Cegah Nyeri Datang Lagi, Simak 6 Tips Sehat untuk Penderita Asam Urat, Termasuk Konsumsi Makanan Ini

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Bagi penderita asam urat, pasti sering tiba-tiba mengalami nyeri sendi dan bengkak yang membuat aktivitas sehari-hari terganggu. 

Tapi tenang, ada beberapa kebiasaan sehat yang bisa bantu kamu mengontrol kadar asam urat dan mencegah serangannya kambuh.

Berapa Sih Kadar Asam Urat yang Normal?

Kadar asam urat dalam darah berbeda antara pria dan wanita.

Menurut para ahli, berikut adalah batas normalnya:

- Wanita: 2,4 – 6,0 mg/dL

- Pria: 3,4 – 7,0 mg/dL

Jika kadar asam urat melebihi angka tersebut, kamu bisa mengalami kondisi yang disebut hiperurisemia, yang bisa memicu peradangan sendi atau batu ginjal.

Maka dari itu, penting untuk menjaga kadarnya tetap stabil.

Tips Sederhana untuk Menjaga Asam Urat Tetap Normal:

1. Batasi Makanan Tinggi Purin

Purin adalah senyawa yang diubah tubuh menjadi asam urat.

Makanan seperti jeroan, daging merah, seafood, dan makanan kaleng mengandung purin tinggi.

Boleh saja sesekali, tapi jangan berlebihan ya!

2. Perbanyak Minum Air Putih

Air membantu membuang kelebihan asam urat melalui urin.

Usahakan minum setidaknya 8 gelas air per hari agar ginjal tetap bekerja optimal.

3. Konsumsi Buah dan Sayur Segar

Beberapa buah seperti ceri, stroberi, dan jeruk memiliki kandungan antioksidan yang dapat menurunkan kadar asam urat dalam tubuh.

Sayur hijau juga bisa jadi teman baikmu!

4. Hindari Alkohol dan Minuman Manis

Minuman beralkohol, terutama bir, bisa meningkatkan produksi asam urat.

Begitu juga dengan minuman tinggi fruktosa seperti soda, mereka bisa memicu lonjakan kadar asam urat secara tiba-tiba.

5. Jaga Berat Badan Ideal

Berat badan berlebih bisa memperberat kerja ginjal dalam membuang asam urat.

Dengan pola makan sehat dan olahraga ringan secara rutin, kamu bisa menjaga kadar asam urat tetap stabil.

6. Rutin Periksa Kesehatan

Jangan menunggu nyeri menyerang.

Rutin periksa kadar asam urat ke dokter bisa bantu kamu tetap waspada dan mencegah komplikasi jangka panjang.

(Faradita Putri/Sekolah Vokasi IPB)