.

Namun sang putri ternyata diasuh oleh bos OCI dan kembali bernasib sama seperti dirinya.

Hidup di lingkungan sirkus sejak kecil ternyata membuat Vivi tak betah.

Ia pun sempat kabur karena tidak tahan dengan sisksaan yang dialaminya.

"Saya sempat diseret dan dikurung di kandang macan, susah buang air besar," kata Vivi dikutip dari Kompas.com, Kamis (17/4/2025).

Rupanya Vivi sempat kabur saat bermain sirkus di Taman Safari Indonesia di Bogor.

Vivi mengaku saat itu dirinya kabur dan berhasil sampai ke Cisarua, Kabupaten Bogor.

"Saya nggak kuat, akhirnya saya kabur lewat hutan malam-malam, sampai ke Cisarua. Waktu itu sempat ditolong warga, tapi akhirnya saya ditemukan lagi," ungkapnya.

Setelah ditemukan lagi, nasib Vivi justru makin merana.

Baca juga: Sosok Pemain Sirkus Bernasib Pilu Disiksa hingga Dikurung di Kandang Macan, Kisah Hidupnya Miris

Sebab ia malah mendapat siksaan yang berkali-kali lebih kejam karena sempat berusaha kabur.

"Saya diseret, dibawa ke rumah, terus disetrum. Kelamin saya disetrum sampai saya lemas. Rambut saya ditarik, saya ngompol di tempat, lalu saya dipasung," katanya.

Kuasa hukum para korban, Muhammad Soleh, berharap pemerintah segera membentuk tim pencari fakta untuk mengusut tuntas dugaan eksploitasi dan kekerasan terhadap para pemain sirkus

Soleh meyakini masih banyak pemain sirkus yang mengalami nasib serupa dan masih berada di lingkungan Taman Safari Indonesia. 

“Sekarang, para korban harus didengar, dan masih banyak korban yang masih ada di Taman Safari. Itu harus diungkap. Mereka pasti punya orang tua, baik yang masih hidup ataupun sudah tidak,” kata Soleh.

Ia juga menyayangkan sikap pihak Taman Safari Indonesia yang menurutnya belum menunjukkan iktikad baik atau pengakuan atas dugaan pelanggaran HAM yang terjadi selama bertahun-tahun. 

“Sampai saat ini, Taman Safari Indonesia tidak mengakui kesalahan, seolah tidak ada pelanggaran dan kekejaman yang dilakukan. Menurut saya, ini jelas perlu ada keadilan,” kata Soleh.

Bantahan Taman Safari Indonesia

Manajemen Taman Safari Indonesia (TSI) buka suara terkait dugaan eksploitasi serta perlakuan tak manusiawi yang dialami oleh eks pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI).

Respons tersebut dikeluarkan setelah adanya audiensi yang berlangsung di Kementerian Hukum dan HAM yang turut menyebut nama TSI Group dalam konteks permasalahan yang melibatkan individu tertentu.

TSI Group sebagai perusahaan menegaskan bahwa tidak memiliki keterkaitan, hubungan bisnis, maupun keterlibatan hukum dengan eks pemain sirkus yang disebutkan dalam forum tersebut.

"Perlu kami sampaikan bahwa Taman Safari Indonesia Group adalah badan usaha berbadan hukum yang berdiri secara independen dan tidak terafiliasi dengan pihak yang dimaksud," ujar Head of Media and Digital TSI Group, Finky Santika Nh melalui keterangannya, Kamis (17/4/2025).

Dalam forum yang di dalamnya menyebutkan sejumlah nama, TSI Group menilai sebagai permasalahan yang bersifat pribadi dan tidak ada kaitannya secara kelembagaan.

TSI Group pun memahami jika itu adalah hak setiap individu untuk menyampaikan pengalaman pribadinya.

"Kami berharap agar nama dan reputasi TSI Group tidak disangkut pautkan dalam permasalahan yang bukan menjadi bagian dari tanggung jawab kami, terutama tanpa bukti yang jelas karena dapat berimplikasi kepada pertanggungjawaban hukum," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan TSI Group selalu berkomitmen untuk menjalankan kegiatan usaha dengan mengedepankan prinsip Good Corporate Governance (GCG), kepatuhan hukum, serta etika bisnis yang bertanggung jawab. 

Terlebih, kata dia, selama lebih dari 40 tahun TSI Group senantiasa mengutamakan konservasi, edukasi, dan pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia dan mancanegara.

"Kami mengajak masyarakat untuk bersikap bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di ruang digital dan tidak mudah terpengaruh oleh konten yang tidak memiliki dasar fakta maupun keterkaitan yang jelas," katanya.

Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6wK2t

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved