Imbas Karyawan Mabuk, Kinerja RSUD Kota Bogor Jadi Sorotan DPRD Kota Bogor

Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor Ence Setiawan tak memungkiri tentang dugaan praktik nepotisme di RSUD Kota Bogor.

|
Penulis: Sanjaya Ardhi | Editor: Ardhi Sanjaya
Ist
PEGAWAI RSUD KOTA BOGOR MABUK - Tingkah Karyawan RSUD Kota Bogor Mabuk Sampai Berdarah 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor jadi sorotan DPRD Kota Bogor imbas seorang mantan karyawan yang ketahuan mabuk.

Kejadian bermula saat mantan karyawan RSUD Kota Bogor, Abdul Aziz Zaelani, customer service yang mengalami kecelakaan di Jalan Manunggal, Bogor Barat, Kota Bogor pada Rabu (23/4/2025).

Dia mengalami kecelakaan karena mabuk.

Saat ditanya warga, Abdul Aziz mengaku sebagai keponakan Bima Arya yang menjadi karyawan karena bantuan Dirut RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir.

"Dokter Ilham boleh. Dokter Ilham dirutnya yang masukin saya. Bima Arya sepupu," katanya.

Terkait kejadian itu, Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor Ence Setiawan tak memungkiri tentang dugaan praktik nepotisme di RSUD Kota Bogor.

Walau begitu, meski karyawan titipan jika tidak mengikuti aturan tetap harus mendapat sanksi.

"Kalau memang titipan, kalau tidak disiplin keluarin saja. Gak usah takut titipan siapa," kata Ence pada TribunnewsBogor.com Rabu (30/4/2025).

Ia mengatakan mestinya karyawan titipan harus melewati proses dan tahapan seleksi seperti pelamar biasa.

"Jadi bisa bersaing secara profesional dari latar belakang medis atau non medis melalui tes. Jadi bisa bersaing," kata Ence Setiawan.

Hal senada disampaikan Ketua Program Studi Administrasi Publik FISIP Unida, Faisal Tri Ramdani.

"Dalam perspektif Administrasi Publik, fenomena seperti ini sangat memprihatinkan. Pelayanan publik, terlebih di sektor krusial seperti kesehatan, menuntut profesionalisme, akuntabilitas, dan integritas tinggi," katanya pada TribunnewsBogor.com.

Menurutnya jika proses rekrutmen atau penempatan karyawan didasari kedekatan, maka mempertaruhkan kualitas layanan serta kepercayaan masyarakat.

"Ketika proses rekrutmen dan penempatan pegawai didasarkan pada hubungan personal alih-alih kompetensi, maka yang dipertaruhkan bukan hanya kualitas layanan, tetapi juga kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara," katanya.

Praktik seperti itu katanya mencederai prinsip good goverment.

"Praktik semacam ini mencederai prinsip Good Governance dan bertentangan dengan semangat reformasi birokrasi yang sejak lama diupayakan dalam tata kelola pemerintahan. Sudah saatnya lembaga-lembaga publik menegakkan transparansi dalam setiap proses pengelolaan SDM dan menjadikan integritas sebagai fondasi utama dalam pelayanan kepada masyarakat," katanya.

Faisal Tri Ramdani berpendapat bidang pelayanan di RSUD Kota Bogor mestinya diberlakukan aturan ketat dalam penerimaan karyawan.

Baca juga: Tingkah Karyawan RSUD Kota Bogor Mabuk Sampai Berdarah, Ternyata Titipan Direktur Ilham Chaidir

"Dunia pelayanan publik, apalagi di bidang kesehatan, bukan ruang main-main. Ada aturan, ada prosedur, dan ada tanggung jawab besar yang melekat pada setiap posisi. Proses rekrutmen dibuat bukan sekadar formalitas, tapi untuk memastikan bahwa orang yang terpilih memang layak secara kompetensi dan berintegritas," kata Faisal.

Bila proses penerimaan karyawan justru sesuai dengan kedekatan pejabat, Faisal meragukan kualitas pelayanan di RSUD Kota Bogor.

"Kalau tahapan itu dilewati karena faktor kedekatan atau "siapa yang menitipkan", maka yang dikorbankan bukan hanya aturan, tapi juga kepercayaan publik. Dalam ilmu Administrasi Publik, praktik semacam ini adalah bentuk penyimpangan dari prinsip meritokrasi dan transparansi," katanya.

Baca juga: Rentetan Kasus Karyawan Nakal RSUD Kota Bogor, Suka Tenggak Miras Hingga Kecanduan Narkoba

"Dampaknya bisa panjang: dari moral pegawai yang merosot, sampai layanan ke masyarakat yang jadi taruhannya. Sudah saatnya kita kembali menempatkan etika dan prosedur sebagai dasar dalam membangun birokrasi yang profesional karena publik layak dilayani oleh orang-orang yang memang pantas, bukan yang sekadar “punya orang dalam”." kata Faisal.

Sementara Dirut RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir membantah melakukan praktik nepotisme.

Dia mengatakan pengakuan Aziz soal jadi karyawa lewat orang dalam adalah tidak benar.

"Tidak benar. Tidak ada (hubungan dengan Aziz)," kata Ilham saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com.(*_
 
Ikuti saluran Tribunnews Bogor di WhatsApp :

https://whatsapp.com/channel/0029VaGzALAEAKWCW0r6w

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved